Daftar Isi
Perbedaan singkatan dan akronim. Singkatan dan akronim, keduanya terlihat sama padahal berbeda. Bahkan banyak orang masih banyak yang keliru dan tidak bisa membedakannya. Perbedaan singkatan dan akronim sebenarnya cukup mudah dikenali. Tapi memang perlu pemahaman dan pengetahuan yang benar agar kamu bisa menemukan perbedaannya.
Apa perbedaan singkatan dan akronim? Apa saja contoh singkatan dan contoh akronim? Anda akan memahaminya di artikel ini.
Biar paham perbedaan singkatan dan akronim, kamu bisa mulai dengan mempelajari pengertian akronim dan singkatan. Dari pengertian tersebut, kamu bakal menemukan perbedaan mendasar dari keduanya.
Akronim adalah bagian dari abreviasi, proses pemendekan kata yang diambil dari tiap kata maupun suku kata sehingga menjadi suatu kata yang bisa dibaca.
Menurut Kridalaksana, akronim merupakan kependekan yang berupa gabungan huruf, suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata. Bukan asal, penggabungan dan pelafalannya harus sesuai kaidah fonotaktik bersangkutan.
Fungsi akronim ada dua, yaitu sebagai penyingkat nama dan sebagai media humor. Dengan berlandaskan fakta kalau daya ingat manusia secara universal sangat terbatas, maka manusia berusaha mencari alternatif dalam mengingat sesuatu. Cara paling mudah dengan membuat kependekan. Akronim sebagai semboyan dan media humor
Selain itu, akronim juga memiliki fungsi sebagai media humor atau semboyan. Jadi akronim dipakai dalam bahasa sehari-hari dan pergaulan. Biasanya akronim sebagai media humor digunakan untuk mempererat hubungan sosial. Sementara akronim untuk semboyan lumrahnya dipakai oleh pemerintah kota.
Sebagai contoh, warga Kabupaten Kediri mempunyai semboyan Bersinar Terang yang berarti bersih, menarik, tertib, dan aman. Kota Jombang dengan semboyan sebagai Kota Beriman yakni bersih, indah, dan aman.
Sementara itu, singkatan adalah hasil dari pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf maupun yang tidak dieja.
Menurut Yosi Lida Arisanti, singkatan termasuk salah satu abrevasi juga. Hanya saja, singkatan tidak diperlakukan sebagai kata.
Berdasarkan penjelasan Kridalaksana, klasifikasi singkatan meliputi:
Singkatan ini diambil dari huruf pertama tiap kata. Contohnya H = Haji AA = Asia-Afrika RS = Rumah Sakit.
Sedangkan jenis singkatan yang kedua ini diambil dari pengekalan huruf pertama dengan pelesapan artikulasi kata. Contohnya, ABKJ= Akademi Bahasa dan Kebudayaan Jepang.
Singkatan ketiga ini mengkombinasikan huruf dan bilangan berulang. Misalnya 3D = Dilihat, Diraba, Diterawang, 3T: Tracing, Testing, Treatment.
Nah, kalau jenis angkatan ini diambil dari dua huruf pertama. Contohnya singkatan Ny = nyonya, Wa = Wakil.
Sementara itu singkatan ini diambil dari tiga huruf pertama, misalnya Okt = Oktober.
Berbeda dengan jenis singkatan sebelumnya, singkatan ini diambil dari empat huruf pertama. Contohnya Sekr = sekretaris, Sept = September.
Singkatan ini menggabungkan huruf pertama dan huruf terakhir. Misalnya singkatan Ir yang diambil dari huruf “i” dan “r” dari kata insinyur.
Kalau jenis singkatan ini diambil dari huruf pertama dan ketiga dari sebuah kata. Contohnya singkatan Gn = Gunung.
Singkatan ini cukup rumit. Untuk memahami susunanya, kamu bisa memperhatikan contoh ini: Kpt = Kapten. Jadi singkatan ini tersusun dari huruf pertama dan terakhir dari suku kata. Selain itu tersusun dari huruf pertama suku kata kedua.
Lalu apa perbedaan singkatan dan akronim? Perbedaan singkatan dan akronim terletak pada keserasian kombinasi huruf dan jumlah suku kata. Akronim memperhatikan keserasian huruf vokal dan konsonan sedangkan singkatan tidak. Akronim memiliki jumlah suku kata tidak lebih dari 3 suku kata atau jumlah suku kata yang biasa ada di KBBI. Sedangkan singkatan singkatan terdiri dari beberapa huruf dan tidak membentuk suku kata yang lazim dalam bahasa Indonesia.
Contoh singkatan “Sdr” berarti “saudara” sedangkan akronim “iptek” berarti “ilmu pengetahuan dan teknologi”.
Agar kamu semakin paham perbedaan singkatan dan akronim, ada beberapa contoh keduanya yang bisa diperhatikan. Sehingga kamu bisa melihat dengan jelas perbedaannya. Apalagi singkatan dan akronim memiliki beberapa jenis dan aturan penulisan masing-masing. Dikutip dari https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/singkatan-dan-akronim/.
Berikut adalah macam-macam singkatan contoh singkatan:
Contoh singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, dan pangkat, yang diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan:
Singkatan terdiri dari huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, atau lembaga lainnya. Singkatan ini harus ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh singkatan dari nama lembaga:
Baca Juga:
Singkatan terdiri atas huruf awal setiap kata tapi bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa titik.
Singkatan yang terdiri dari tiga huruf atau lebih dan diikuti dengan tanda titik. Contoh singkatan yang terdiri dari tiga atau lebih kata:
Kalau diperhatikan, kegiatan surat-menyurat pun tak luput dari singkatan. Umumnya singkatan terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik. Misalnya:
Tergolong singkatan, daftar di bawah ini adalah contoh singkatan berupa lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Contoh singkatan lambang kimia:
Baca Juga:
Berikut adalah macam-macam akronim beserta contohnya:
Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal dan setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh akronim nama diri:
Kemudian akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Contoh akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata:
Selanjutnya, ada akronim yang terdiri dari bukan nama diri. Jadi berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil. Contoh:
Nah itu dia perbedaan singkatan dan akronim beserta contoh-contohnya. Setelah ini, jangan sampai salah lagi, ya. Singkatan dan akronim itu berbeda. Keduanya pun memiliki ketentuan penulisan yang mengikat.
Jika kamu ingin lebih memahami tentang materi ini, kami mempunyai rekomendasi buku yang cocok :
Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.
Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.
Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.
Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:
Kontributor: Ana Widiawati (https://www.linkedin.com/in/ana-widiawati/)
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…
Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…
Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…
Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…
Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…