Daftar Isi
Membangun personal branding bagi dosen ternyata sangat penting di era digital seperti sekarang. Meskipun pada dasarnya personal branding sejak dulu sangat penting dibangun oleh kalangan akademisi, khususnya dosen karena memberi banyak manfaat.
Personal branding bagi kalangan milenial atau mungkin dosen muda yang baru saja menyelesaikan studi Magister, tentu tidak asing di telinga. Sebab istilah ini memang umum dibahas di berbagai media masa kini terutama di media sosial.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan personal branding dan kenapa hal ini perlu dibangun oleh seorang dosen? Pahami semuanya secara lengkap melalui informasi berikut ini.
Secara umum personal branding adalah sebuah proses membentuk, menarik dan memelihara persepsi masyarakat berkaitan dengan aspek-aspek yang dimiliki seseorang seperti keahlian, prestasi, kepribadian atau nilai-nilai yang dibangun secara sengaja maupun tidak sengaja.
Sehingga secara sederhana, personal branding adalah proses membangun citra positif di masyarakat. Baik itu berkenaan dengan prestasi di suatu bidang, keahlian di suatu bidang, maupun yang lainnya.
Citra positif ini akan memberi dampak positif, memberi inspirasi, dan sejenisnya kepada masyarakat sehingga sosoknya disukai. Jika sosoknya disukai maka akan semakin dikenal luas dan kemudian citra positif tersebut bisa dikenal lebih luas lagi.
Jika personal branding sudah terbentuk, maka ada banyak hal bisa dilakukan untuk mengoptimalkan manfaatnya. Misalnya pada seorang influencer, personal branding yang terbentuk akan mendatangkan followers di akun media sosialnya.
Jika jumlah followers sudah banyak maka influencer tersebut bisa melakukan kampanye maupun iklan. Entah itu kampanye mengajak pada kebaikan seperti ajakan untuk rajin beribadah, mematuhi program pemerintah tertentu, dan lain-lain.
Maupun untuk iklan atau mempromosikan sesuatu agar apa yang diiklankan dikenal para followers yang dimiliki dan kemudian tertarik untuk membelinya. Lalu, bagaimana dengan personal branding bagi dosen?
Personal branding dianjurkan untuk dibangun oleh kalangan akademisi, khususnya dosen. Tujuannya agar dosen semakin dikenal luas dan bukan hanya namanya saja dan profesinya sebagai dosen. Akan tetapi juga keterampilan dan prestasi akademiknya.
Dosen membutuhkan personal branding untuk berbagai alasan. Mulai dari mempromosikan kampus tempatnya mengabdi sebagai pendidik. Sampai hanya sekedar menyalurkan hobi yang suka berbagi ilmu pengetahuan, pengalaman, dan wawasan kepada banyak orang.
Sosok dosen yang bisa dikatakan sebagai kalangan cendekiawan, membuat apa yang disampaikan bisa dengan mudah didengar atau disimak masyarakat. Semakin banyak konten personal branding yang edukatif, inspiratif, dan bermanfaat maka semakin baik.
Personal branding yang dilakukan dosen kemudian menuntut dosen untuk memperkenalkan diri kepada publik. Media yang digunakan sangat beragam mulai dari blog pribadi, media sosial populer, rutin mengirimkan artikel populer ke media massa, aktif mengisi seminar, dan lain-lain.
Baca Juga:
10 Kerja Sampingan Dosen yang Paling Menguntungkan
12 Tipe Mengajar Dosen Masa Kini di Kampus, Valid kan?
10 Alasan Perlunya Dosen Menjalin Hubungan Baik dengan Mahasiswa
Personal branding bagi dosen memang sangat penting, karena ada banyak manfaat bisa didapatkan ketika berhasil melakukannya. Manfaat tersebut antara lain:
Melakukan personal branding membantu dosen untuk membangun kredibilitas di hadapan masyarakat luas. Sebab sudah memperkenalkan diri kepada publik dan mengumumkan berbagai prestasi maupun pemikirannya dalam berbagai hal.
Apa saja yang dibagikan kepada dosen baik dalam bentuk tulisan maupun yang lainnya akan mempresentasikan kualitas dosen itu sendiri. Sehingga semakin sering berbagi hal-hal positif akan meningkatkan kredibilitas dosen sebagai pendidik di perguruan tinggi.
Personal branding rupanya menjadi metode yang efektif untuk membangun kepercayaan diri bagi dosen. Sebab saat dosen membagikan konten positif maka sambutan masyarakat akan positif.
Dosen tentu akan lebih semangat berbagi konten positif lainnya. Sekaligus semakin semangat untuk mengeksplor kemampuan diri dalam menyajikan konten bermanfaat bagi masyarakat luas.
Personal branding bagi dosen akan ikut membangun branding akademik bagi kampus tempatnya mengajar. Sebab pada saat dosen memperkenalkan diri sebagai dosen kepada masyarakat. Sudah tentu akan mencantumkan institusi.
Apa saja yang dibagikan, dilakukan, dan sebagainya nantinya akan terhubung langsung dengan institusi atau kampus tempatnya mengabdi. Jika dosen bisa terus menjaga reputasi maka reputasi kampus ikut terjaga. Kampus semakin dikenal, punya banyak mahasiswa, dan bisa terus berkembang.
Personal branding yang dilakukan oleh dosen tidak hanya menjadi “wajah” bagi kampus, melainkan juga bagi dunia pendidikan tinggi nasional. Dosen yang mampu menjaga reputasinya akan ikut menjaga reputasi pendidikan Indonesia.
Baik di mata masyarakat Indonesia sendiri maupun di hadapan masyarakat internasional. Jika pendidikan Indonesia dikenal bagus, berkualitas, dan mumpuni. Maka akan ada banyak program kolaborasi dengan negara lain yang lebih maju.
Dosen dan profesi manapun dijamin memerlukan jaringan pertemanan yang luas agar semua urusan lebih mudah. Urusan ini tidak selalu berkaitan dengan kegiatan berbau nepotisme. Bahkan bisa hanya sekedar mendapatkan info berharga.
Apalagi jika info tersebut berkaitan dengan pengembangan karirnya sebagai dosen. Rupanya dengan melakukan personal branding, seorang dosen bisa dengan mudah memperluas jaringan. Semakin dikenal luas dan punya banyak relasi, bahkan dimana-mana.
Personal branding bagi dosen juga menjadi media untuk mendorong dosen terus mengembangkan diri. Sehingga bisa meningkatkan kemampuan dan keterampilannya di bidang keilmuan yang ditekuni.
Sebab saat personal branding dilakukan maka akan muncul keinginan untuk bisa terus berkembang. Kemudian membagikan hal-hal baru yang diraih kepada publik.
Harus diakui, dosen yang melakukan personal branding bisa mendapatkan pemasukan tambahan. Bisa karena memiliki lebih banyak prestasi akademik sehingga ada lebih banyak pemasukan dari berbagai program yang berhasil dimenangkan.
Kemudian bisa juga diminta menjadi narasumber seminar di berbagai kampus maupun workshop perusahaan manapun. Tentunya akan ada penghasilan dari kesediaan menjadi narasumber tersebut.
Baca Juga:
Menerbitkan Buku bagi Dosen : Dapat Poin Kredit Tinggi
Dosen Menulis Buku sebagai Bentuk Pengabdian kepada Masyarakat
Skema Perhitungan Angka Kredit Dosen Terbaru
Banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dari personal branding bagi dosen tentu menunjukan betapa pentingnya hal tersebut dibangun. Proses personal branding ada kalanya berlangsung lama sampai tahunan. Namun bisa juga dalam hitungan hari.
Apalagi di era digital seperti sekarang yang membuat segala sesuatu yang menarik dan bermanfaat besar berpotensi viral dalam hitungan detik. Selama dosen bisa memanfaatkannya dengan baik maka personal branding bisa terbangun dengan sempurna.
Lalu, apa saja yang perlu dilakukan dosen agar bisa sukses melakukan personal branding? Berikut beberapa kiatnya:
Kiat pertama dan yang utama dalam membangun personal branding adalah sukses berkarir di dunia pendidikan tinggi. Artinya, dosen harus serius menekuni profesinya dan mengembangka karir akademiknya. Jangan hanya asal disiplin pulang pergi ke kampus.
Kenapa? Sebab sejatinya, personal branding adalah proses memperkenalkan kelebihan dan prestasi yang dimiliki. Jika menambahkan profesi dosen saat melakukan personal branding. Apakah logis jika tidak punya prestasi akademik?
Maka, dosen harus serius dengan profesinya sebagai pendidik di Indonesia. Mulailah dengan memahami proses pengembangan karir dosen. Sehingga bisa segera memiliki NIDN, lolos serdos, punya jabatan fungsional, punya banyak publikasi, dan lain-lain.
Sehingga dengan melakukannya dosen sudah memiliki “senjata” untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat secara positif. Hal ini tentu butuh proses dan akan ada banyak batu sandungan. Apalagi dunia kampus tidak selalu mendukung karir dosen untuk berkembang pesat.
Masih berhubungan dengan personal branding bagi dosen di poin pertama, yakni sukses berkarir di dunia akademik. Sehingga kiat kedua adalah menorehkan banyak prestasi akademik.
Kesuksesan di dunia akademik bisa dibuktikan dengan jabatan fungsional maupun jabatan struktural yang diemban di kampus. Namun untuk lebih mudah menjadi dosen yang kredibel di mata masyarakat maka harus punya prestasi akademik.
Prestasi akademik ini contohnya sangat beragam, paling umum adalah terkait publikasi. Misalnya publikasi jurnal internasional yang terindeks di Scopus. Kemudian berhasil meraih program beasiswa bergengsi, baik di dalam maupun luar negeri.
Selain dari yang disebutkan, masih banyak lagi prestasi akademik yang bisa ditorehkan dan diupayakan para dosen. Semakin dini mulai menorehkan prestasi semakin mudah untuk memiliki segudang prestasi.
Personal branding akan lebih mudah dilakukan jika memanfaatkan teknologi informasi terkini, salah satunya media sosial. Dosen yang melakukan personal branding tentu sudah siap lahir batin dikenal oleh publik.
Maka silahkan membuat akun di media sosial, media sosial apapun yang sekiranya membuat dosen nyaman dan mudah menggunakannya. Sehingga bisa bertemu atau berkenalan dengan lebih banyak orang dari seluruh Indonesia bahkan dunia.
Sekaligus punya media untuk memperkenalkan diri sebagai dosen dari sebuah perguruan tinggi. Kemudian mencoba membagikan ide, inovasi, pemikiran, penilaian, dan termasuk mempublikasikan prestasi akademik yang ditorehkan.
Personal branding bagi dosen akan semakin mudah untuk sukses jika dosen memiliki sifat positif. Yakni sifat yang ramah dan terbuka kepada siapa saja. Jangan sampai membangun citra sebagai dosen yang galak atau killer. Kenapa?
Sebab mayoritas dosen di akun media sosialnya akan diikuti oleh mahasiswanya sendiri, baru disusul dosen lain, dan kemudian menjaring masyarakat luas. Jika dosen dikenal tidak ramah dan tidak enak dalam mengajar.
Maka mahasiswa enggan untuk mengikuti akunnya di media sosial. Hal ini bisa menunjukan dosen kurang terampil bersosialisasi di lingkungan kampusnya sendiri. Sehingga menghambat personal branding ke masyarakat luas.
Kiat berikutnya adalah aktif menulis, dimana jenis tulisan yang bisa dibuat dosen sangat beragam. Paling ringan namun paling mudah menyentuh masyarakat dari berbagai lapisan adalah artikel populer.
Yakni artikel berisi opini dosen tersebut terhadap suatu isu atau suatu hal menarik dan dipublikasikan di media massa. Misalnya di koran maupun majalah, baik versi cetak maupun versi digital.
Artikel populer bisa membantu memperkenalkan diri sebagai dosen dan opini-opininya yang cerdas terkait suatu isu yang hangat diperbincangkan. Tulisan jenis ini menggunakan bahasa umum sehingga bisa dibaca masyarakat luas.
Personal branding bagi dosen akan kurang sempurna jika belum menerbitkan buku. Ada baiknya dosen produktif dalam menerbitkan buku, karena buku juga termasuk bacaan yang ramah untuk semua kalangan.
Berbeda dengan artikel ilmiah yang hanya menyasar pembaca dari segmen masyarakat ilmiah saja, sehingga banyak kosakata ilmiah di dalamnya. Buku dibuat lebih umum dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami siapa saja.
Selain itu, buku yang terbit secara resmi biasanya akan menunjukan kredibilitas dan keahlian dosen di bidang keilmuannya. Sehingga sangat tepat untuk dilakukan agar kredibilitas sebagai dosen terbangun dengan sempurna.
Berikutnya adalah rutin melakukan kolaborasi, sehingga dosen perlu terbuka untuk memiliki kesediaan berkolaborasi dengan banyak pihak. Sebab kolaborasi akan membuat dosen bisa berada dimana saja dan terlibat dalam banyak proyek maupun program.
Tidak tertutup kemungkinan dosen kemudian masuk ke dalam program bergengsi yang dikenal di seluruh Indonesia bahkan dunia. Jadi, jangan menutup diri dan jangan takut untuk lebih sibuk dari sebelumnya.
Sebab dengan kesibukan super padat dan mampu memperkenalkan diri di banyak kegiatan, maka akan sukses melakukan personal branding. Adapun kolaborasi ini bisa dengan mahasiswa baik di kampus sendiri maupun kampus lain, bisa juga dengan lembaga, pemerintah, dan lain sebagainya.
Personal branding bagi dosen juga bisa dibangun dengan terus mengembangkan relasi. Semakin luas relasi yang dimiliki maka semakin menunjukan dosen dikenal lebih banyak orang. Hal ini secara langsung berhubungan dengan personal branding tadi.
Mengembangkan relasi pada dasarnya bisa dilakukan dengan kembali melakukan beberapa poin yang sudah dijelaskan. Misalnya mempublikasikan tulisan, sehingga dikenal lebih luas khususnya di kalangan dosen di Indonesia.
Kemudian aktif di media sosial, membuat dosen bisa bertemu dan bertegur sapa dengan mahasiswa maupun dosen lain, bahkan masyarakat luas dari berbagai kalangan. Relasi yang luas membuat dosen dikenal semakin luas juga.
Kiat selanjutnya adalah terus mengembangkan kemampuan dan keterampilan. Baik dengan mengikuti pendidikan formal atau melakukan studi lanjut, maupun mengikuti berbagai seminar, kursus, dan sejenisnya.
Hal ini penting agar dosen memiliki lebih banyak keterampilan dan prestasi, baik di satu bidang maupun di beberapa bidang. Sehingga bisa terus menunjukan kepada masyarakat kalau dosen yang bersangkutan terus berkembang.
Pengembangan diri juga berdampak baik pada segala sesuatu yang dibagikan kepada publik. Misalnya konten di Instagram, dimaa dengan semakin berkembangnya keterampilan maka dosen bisa membagikan konten yang lebih beragam setiap harinya.
Tidak kalah penting dalam proses personal branding bagi dosen adalah menjaga reputasi. Sebab membangu reputasi positif idealnya dilakukan sejak awal sampai akhir tutup usia.
Membangun reputasi positif diketahui membutuhkan waktu lama dan perjalanan yang terjal penuh kerikil. Namun untuk menghancurkannya, kadang tidak sampai sedetik.
Oleh sebab itu dosen harus selalu mawas diri dan menjunjung profesi dosen yang diemban. Sehingga terhindar dari keinginan dan godaan untuk berbuat hal-hal negatif.
Jika dilakukan tidak hanya merugikan dosen tersebut, tapi juga merugikan kampus tempatnya mengajar dan bahkan merugikan dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Contohnya, adanya isu yang menyebutkan seorang dosen melecehkan mahasiswanya.
Isu ini seperti bola api, entah fakta atau bukan namun jika terbukti fakta sudah tentu akan mencoreng nama baik dosen tersebut, kampusnya, dan nama baik pendidikan tinggi nasional.
Ada setidaknya sepuluh kiat yang perlu dilakukan agar dosen bisa membangun personal branding dengan tepat dan kemudian bisa dikatakan sukses. Jika personal branding sudah terbangun dengan baik maka kedepannya dosen akan memetik hasilnya.
Bahkan manfaat atau hasil personal branding bagi dosen bisa dirasakan pihak lain. Mulai dari pihak kampus tempatnya mengajar, pendidikan di Indonesia, dan masyarakat luas. Sebab dosen adalah wajah pendidikan Indonesia dan bisa membantu memperkenalkan kualitasnya kepada dunia.
Artikel Terkait:
Syarat dan Prosedur Pengajuan NIDN Dosen Perguruan Tinggi
Syarat Menjadi Dosen yang Harus Dipenuhi
Syarat-Syarat Sertifikasi Dosen yang Wajib Diketahui
10 Kegiatan Saat Puasa di Rumah Bagi Dosen
Mengenal Lebih dalam Seputar Dosen Luar Biasa
Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.
Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.
Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.
Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan E-Book Gratis yang bisa Anda dapatkan:
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…