Menulis Karya Ilmiah

Tips Menulis Karya Ilmiah Agar Cepat Selesai

Jika artikel sebelumnya sudah mengulas tentang unsur yang perlu diketahui sebelum menulis buku karya ilmiah. Maka, pada kesempatan kali ini kita akan membahas beberapa unsur dan ciri menulis karya ilmiah.

Unsur Menulis Karya Ilmiah

Pada dasarnya, setiap kali kita hendak menulis buku, tidak boleh sembarang menulis. Apalagi jika tulisan tersebut adalah karya ilmiah. Maka ada batasan dan aturan yang jelas. Nah, secara umum karya ilmiah dibagi menjadi tiga unsur sebagai berikut.

1. Ontologi Ilmu

Pernahkah Anda mendengar istilah ontologi ilmu? Jadi ontologi ilmu bisa diartikan sebagai objek yang menjadi substansi ilmu. Pada dasarnya, ontologi termasuk kajian filsafat, yang mengulas tuntas tentang kedudukan atau keberadaan sesuatu yang sifatnya konkrit. Ontologi mengulas fakta dan kebenarasan secara apa adannya. Karena sifatnya menggali data dan fakta, maka membutuhkan dasar pola berfikir demi menggali ilmu yang lebih dalam.

kata ilmu sendiri adalah informasi atau pengetahuan yang didapatkan tidak dengan gratis. Tetapi didapatkan dengan upaya dan metode. Salah satu diantarannya adalah melakuka penelitian ataupun melakukan observasi. Terkait penulisan karya ilmiah, penulisan yang menuntut penulis melakukan esensi ilmu pengetahuan itu.

Secara singkat, onologi ilmu dapat pula diartikan sebagai usaha intelektual dalam mendeskripsikan sifat umum dari apa yang telah ditemui di lapangan. Jadi, setiap kali Anda hendak menulis karya ilmiah, pastikan untuk memperhatikan ontology ilmunya terlebih dahulu.

Adapun aliran dalam ontologi, terdiri idealisme, realisme, pragmatisme dan islam. Jadi para kaum idealisme percaya bahwa apa yang tampak tidaklah seperti yang dilihat. Apa yang tampak hanya bayangannya saja, yang bagian kecil yang terpantul dari alam pikiran manusia. Terkait dengan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh indra, tidak akan abadi. SEbaliknya, jika pengetahuan tersebut dihasilkan dari esensinya.

Sedangkan orang realisme adalah aliran filsafat yang melihat bahwa kenyataan tidaklah terbatas. Dari segi ilmu pengetahuan, realisme mempercayai bahwa ilmu pengetahuan dapat diperoleh dengan cara observasi dan dapat dilakukan dengan cara pengembangan pemikiran.

Sedangkan untuk aliran pragmatisme berpandangan bahwa kebenaran adalah entitas yang sifatnya sistematis dan abstrak. Dari segi ilmu, pragmatisme percaya bahwa ilmu pengetahuan transendental harus diganti dengan dengan pengetahuan yang terbaru. kebenaran sebuah pengetahuan hanyalah sebuah perjalanan, bukan menjadi tujuan.

2. Epistemologi Ilmu

Epistemologi ilmu lebih fokus pada pendekatan-pendekatan, cara atau metode yang digunakan. Jadi, karya ilmiah epistemologi ilmu merupakan bagian terpenting dari ilmu pengatahuan yang mengulas keberadaan ilmu. Jadi, disinilah banyak pertanyaan yang mempertanyaakan tentang pengetahuan itu sendiri. Atau bahasa lebih akrab adalah rumusan masalah yang Anda tentukan, atau hipotesis yang Anda ajukan untuk menguji kebenaran.

Epistemologi ilmu lebih menonjolkan teori pengetahuan yang mencari asal usul, mencari metode, mencari struktur dan mencari validitas pengetahuan itu sendiri. Epistemologi sebenarnya sebagai inti sentral ilmmu pengetahuan, yang bisa memetakan dan dan dapat dijadikan parameter, karena dapat berperan untuk memfilter objek-objek ilmu pengetahuan.

Sebagai pengetahuan dasar, epistemologi keilmuan merupakan gabungan bagian dari berfikir rasional dengan berpikir secara empiris sekaligus sebagai upaya untuk menemukan jawaban. caranya pun bisa dengan melakukan penafsiran, aau bisa juga dengan melakukan berfikir rasional kemudian dibuktikan apakah benar demikian?  Jadi, epistemology ilmu karya ilmiah secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya untuk menguji atau mendapatkan jawaban atas hipotesis penulis.

3. Aksiologi Ilmu

Aksiologi memiliki tujuan dan manfaat. Kita tahu bahwa ilmu pengetahuan tidak akan pernah habis untuk dikaji. Bahkan, sebanyak apapun karya ilmiah yang kita tulis, hanya untuk menuliskan ilmu pengetahuan tidak akan pernah habis. Berkat ilmulah yang menentukan suatu negara itu akan menjadi negara berdigdaya atau sebaliknya.

Lalu pertanyaannya adalah, apa itu aksiologi? Menurut Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Padahal kita tahu, ada banyak sekali nilai yang dapat kita lakukan kajian semacam itu. Tahukah Anda jika ternyata aksiologi adalah cabang ilmu filsafat yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.

Secara garis besar, aksiologi ilmu memiliki nilai nilai ilmu yang sifatnya normatif. Normatif karena ilmu oksiologi adalah ilmu yang menjelasih kawasan simbolik, fisik material hingga kawasan sosial, yang lebih menekankan pada nilai. Ada banyak yang mengartikan tentangilmu satu ini, yang mengartikan bahwa aksiologi adalah nilai yang dapat digunakan sebagai tolak ukur kebenaran, sebagai etika sekaligus moral dasar normatif ketika dilakuka penelitian dan penggalian.

Aksiologi ilmu dalam karya ilmiah dapat dijadikan sebagai tolak ukur suatu gagasan yang berada pada objeknya. Perlu ditekankan bahwa bukan pada objek, melainkan pada subjeknya. Jadi, ketika menilai benar dan tidaknya, tidak langsung bergantung pada kebenaran dari sudut pandang individu, melainkan dari jalur objektivitas dari fakta. Apabila subjek menilai secara subjektif, maka itu pun dipengaruhi oleh internal subjeks terhadap ilmu yang dimilikinya. Apakah sudah ditaraf tingkat tinggi, atau kosakata ilmu tentang penilaian yang dinilai sudah ditaraf sedang-sedang saja.

Dari ketiga unsur di atas, dibagi menjadi tiga bagian. Yaitu bagian awal, bagian batang tubuh dan bagian akhir. Secara tidak langsung, karya ilmiah ditulis secara tersistematis dan terpola.

Ciri Karya ilmiah

Lantas, selain unsur di atas, apa saja sih ciri-ciri yang sangat melekat? Setidaknya ada beberapa ciri yang sangat melekat dalam karya ilmiah.

1. Reproduktif

Reproduktif, dikatakan reproduktif karena karya ilmiah dibuat dengan cara melakukan penelitian. Seorang penulis juga dituntut untuk bisa memaknai oleh pembaca sesuai dengan yang ingin disampaikan.

2. Jelas

Jelas, Tidak Ganda, jadi sebuah karya ilmiah memiliki ciri mengedukasi secara jelas, tidak berambigu dan tidak membingungkan pembaca. Sehingga dapat diterima oleh banyak kalangan.

3. Objektif

Objektif, maksudnya karya ilmiah ditulis secara objektif, tidak ditulis bawa perasaan. Penulis menuangkan data dan fakta secara objektif mungkin.

4. Menggunakan Bahasa Baku

Menggunakan bahasa baku adalah ciri yang paling utama ketika menulis karya ilmiah. Tujuannya jelas, agar bisa dibaca oleh seluruh Indonesia, maka menggunakan bahasa ibu dan bahasa baku.

5. Kaidah Keilmuan

Menggunakan Kaidah Keilmuan juga menjadi landasan dasar penulisan karya ilmiah. Karena orientasi penulisan ini adalah ilmiah, maka wajar jika kaidah karya ilmiah ini juga harus sesuai standar keilmiahan.

6. Kohesi

Memiliki kohesi, maksud dari kohesivitas adalah, karya ilmiah haruslah memiliki keterkaitan dan kesinambungan antar bab dan bagian.

7. Menggunakan Kalimat Efektif

Penggunaan kalimat lebih efektif. Ciri utama kalimat efektif ditulis singkat padat. Menggunakan struktur kalimat SPOK. Kalimat efektif meminimalisir terjadinya kalimat bertingkat. Kalimat-kalimat bertingkat dikurangi, karena dapat me nimbulkan penafsiran berbeda dari pihak pembaca.

Apakah Anda jadi tahu apa sih yang harus ada di dalam karya ilmiah? Semoga dengan ulasan ini menambah sudut pandang. Bahwa menulis  karya ilmiah itu tidak asal menulis. Ada proses yang panjang. Ada metode, ada unsur dan ada ciri-ciri penulisan secara teknis. Prisnipnya adalah buatlah karya ilmiah sesuai dengan tema at au ide yang Anda suka.

Menyukai ide karya ilmiah saja tidak cukup. Ada cara lain. Misal, memutuskan menggunakan metode yang pas digunakan untuk penelitian. Hal yang pasti, paling tidak Anda memiliki cukup bahan dan materi. Karena semakin banyak materi dan bahan, akan membantu Anda dalam mengembangkan dan Anda pun dapat menuliskan lebih mengalir dan isinya lebih kaya.

Artikel Terkait:

Jenis-Jenis Karya Ilmiah

Langkah-Langkah Menulis Karya Ilmiah

Contoh Karya Ilmiah yang Baik dan Benar

Cara Cek Plagiarisme Karya Ilmiah

Aturan Penulisan Karya Ilmiah


Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan daftar menjadi penulis atau Anda bisa langsung kirim naskah dengan mengikuti prosedur berikut pada situs kami.

Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang buku karya ilmiah, Anda dapat melihat artikel-artikel kami berikut:

Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS!

Kontributor: Novia Intan

deepublish

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

1 hari ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

1 hari ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

1 hari ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

1 hari ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

1 hari ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

2 hari ago