Pengertian Fabel, Ciri-Ciri, Unsur, dan Contoh Lengkap

pengertian fabel

Pengertian Fabel. Setiap orang pasti sudah pernah membaca fabel atau mendengar pengertian fabel. Masa kecil kita pasti sangat berwarna dengan adanya cerita fabel yang kita baca atau kita dengar. Pengertian fabel merupakan salah satu bentuk sastra rakyat yang bertahan lama dan tersebar secara lisan maupun melalui tulisan.

Fabel termasuk di dalam jenis dongeng dan ditemukan tidak hanya di Indonesia saja tetapi sudah menjadi berbagai literatur hampir di setiap negara dengan cerita sesuai dengan asalnya masing-masing.

Pengertian Fabel

Pengertian Fabel berasal dari bahasa Latin fabula yang aslinya memiliki arti sama dengan mitos di dalam bahasa Yunani. Pengertian fabel merupakan bentuk narasi yang menampilkan hewan yang berperilaku dan berbicara seperti seorang manusia. Di dalam pengertian fabel, kadang juga menyelipkan karakter minoritas berupa manusia atau tumbuh-tumbuhan.

Selain menceritakan tentang hewan, fabel biasanya memuat pelajaran moral dan sering dirumuskan di bagian akhir. Nilai pelajaran moral yang dimuat biasanya menggambarkan sifat-sifat jelek manusia melalui simbol-simbol binatang dengan tujuan agar pembaca menghindari sifat buruk tersebut.

Tak hanya penggambaran sifat buruk, pengertian fabel juga biasanya diperankan oleh tokoh binatang yang bersifat jujur, sopan, pintar, dan senang bersahabat, serta senang melakukan perbuatan terpuji. Akhirnya, pengertian fabel ini tidak hanya ditujukan untuk anak-anak tetapi juga untuk orang dewasa.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang dan berisi mengenai pendidikan moral dan budi pekerti. Sedangkan menurut Kamus Oxford, pengertian fabel adalah cerita pendek, binatang menjadi tokohnya untuk menyampaikan moral.

Sehingga pengertian fabel adalah sebuah cerita fiksi yang berupa dongeng dan menceritakan atau menggambarkan mengenai budi pekerti manusia yang diibaratkan pada binatang. Di dalam fabel, tokoh utamanya adalah hewan yang jinak dan hewan yang liar. Melalui fabel, penulis berharap dapat memengaruhi pembaca agar mencontoh hal yang baik.

Mengapa fabel menggunakan tokoh binatang untuk bercerita? Ternyata pengertian fabel yang menggunakan tokoh binatang ini ada alasannya. Binatang di dalam pengertian fabel dianggap mampu mewakili karakter yang dimiliki manusia. Sehingga binatang di dalam fabel diceritakan mampu bertindak seperti manusia, tetapi tidak menghilangkan karakter binatang aslinya.

Kisah-kisah yang diceritakan di dalam dongeng, termasuk pada pengertian fabel ini sangat sederhana dan mudah dipahami. Untuk memahami dongeng termasuk fabel ini, pembaca atau pendengar tidak perlu tahu tentang semua karakter binatang, hanya satu watak tokoh penting yang harus dipahami.

Biasanya, binatang di dalam pengertian fabel ini sudah memiliki karakter sifat masing-masing, antara lain:

– Singa: memiliki sifat mulia

– Ayam jago: memiliki sifat yang sombong

– Merak: memiliki karakter yang sering merasa bangga

– Kancil: memiliki sifat yang cerdik

– Rubah: rubah biasanya digambarkan sebagai tokoh yang licik

– Kuda: kuda memiliki sifat pemberani

– Kura-kura: kura-kura memiliki sifat rendah hati

– Keledai: bersifat pekerja keras.

Selain itu di dalam pengertian fabel, tokoh yang terdapat di dalam fabel dibedakan menjadi tokoh yang baik dengan akhir yang bahagia dan tokoh yang jahat memiliki akhir cerita sengsara atau menerima akibat dari perbuatannya.

Baca Juga:

Pengertian Fabel Menurut Para Ahli

Tak hanya pengertian secara harfiah, para ahli di bidang yang relevan tentu memiliki pendapatnya masing-masing mengenai pengertian fabel. Berikut ini adalah pengertian fabel menurut para ahli yang perlu diketahui.

1. Nurgiyantoro

Menurut Nurgiyantoro, pengertian fabel atau cerita binatang adalah salah satu bentuk cerita tradisional yang menampilkan binatang sebagai tokoh ceritanya. Binatang-binatang tersebut memiliki pikiran dan dapat berpikir serta berinteraksi layaknya manusia yang hidup bermasyarakat dengan kompleksnya permasalahan hidup, persis seperti manusia.

Binatang di dalam fabel juga memiliki logika, memiliki perasaan, bisa berbicara, bersikap, dan bertingkah laku sama halnya seperti manusia pada umumnya. Bahasa yang mereka gunakan juga seperti manusia pada umumnya sehingga pengertian fabel ini seolah-olah tidak memiliki perbedaan dengan cerita lainnya yang tokohnya merupakan manusia.

2. Danandjaja (2002)

Menurut Danandjaja, pengertian fabel adalah cerita yang tokoh utamanya yaitu binatang peliharaan dan hewan liar yang bisa berbicara dan berakal budi seperti manusia.

3. Satriyani (1997)

Menurut Satriyani, pengertian fabel adalah cerita binatang yang menggunakan pelaku-pelaku binatang yang diberi jiwa dan tingkah laku seperti manusia.

4. Yono (2014)

Sementara itu, Yono berpendapat bahwa pengertian fabel dapat membentuk kepribadian anak dan orang dewasa karena karakter yang diperankan oleh binatang, tanaman, atau benda lainnya diibaratkan sebagai sifat yang dimiliki manusia.

5. Aprianti (2015)

Menurut Aprianti, pengertian fabel yang ia temukan adalah sebuah fakta bahwa cerita pada teks fabel yang digunakan untuk siswa mengandung cerita moral dan sarana cerita pada teks yang meliputi, judul, sudut pandang, gaya bahasa, dan tema.

Ciri-ciri Fabel

Setelah mengetahui pengertian fabel dan pengertian fabel tentang ahli, kini kita juga harus mengenal bagaimana ciri-ciri fabel. Untuk dapat membedakan cerita atau dongeng tersebut jenisnya apa, maka harus diketahui bagaimana ciri-ciri dari pengertian fabel. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai berbagai ciri-ciri fabel.

1. Cerita fabel termasuk di dalam cerita fiksi atau bukan merupakan kisah nyata.

2. Tokoh-tokoh yang digambarkan adalah para binatang.

3. Watak tokoh pada binatang digambarkan seperti manusia, jadi ada yang baik, rajin, suka membantu, tetapi ada juga yang buruk, misalnya suka berbohong, sering mencuri, dan lain sebagainya.

4. Tokoh para binatang digambarkan bisa berbicara sama seperti manusia pada umumnya.

5. Fabel biasanya menggunakan latar tokoh seperti alam, baik hutan, sungai, sawah, dan lain sebagainya.

6. Cerita dari fabel biasanya memiliki alur rangkaian peristiwa yang menunjukkan adanya kejadian sebab-akibat yang dirangkai menjadi rangkaian sebab-akibat dari awal sampai akhir cerita.

7. Di dalam fabel, cerita fabel ini mengandung amanat atau moral cerita yang bisa dipetik oleh pembaca.

8. Ciri bahasa pada fabel biasanya menggunakan kalimat naratif, yakni berupa kalimat langsung dan menggunakan bahasa percakapan.

Sementara itu, di dalam fabel terdapat ciri-ciri bahasa yang membuat bisa membedakan antara fabel dan cerita dongeng lainnya, antara lain:

– menggunakan kalimat naratif untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi

– menggunakan kalimat langsung berupa dialog para tokoh

– menggunakan bahasa percakapan berupa kata-kata sehari-hari dalam situasi yang tidak formal.

Struktur Fabel

Sama halnya seperti jenis cerita yang lainnya, di dalam pengertian fabel juga terdapat struktur fabel yang membangun cerita tersebut menjadi cerita fabel atau cerita binatang.

1. Judul

Struktur di dalam pengertian fabel yang pertama adalah judul. Judul merupakan kepala karangan yang memiliki fungsi untuk mengarahkan pikiran pembaca tentang gambaran umum isi fabel.

2. Orientasi

Struktur di dalam pengertian fabel yang kedua adalah orientasi. Orientasi merupakan kalimat yang ada di awal cerita dan memiliki fungsi untuk mengenalkan waktu, tempat, tokoh, dan karakternya.

3. Komplikasi

Di dalam pengertian fabel, terdapat komplikasi. Komplikasi merupakan bagian dimana dimunculkannya sebuah masalah atau konflik pada cerita fabel yang dibuat.

4. Klimaks

Pengertian fabel juga memiliki klimaks, sama seperti cerita lainnya. Klimaks merupakan puncak terjadinya suatu konflik.

5. Resolusi

Di dalam pengertian fabel juga terdapat resolusi. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik yang terdapat pada cerita pengertian fabel tersebut.

6. Koda

Koda di dalam pengertian fabel merupakan pesan moral yang disampaikan pengarang dan penyelesaian masalah yang bisa diambil nilai moral dan pesannya.

Baca Juga:

Unsur Intrinsik Fabel

Selain memiliki struktur, di dalam pengertian fabel juga dibedakan melalui bagaimana unsur intrinsik yang dibangun fabel tersebut. Berikut ini adalah unsur intrinsik yang membangun pengertian fabel.

1. Tema

Tema di dalam pengertian fabel merupakan gagasan umum yang mendasari sebuah karya sastra.

2. Tokoh

Di dalam pengertian fabel, terdapat tokoh yang diceritakan. Tokoh adalah para pelaku yang terdapat di dalam sebuah cerita. Berbeda dengan cerita atau dongeng lainnya, fabel memiliki tokoh yakni binatang yang hadir sebagai personifikasi manusia. Binatang di cerita fabel dikisahkan seperti manusia pada umumnya.

Mereka bisa berbicara, bertingkah, bersifat, dan berperilaku seperti manusia pada umumnya. Para binatang di dalam fabel tersebut juga memiliki masalah yang harus ia pecahkan.

3. Alur atau Plot

Fabel juga memiliki alur atau plot yang berisi urutan kejadian yang terjadi. Namun, setiap kejadian yang terjadi dihubungkan secara sebab-akibat dan peristiwa yang biasanya disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa baru yang lain.

4. Latar

Pengertian fabel juga memiliki latar di dalam ceritanya. Latar atau setting di dalam fabel dan cerita lainnya menjadi landasan penumpu sebuah cerita. Latar yang terdapat di cerita biasanya berisi pengertian tempat, di mana tempat kejadian berlangsung, hubungan dengan waktu, dan lingkungan sosial di sekitar peristiwa di dalam fabel terjadi.

5. Sudut Pandang

Di dalam pengertian fabel juga terdapat sudut pandang yang digambarkan penulis untuk menentukan arah pandang seorang penulis atau pengarang terhadap peristiwa-peristiwa di dalam cerita sehingga tercipta suatu kesatuan cerita yang utuh.

6. Gaya dan Nada

Pengertian fabel juga memiliki gaya dan nada dalam menyampaikan atau menulis cerita tersebut. Gaya dan nada biasanya meliputi penggunaan diksi atau pilihan kata, imajeri atau citraan, sintaksis atau pilihan pola kalimat. Dan nada biasanya berhubungan dengan pilihan gaya untuk mengekspresikan perbedaan sikap.

7. Amanat

Amanat di dalam cerita fabel merupakan pesan yang terkandung di dalam ceritanya dan penulis atau pengarang berusaha menyampaikan isi dan pesan yang ada di dalam cerita tersebut.

8. Tujuan Komunikasi Fabel

Di dalam pengertian fabel dan cerita fabel, terdapat tujuan komunikasi yang disampaikan dan bertujuan untuk menginspirasi, menghibur, dan mendidik.

Jenis-jenis Fabel

Di dalam pengertian fabel, terdapat dua jenis fabel yang berbeda. Perbedaan jenis fabel tersebut dibedakan berdasarkan waktu munculnya. Inilah fabel yang dikelompokkan menjadi dua jenis.

1. Fabel Klasik

Fabel klasik merupakan pengertian fabel yang ceritanya sudah ada sejak zaman dahulu tetapi tidak diketahui persis kapan waktu munculnya cerita fabel tersebut. Sejak dulu, fabel tersebut dikenal karena diwariskan secara turun-temurun melalui sarana lisan.

Fabel klasik memiliki ciri-ciri seperti di bawah ini:

a. cerita fabel klasik biasanya sangat pendek

b. tema yang diangkat di dalam fabel klasik sangat sederhana

c. fabel klasik biasanya sarat dengan pesan moral atau petuah yang ditujukan kepada masyarakat atau pembacanya

d. tokoh binatang di dalam fabel tetap memiliki sifat hewani

Contoh fabel klasik di antaranya:

–  “Kancil dan Buaya”,

–  “Gagak dan Elang”,

–  “Kalkun dan Elang”,

–  “Semut dan Belalang”, dan lain sebagainya.

2. Fabel Modern

Berbeda dengan pengertian fabel klasik, fabel modern ini merupakan cerita fabel yang muncul dalam waktu yang relatif belum terlalu lama dan sengaja ditulis oleh pengarang sebagai suatu ekspresi dalam karya sastra. Fabel modern saat ini banyak dibuat berdasarkan bagaimana keadaan yang saat ini terjadi.

Jika dilihat dari jumlahnya, jumlah fabel modern saat ini lebih banyak daripada fabel klasik. Tokoh yang diceritakan di dalam fabel modern juga lebih beragam, mulai dari berbagai jenis binatang, seperti ular, burung, singa, ikan, dan lain sebagainya.

Berbeda dengan pengertian fabel klasik, fabel modern memiliki ciri-ciri antara lain:

a. cerita fabel modern bisa panjang atau pendek

b. karakter setiap tokoh dalam fabel modern dibuat unik

c. fabel modern terkadang berupa epik atau saga dan menggunakan prosa yang mengisahkan tentang pahlawan

d. tema ceritanya cenderung lebih rumit dibandingkan fabel klasik

Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fabel

Kaidah kebahasaan yang digunakan pada fabel juga berbeda dengan cerita yang lainnya. Inilah beberapa kaidah kebahasaan yang digunakan di dalam teks cerita fabel.

1. Kata Kerja

Salah satu kaidah kebahasaan di dalam cerita fabel adalah adanya kata kerja. Kata kerja di dalam cerita fabel dikelompokkan menjadi dua bagian, (1) kata kerja aktif transitif, dan (2) kata kerja aktif intransitif. 

Kata kerja aktif transitif adalah kata kerja aktif yang memerlukan objek dalam kalimatnya, misalnya: memegang dan mengangkat. Sementara kata kerja aktif intransitif adalah kata kerja aktif yang tidak memerlukan objek dalam kalimatnya, misalnya: diam.

2. Penggunaan Kata Sandang “Si” dan “Sang”

Pada cerita fabel, sering digunakan pemilihan kata sandang “si” dan “sang”. Berikut ini adalah penggunaan kata “si” dan “sang” yang terdapat di dalam fabel.

Contoh:

a. Sang semut berkeliling taman sembari menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.

b. Si kancil terkejut tahu perbuatannya mencuri timun diketahui oleh Pak Tani

c. Sang gajah berjalan perlahan-lahan dan bersembunyi agar kelakuannya tak diketahui oleh serigala.

d. Si kepompong memilih diam saja mendengar ejekan itu.

Kaidah penulisan “Si” dan “Sang” ditulis terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata “Si” dan Sang” juga ditulis menggunakan huruf kecil, kecuali di awal kalimat.

3. Penggunaan Kata Keterangan Waktu dan Tempat

Teks di cerita fabel menggunakan kata keterangan waktu dan kata keterangan tempat untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan tempat, biasanya digunakan di kata depan di dan keterangan waktu biasanya digunakan sebagai kata depan pada atau kata yang menunjukkan informasi waktu.

4. Penggunaan Kata Hubung Lalu, Kemudian, dan Akhirnya

Di dalam pengertian fabel juga terdapat kaidah kebahasaan yakni penggunaan kata hubung lalu, kemudian, dan akhirnya. Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang sama dan biasanya digunakan sebagai penghubung antarkalimat dan intrakalimat. Sedangkan kata akhirnya digunakan untuk menyimpulkan dan mengakhiri informasi di dalam paragraf atau teks.

Contoh Cerita Fabel

Beruang dan Lebah

Orientasi

Pada suatu hari, ada seekor beruang berjalan di sepanjang hutan sedang mencari makanan. Beruang berniat mencari buah-buahan untuk bekal makanannya selama beberapa hari. Tanpa sengaja, beruang menemukan pohon yang tumbang. Ternyata pohon tersebut dihuni sekelompok lebah yang sedang membuat sarang. Beruang penasaran dengan sarang lebah tersebut.

Komplikasi

Beruang mulai mengendus-endus sarang yang dibuat lebah menggunakan hidungnya. Dengan sangat hati-hati, beruang melihat ke dalam sarang. Si beruang berharap para lebah tidak sedang berada di dalam sarangnya sehingga ia bisa mengambil madu di dalam sarang tersebut.

Malangnya si beruang, ternyata saat ia mengintip ke dalam sarang, sekelompok lebah sedang menuju ke sarangnya setelah mencari sari bunga-bunga. Rubah tak bisa menghindari serangan yang dilakukan para lebah kepadanya.

Resolusi

Si beruang berusaha bersusah payah mencoba melawan dan berlari menuju ke rumahnya. Sayangnya, para lebah malah makin ganas dan memanggil para lebah lain yang ada di hutan. Akhirnya beruang tidak bisa menyelamatkan diri dan pasrah tubuhnya disengat oleh kawanan lebah

Koda

Pesan moral atau amanat yang kita ambil di dalam cerita tersebut adalah tidak boleh bertindak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu dan harus berpikir mengenai perasaan orang lain yang terganggu dengan sikap yang kita lakukan.

Gagak dan Elang

Orientasi

Seekor burung elang dengan kekuatan sayapnya menyambar seekor anak domba dengan kukunya yang kuat. Sang elang lalu membawa anak domba pergi jauh ke angkasa. Sementara itu, burung gagak melihat peristiwa tersebut dan ia membayangkan bahwa ia memiliki kekuatan yang sama untuk melakukan hal yang sama dengan Sang Elang.

Komplikasi

Menggunakan sayapnya, burung gagak membuka sayapnya lebar-lebar dan terbang di udara dengan galaknya. Ia bermaksud terbang tinggi kemudian meluncur ke bawah dengan cepatnya untuk menghantam punggung domba. Sayangnya, burung gagak sadar ia tidak bisa mengangkat domba tersebut. 

Dia bahkan tidak bisa terbang lagi karena kukunya terjerat di bulu domba. Si gagak sudah mencoba melepaskan dirinya dari bulu domba, sayangnya jeratan bulu domba sangat sulit dilepaskan sehingga ia merasa putus asa.

Resolusi

Akhirnya, si gagak memutuskan untuk tidak melepaskan dirinya dan tetap tinggal di atas punggung domba tersebut. Seorang penggembala yang melihat lantas berjalan mendekati burung gagak dan domba yang dicengkeram oleh burung gagak yang berusaha mengepakkan sayapnya untuk melepaskan diri dan penggembala menyadari apa yang terjadi.

Penggembala itu berlari dan menangkap burung gagak yang mencengkeram  domba dan mengikat serta mengurung burung gagak tersebut.

Koda

Menjelang sore hari, penggembala memberikan burung gagak kepada anak-anaknya di rumah untuk bermain.

“Betapa lucunya burung ini,” kata anak-anak si penggembala sembari tertawa.

“Ini disebut burung apa, ayah?” tanya mereka.

“Itu burung gagak, anak-anakku. Tetapi jika kamu bertanya kepadanya, dia akan menjawab dia seekor burung elang.”

Artikel Terkait:

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang

logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected]
E2 Marketing : [email protected]

© 2024 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama