Dasar Menulis

Kalimat Imperatif: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contoh Lengkap

Dalam bahasa Indonesia, ada berbagai jenis kalimat yang mana jenis-jenis kalimat tersebut disesuaikan berdasarkan sifatnya. Jenis kalimat juga dikelompokkan menjadi berbagai jenis kelompok yang digunakan berdasarkan fungsi dan keperluan masing-masing dari kalimat tersebut.

Salah satu jenis kalimat adalah kalimat imperatif. Kalimat imperatif ini secara sadar atau tidak sadar kerap kita temukan dalam percakapan sehari-hari. Biasanya, kalimat imperatif ini merupakan kalimat yang berisi anjuran, imbauan, larangan, keharusan, atau perintah untuk melaksanakan suatu perbuatan dari pembicara kepada pendengar.

Tapi, bagaimana pengertian kalimat imperatif, fungsi kalimat imperatif, ciri-ciri kalimat imperatif, jenis kalimat, dan contohnya akan dijelaskan secara terperinci di bawah ini.

Pengertian Kalimat Imperatif

Berdasarkan pengertiannya, kalimat imperatif berasal dari istilah imperatif yang memiliki arti yakni memerintah atau memberi komando. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kalimat imperatif adalah bersifat memerintah, memberi komando, mempunyai hak memberi komando, bersifat mengharuskan.

Artinya, kalimat imperatif merupakan kalimat yang memiliki maksud memerintah atau meminta dengan tujuan agar pendengar atau mitra tutur melakukan sesuatu yang diperintahkan oleh penutur atau pembicara. Sementara itu, kalimat tersebut juga bisa diartikan sebagai anjuran, imbauan, larangan, dan keharusan.

Sehingga biasanya, kalimat imperatif ini biasanya disebut sebagai jenis kalimat perintah. Kalimat tersebut jika diucapkan dalam bahasa lisan biasanya diucapkan dengan menggunakan intonasi tinggi atau cenderung keras dan bahkan kasar. Akan tetapi, ada beberapa kalimat yang juga disampaikan secara halus dan santun pada kondisi tertentu.

Jika ditulis dalam bahasa tulis, biasanya kalimat imperatif ini diakhiri menggunakan tanda baca perintah atau tanda seru (!) atau tanda baca lainnya yang sesuai dengan kalimat tersebut. Selain pengertian secara umum, beberapa ahli juga menuturkan pengertian kalimat imperatif.

1. Alwi (1998)

Menurut Alwi, kalimat imperatif merupakan kalimat yang digunakan sesuai dengan konteks memberi perintah terhadap sesuatu.

2. Yeni Mulyani (2004)

Sementara itu, Yeni Mulyani mengungkapkan bahwa kalimat imperatif adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk mengajukan permintaan, memberi perintah, atau memberi syarat pada lawan bicara.

3. Kridalaksana (2008)

Menurut Kridalaksana, kalimat imperatif adalah bentuk kalimat atau verba untuk mengungkapkan perintah atau keharusan atau larangan untuk melaksanakan suatu perbuatan.

4.  Alisjahbana (dalam Rahardi: 2005)

Alisjahbana mengungkapkan bahwa kalimat imperatif atau kata perintah sebagai ucapan yang isinya memerintah, memaksa, menyuruh, mengajak, meminta agar orang yang diperintah melakukan apa yang dimaksudkan dalam perintah itu.

5. Slamet Muljana (2005)

Kalimat imperatif atau kalimat suruh menggunakan penanda khusus kesantunan ‘mudah-mudahan, moga-moga, hendaklah, dan sudi kiranya’. Kalimat suruh yang demikian dapat dikatakan sebagai kalimat suruh harapan yang mengandung makna pragmatis sebuah harapan.

6. Rahardi (2005)

Rahadi menuturkan makna pragmatis dari imperatif adalah sebuah tuturan tidak selalu sejalan dengan wujud konstruksinya, melainkan ditentukan oleh konteks situasi tutur yang menyertai, melingkupi, dan melatarinya.

Sehingga jika disimpulkan, kalimat imperatif ini merupakan kalimat yang bertujuan untuk memerintah, memberi arahan, atau melarang yang bisa disampaikan baik secara lisan maupun secara tertulis.

Baca Juga:

Kesalahan Penggunaan Ejaan

Kesalahan Penggunaan Tanda Baca

Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif

Kesalahan Penggunaan Huruf Miring

Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital

Fungsi Kalimat Imperatif

Setelah memahami pengertian kalimat jenis imperatif, Anda juga harus mengetahui mengapa kalimat tersebut digunakan atau fungsinya. Pada dasarnya, fungsi dari kalimat imperatif adalah sebagai kalimat perintah, sama halnya seperti yang didefinisikan di dalam pengertian.

Akan tetapi, ada beberapa fungsi mengapa kalimat imperatif tersebut perlu digunakan. Berikut ini adalah beberapa fungsi mengapa kalimat tersebut digunakan dalam tutur kata atau komunikasi sehari-hari.

1. Memberi perintah

Kalimat imperatif berfungsi memberi perintah, dari penutur atau pembicara kepada mitra tutur atau pendengar, dengan tujuan agar mitra tutur atau pendengar melaksanakan perintah yang diminta oleh pemberi perintah atau pembicara.

Contoh dari kalimat imperatif dengan fungsi memberi perintah adalah sebagai berikut:

– Tolong ambilkan botol minum saya di atas meja kerja itu!

– Bersihkan meja makan yang sudah kamu pakai makan bersama teman-temanmu tadi!

2. Memberi komando

Fungsi selanjutnya adalah memberi komando. Tidak berbeda jauh dengan memberi perintah, memberi komando ini sama-sama memberi perintah kepada pendengar atau mitra tutur. Akan tetapi, ‘komando’ ini biasanya dilakukan oleh penutur atau pembicara yang memiliki pangkat lebih tinggi dan biasanya digunakan orang-orang bersenjata.

Contoh dari fungsi memberi komando adalah sebagai berikut:

– Serang musuh yang sudah mulai mendekat ke kapal!

– Tembakkan peluru ke arah selatan dan segeralah bersembunyi!

3. Memberi larangan

Fungsi selanjutnya dari kalimat imperatif adalah memberi larangan pada mitra tutur atau pendengar. Artinya, penutur atau pembicara tidak ingin pendengar atau mitra tuturnya melakukan suatu hal sehingga ia memberi larangan.

Berikut ini adalah contoh dari fungsi memberi larangan pada kalimat imperatif:

– Kalau sedang minum jangan sambil berdiri!

– Jendela itu jangan dibuka lebar-lebar ketika sedang angin kencang!

4. Memberi ajakan atau menawarkan ajakan

Fungsi kalimat imperatif lainnya yakni memberi ajakan atau menawarkan ajakan. Biasanya, kalimat dengan fungsi memberi ajakan ini bermaksud mengajak seseorang atau pendengar untuk melakukan suatu hal yang diinginkan oleh penutur atau pembicara.

Contoh kalimat bersifat imperatif yang berfungsi memberi ajakan atau menawarkan ajakan adalah sebagai berikut:

– Ayo, patuhi protokol kesehatan!

– Coba cicipi makanan yang sudah saya masak ini!

5. Memberi isyarat

Fungsi lainnya dari kalimat imperatif yakni memberi isyarat. Maksudnya, penutur atau pembicara memberi isyarat kepada pendengar atau mitra tutur untuk melakukan tanda atau kode yang ia berikan.

Contoh dari fungsi memberi isyarat adalah sebagai berikut:

– Kamu bisa pergi kalau pimpinan itu sudah selesai berbicara!

– Tidak usah malu, anggap saja kamu berkunjung ke rumah sendiri!

6. Memberi tuntutan

Selain itu, kalimat imperatif juga memiliki fungsi memberi tuntutan terhadap suatu hal. Hal ini biasanya dilakukan seorang penutur atau pembicara untuk menuntut suatu hal kepada pendengar atau kepada mitra tutur.

Berikut ini adalah contoh dari imperatif dengan fungsi memberi tuntutan:

– Kamu harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kamu lakukan!

– Kamu harus membayar lunas apa yang sudah kamu pinjam kepada dia!

7. Memberi pembiaran

Selain memberi perintah, kalimat tersebut juga bisa memiliki fungsi memberikan pembiaran atau mengucapkan ujaran atau kalimat yang dengan maksud meminta seseorang membiarkan orang lain melakukan suatu hal.

Contoh dari fungsi memberi pembiaran adalah:

– Biarkan dulu dia menenangkan dirinya sendiri!

– Biarkan dia pergi jika dia memang sudah tidak betah di sini!

Baca Juga:

Perbedaan Singkatan dan Akronim

Penggunaan Huruf Miring yang Baik dan Benar

Penggunaan Huruf Kapital yang Baik dan Benar

Penggunaan Kata Di yang Baik dan Benar

Ciri-Ciri Kalimat Imperatif

Untuk membedakan kalimat dengan sifat imperatif dengan jenis kalimat lainnya, maka kalimat tersebut memiliki karakteristik atau ciri-ciri tertentu sebagai pembeda. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa ciri-ciri kalimat imperatif yang membedakan kalimat tersebut dengan jenis kalimat lainnya.

1. Kalimat bersifat memaksa

Kalimat tersebut bersifat memaksa. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kalimat yang bersifat imperatif ini merupakan kalimat perintah. Artinya seseorang yang mengucapkan atau melontarkan kalimat imperatif ini ingin memaksa seseorang atau objek yang diperintahnya untuk melakukan hal yang diperintahkan.

Oleh sebab itu, kalimat tersebut memiliki karakteristik atau memiliki sifat yaitu memaksa pendengar atau mitra tuturnya supaya melakukan apa yang diperintahkan oleh penutur atau pembicara.

2. Kalimat memiliki intonasi yang tinggi

Kalimat tersebut juga memiliki karakteristik atau ciri yakni diucapkan dengan intonasi yang tinggi. Sudah hal yang wajar jika seseorang atau penutur atau pembicara memilih intonasi tinggi pada kalimat yang sifatnya memerintah atau menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu.

Mengapa berintonasi tinggi? Karena tujuan dari kalimat suruhan atau kalimat perintah itu adalah untuk menegaskan suatu perintah yang ia ucapkan atau ia ujarkan. Dengan demikian, pendengar atau mitra tutur dapat memahami maksud dan juga perintah dari pembicara atau penutur.

Meski demikian, ada beberapa kalimat perintah yang juga menggunakan intonasi yang datar atau bahkan rendah, tergantung bagaimana keperluan dan juga kepentingan dari penutur atau pembicara.

3. Kalimat diawali dengan predikat

Berbeda dengan struktur kalimat normal yakni dengan pola S – P – O – K, kalimat imperatif ini justru biasanya diawali dengan predikat. Mengapa demikian? Hal ini memang biasanya dilakukan pada kalimat tersebut yang mana mendahulukan penggunaan predikat, baru disusul dengan subjek.

Pola kalimat tersebut juga biasa disebut sebagai pola kalimat inversi. Pola kalimat inversi adalah pola yang memiliki pola susun terbalik dari pola normal (pola S-P) menjadi pola inversi (pola P-S). Kalimat inversi ini ditandai dengan kalimat yang predikatnya mendahului subjek.

4. Kalimat berakhiran -lah atau -kan

Ciri-ciri selanjutnya atau karakteristik selanjutnya dari kalimat imperatif adalah kalimat perintah tersebut biasanya menggunakan akhiran -lah atau akhiran -kan. Dua akhiran tersebut digunakan oleh penutur atau pembicara untuk memberi penegasan terhadap perintah.

Selain itu, akhiran -lah atau akhiran -kan juga bisa digunakan untuk memberi tekanan khusus terhadap kalimat yang diucapkan, dengan maksud agar pendengar atau mitra tutur mengetahui bahwa dirinya sedang diperintah.

5. Kalimat tulis biasanya diakhiri tanda baca seru (!)

Karakteristik atau ciri-ciri selanjutnya dari kalimat perintah yakni biasanya diakhiri menggunakan tanda perintah atau tanda baca seru (!). Hal ini berlaku pada kalimat perintah yang dalam kalimat tulis, sehingga pembaca mengetahui bahwa kalimat tersebut merupakan kalimat perintah.

6. Mengandung kata-kata tertentu

Terakhir, ciri atau karakteristik dari kalimat perintah adalah biasanya memiliki kata-kata tertentu sebagai penanda bahwa kalimat yang diucapkan atau diujarkannya merupakan kalimat perintah atau kalimat suruhan. Sehingga pasti ada kata-kata yang bernada suruhan atau perintah.

Kata-kata yang biasa digunakan dalam kalimat perintah misalnya: hendak, harap, ayo, coba, tolong, mari, mohon, dan lain sebagainya yang memiliki maksud atau tujuan memerintah seseorang.

Jenis Kalimat Imperatif

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa kalimat perintah tersebut memiliki tujuan memerintah atau meminta seseorang melakukan suatu hal yang diinginkan pembicara atau penutur. Tentu saja, kalimat imperatif tersebut memiliki jenis-jenis kalimat yang dibedakan berdasarkan fungsi dan juga tujuannya.

Setidaknya ada tujuh jenis kalimat imperatif yang sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari, jenis-jenisnya yaitu: (1) kalimat imperatif transitif, (2) kalimat imperatif intransitif, (3) kalimat imperatif halus, (4) kalimat imperatif permintaan, (5) kalimat imperatif ajakan atau harapan, (6) kalimat imperatif larangan, dan (7) kalimat imperatif pembiaran.

Di bawah ini adalah penjelasan dari berbagai jenis kalimat perintah tersebut.

1. Kalimat Imperatif Transitif

Kalimat perintah tersebut merupakan kalimat perintah yang memiliki predikat verba transitif. Biasanya, kalimat perintah transitif ini memiliki konstruksi yaitu kalimat deklaratif yang pasif. Selain itu, kalimat perintah transitif juga memiliki ciri di mana predikatnya membutuhkan objek atau pelengkap di dalam susunan kalimatnya.

2. Kalimat Imperatif Intransitif

Kalimat perintah intransitif atau kalimat perintah tak transitif ini dibentuk dari kalimat deklaratif intransitif yang memiliki predikat verba dasar, frasa adjektiva, dan juga frasa verbal yang memiliki prefisk ber-, meng-, atau frasa preposional.

Selain itu, kalimat perintah intransitif juga merupakan kalimat pernyataan yang memiliki ciri yakni susunan kalimatnya tidak lengkap. Atau biasanya tidak memiliki salah satu unsur pola, mungkin tidak memiliki subjek, mungkin tidak memiliki objek, atau bisa juga tidak memiliki pelengkap atau keterangan. Meski begitu, kalimat ini bisa berdiri sendiri.

3. Kalimat Imperatif Halus

Kalimat perintah halus ini merupakan bentuk kalimat yang biasanya menggunakan pemilihan kosakata yang lebih halus. Misalnya menggunakan kata tolong, silakan, coba, sudilah, kiranya, atau dan lain sebagainya.

4. Kalimat Imperatif Permintaan

Kalimat perintah permintaan memiliki ciri atau karakteristik yakni menggunakan kosakata yang memiliki atau mengandung makna meminta atau memohon seseorang untuk melakukan sesuatu hal yang diminta oleh pembicara atau penutur.

5. Kalimat Imperatif Ajakan dan Harapan

Jenis kalimat imperatif selanjutnya yakni jenis kalimat perintah ajakan atau harapan. Kalimat ini memiliki tujuan yakni mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu yang juga ingin dilakukan penutur atau pembicara. Atau harapan penutur atau pembicara terhadap seseorang agar mau mengikuti kemauannya, tanpa memberi paksaan.

Biasanya, kalimat tersebut terdapat kata-kata, misalnya: ayolah, hendaklah, marilah, sebaiknya, dan lain-lain.

6. Kalimat Imperatif Larangan

Jenis kalimat yang selanjutnya yakni larangan yang mana memiliki maksud untuk melarang pendengar atau mitra tutur untuk tidak melakukan suatu hal dan akhirnya dilarang oleh penutur atau pembicara. Biasanya kalimat ini berisi makna negatif di akhir kalimat yang menjadi risiko tertentu. Dan biasanya juga ditandai dengan kata “janganlah”.

7. Kalimat Imperatif Pembiaran

Terakhir merupakan kalimat yang  memiliki maksud pembiaran yang biasanya bersifat tidak melarang seseorang melakukan sesuatu, sebaliknya, atau mengandung makna membiarkan agar orang lain melakukan perbuatan atau aktivitas tertentu. Biasanya menggunakan kata “biarkanlah” atau “biarlah”.

21 Contoh Kalimat Imperatif

Setelah mengetahui berbagai hal mengenai kalimat yang bersifat imperatif, di bawah ini ada beberapa contoh kalimat imperatif yang bisa Anda jadikan contoh.

– Tolong kembalikan buku ini di meja pak guru!

– Jangan tutup pintu itu!

– Pergilah ke apotek dan belikan kakekmu obat!

– Dengarkan nasihat ibumu dengan baik!

– Mohon untuk tidak merokok di ruang rapat!

– Silakan pergi dari sini jika tidak berkenan hadir!

– Jangan buru-buru membeli barang itu, nanti kamu menyesal!

– Berlatihlah setiap hari agar semakin lihai!

– Jangan sampai saya melihat orang itu lagi!

– Bereskan pekerjaanmu sekarang juga!

– Biarkan orang itu tetap berdiri di depan pintu!

– Mohon tidak berisik karena mengganggu sidang!

– Sudilah kiranya, Anda hadir dan mengisi acara esok hari!

– Coba kamu angkat kursi di depan itu!

– Ayo makan dulu sebelum pergi!

– Datanglah lagi ke sini kapan pun kamu mau!

– Tenang!

– Jangan terlambat lagi!

– Mohon kepada para tamu undangan untuk segera mengisi daftar hadir!

– Jangan sampai ada sampah di tempat ini!

– Jangan bawa hewan piaraan ke sini!

Artikel Terkait:

Kalimat Opini: Pengertian, Ciri-Ciri, Perbedaan dan Contoh Lengkap

21 Contoh Kalimat Tidak Efektif dan Perbedaannya dengan Kalimat Efektif

Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif yang Sering Terjadi

Kalimat Efektif: Pengertian, Prinsip, Karakteristik, dan Contoh

Syarat Kalimat Efektif Beserta Ciri-Ciri dan Contohnya

Pengertian Kalimat, Unsur, dan Contoh SPOK nya

6 Ciri Kalimat Efektif yang Perlu Diperhatikan

110+ Contoh Kata Kerja Imperatif yang Baik dan Benar

100+ Contoh Nomina Lengkap dengan Klasifikasinya

Salmaa

sharing and optimazing

Recent Posts

Menulis Draft Buku dalam 6 Langkah Mudah

Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…

7 jam ago

7 Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Self Editing

Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…

7 jam ago

25 Pilihan Platform AI untuk Parafrase

Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…

7 jam ago

15 Pilihan AI untuk Membuat Mind Mapping

Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…

7 jam ago

13 AI untuk Cek Plagiarisme dengan Akurasi Tinggi

Kemajuan teknologi memberi kemudahan dalam mengecek plagiarisme. Salah satunya melalui teknologi AI untuk cek plagiarisme.…

7 jam ago

Cara Menentukan Indikator Penelitian

Melakukan kegiatan apapun tentu perlu dinilai untuk diketahui berhasil tidaknya mencapai tujuan dari kegiatan tersebut.…

7 jam ago