Perbedaan Kata Dasar, Kata Turunan dan Kata Berimbuhan

Perbedaan Kata Dasar, Kata Turunan dan Kata Berimbuhan

Meningkatkan kualitas tulisan bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya mempelajari perbedaan kata dasar, kata turunan, dan kata berimbuhan. Sebab ketiga jenis kata ini akan sangat sering digunakan dalam proses menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan. 

Minimnya pemahaman mengenai ketiga jenis kata dalam bahasa Indonesia ini bisa menjadi sandungan dalam proses menulis. Dampak paling terasa adalah kesulitan untuk menuangkan ide dari kepala menjadi tulisan yang punya makna. 

Meskipun termasuk ke dalam jenis kata yang sering digunakan, baik untuk komunikasi lisan dan tulisan. Namun, masih banyak yang dibuat bingung dengan persamaan sampai perbedaan khas dari ketiga jenis kata tersebut. Berikut informasinya. 

Kata Dasar

1. Penjelasan Kata Dasar 

Hal pertama untuk dibahas dalam topik perbedaan kata dasar, kata turunan, dan kata berimbuhan adalah kata dasar. Sebab sesuai dengan namanya, kata jenis ini adalah kata paling dasar atau kosakata paling murni tanpa ada perubahan sama sekali. 

Kata dasar adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.

Kata dasar memiliki definisi sebagai suatu kata yang utuh, asli, dan belum memperoleh tambahan atau imbuhan apa pun. Sehingga kata dasar ini memiliki bentuk asli dan utuh. 

Jenis kata satu ini merupakan kata asal dari suatu kata yang sudah berubah bentuk. Dalam bahasa Indonesia, menyusun kalimat bisa dengan kata dasar dan kata dasar yang sudah diubah bentuknya. Misalnya ditambahkan imbuhan. 

Kata dasar juga dipahami sebagai satuan terkecil sebuah kata yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Kata dasar kemudian bisa dikelompokan menjadi dua, yakni kata dasar bentuk asal kemudian kata dasar bentuk dasar (kompleks). 

Secara umum, kata dasar juga memiliki beberapa ciri khas yang kemudian menjadi salah satu perbedaan kata dasar, kata turunan, dan kata berimbuhan, yaitu: 

  1. Kata dasar merupakan satuan terkecil dalam bahasa yang mempunyai arti atau makna. 
  2. Ciri yang kedua, kata dasar dapat dibagi menjadi dua kelompok dalam bentuk asal atau tunggal serta bentuk dasar atau kompleks.
  3. Ciri yang ketiga, kata dasar merupakan pembentukan kata berimbuhan atau kata turunan. Artinya, kata dasar menjadi kata asal dari kata berimbuhan (kata turunan dan kata berimbuhan). 
  4. Ciri keempat dari kata dasar yang mendapat tambahan atau imbuhan mengakibatkan terjadinya perbedaan makna. Artinya, kata dasar yang mendapat imbuhan mengalami makna yang berbeda dengan makna kata asalnya. 
  5. Ciri khas kata dasar yang terakhir, gabungan kata dasar dapat membentuk kalimat tanpa membutuhkan adanya imbuhan. Sehingga kata dasar memiliki bentuk yang bebas seperti penjelasan sebelumnya. 

2. Contoh Kata Dasar 

Semua kata dalam bahasa Indonesia pada dasarnya memiliki kata dasar. Maka contohnya akan sangat banyak sekali, apalagi bahasa Indonesia memiliki ratusan ribu kosakata. 

Adapun beberapa contoh kata dasar adalah sebagai berikut lengkap ketika masuk ke dalam kalimat: 

  • Makan 
  1. Ibu menyiapkan makan malam untuk keluarga besar. 
  2. Sinta makan buah manggis di depan televisi. 
  • Minum 
  1. Adik minum air putih di gelas dalam sekali teguk.
  2. Ayah selalu minum kopi sebelum berangkat bekerja. 
  •  Lari
  1. Ika lari terbirit-birit karena dikejar anjing milik tetangga. 
  2. Iqbal laki-laki yang lari dari tanggung jawab. 
  • Pergi
  1. Ibu pergi ke pasar hanya di hari Sabtu dan Minggu. 
  2. Ika pergi ke swalayan seorang diri dengan naik motor. 
  • Pulang
  1. Indah memutuskan untuk pulang ke rumah ibunya di kampung. 
  2. Rani selalu melanjutkan belajar setelah pulang dari sekolah. 
  • Duduk
  1. Rita terlihat duduk dengan manis menunggu kakaknya menjemput. 
  2. Irwan makan gorengan sambil duduk di bangku yang disediakan penjual. 
  • Jual
  1. Toko kaca di seberang jalan jual roti aneka rasa. 
  2. Nenek pilih jual lemper dan klepon di Pasar Palimanan. 

Jangan lakukan kesalahaan penggunaan tanda baca hingga penulisan berikut ini. Ikuti pembenarannya:

Kata Turunan

1. Penjelasan Kata Turunan 

Jenis kata kedua yang akan dibahas sejalan dengan topik perbedaan kata dasar, kata turunan, dan kata berimbuhan adalah kata turunan. Kata turunan adalah kata yang merupakan pengembangan, bentukan dari kata dasar dengan menambahkan imbuhan tertentu.

Dalam bahasa Indonesia dan oleh masyarakat di tanah air, kata turunan memiliki banyak nama atau sebutan. Seperti kata bentukan, kata jadian, dan kata berimbuhan. Jadi, jangan bingung jika ada yang menyebut salah satu dari 3 kata tersebut. 

Sebab mengacu pada jenis kata yang sama, yakni kata turunan. Secara sederhana, kata turunan adalah kata yang berasal dari kata dasar dan mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk disini bisa karena ada pengulangan atau kata ulang. 

Kemudian bisa karena ada imbuhan atau kata berimbuhan. Ketika ada perubahan bentuk pada kata dasar maka makna menjadi berubah. Tidak lagi memiliki makna seperti kata dasar atau kata asalnya. 

Misalnya pada kata “makan” yang memiliki definisi suatu kegiatan mengkonsumsi makanan atau minuman. Ketika diulang atau menjadi kata ulang, yakni kata “makan-makan” maka maknanya menjadi makan bersama orang banyak atau sekelompok orang. 

Ketika berubah lagi dengan adanya imbuhan, misalnya menjadi kata “memakan” maka maknanya menjadi kegiatan mengkonsumsi atau meminum air yang dilakukan seseorang atau kelompok orang. 

Kata turunan memang wajib ada untuk meningkatkan atau mengembangkan makna suatu kata dalam sebuah kalimat. Memakai kata dasar saja akan membatasi makna dan membatasi proses menuangkan ide dari kepala ke dalam bentuk tulisan maupun lisan. 

Meskipun begitu, sebagai catatan tambahan tidak semua kata dasar bisa diberi imbuhan. Sebab beberapa kata dasar memang harus berbentuk tunggal tanpa perubahan bentuk. Misalnya kata saya, aku, dia, ini, itu, dan sebagainya. 

Supaya tidak bingung dan kesulitan mengetahui apa saja perbedaan kata dasar, kata turunan, dan kata berimbuhan. Berikut beberapa ciri khas dari kata turunan yang membedakannya dengan jenis kata lainnya: 

  1. Kata turunan diketahui memiliki hubungan dengan kata dasar.
  2. Ciri khas kedua dari kata turunan adalah memiliki arti atau makna berbeda dari kata dasar.
  3. Ciri khas ketiga dan terakhir adalah kata turunan terbentuk dari kata dasar dengan menambahkan awalan, akhiran, atau kedua-duanya.

Penjelasan lengkap cek Kata Turunan: Definisi, Ciri, Prinsip, Perbedaan, Cara Menulis

2. Contoh Kata Turunan 

Supaya lebih memahami lagi apa itu kata turunan sekaligus apa yang menjadi perbedaan kata dasar, kata turunan, dan kata berimbuhan. Maka berikut adalah beberapa contoh kata turunan dalam kalimat: 

  • Membaca (dari kata dasar baca dengan imbuhan me-
  1. Rani memang sudah punya hobi membaca sejak kecil, maka wawasannya sangat luas. 
  2. Irwan terlihat sedang membaca koran yang dibaca ayah tadi pagi. 
  • Berpikir (dari kata dasar pikir dengan imbuhan ber-
  1. Ibu terlihat sedang berpikir keras untuk mengatasi masalah adik di sekolah. 
  2. Ayah berpikir mengenai pentingnya mendukung kakak untuk pergi mengadu nasib ke Malaysia. 
  • Berjalan (dari kata dasar jalan dengan imbuhan ber-
  1. Ita akhirnya pulang berjalan kaki karena kemalaman. 
  2. Ibu memilih berjalan kaki ke pasar karena jaraknya lumayan dekat. 
  • Memasak (dari kata dasar masak dengan imbuhan me-
  1. Sinta sibuk memasak cumi-cumi di dapur. 
  2. Ayah sedang memasak mie basah yang dibeli ibu dari warung. 
  • Berolahraga (dari kata dasar olahraga dengan imbuhan ber-
  1. Rusni sekarang rajin berolahraga karena tengah menjalani program diet sehat seimbang. 
  2. Ika berolahraga setiap pagi, tidak heran jika tubuhnya bugar. 
  • Kumpul-kumpulan (dari kata dasar kumpul yang mengalami pengulangan) 
  1. Keluarga besar Pak Basuki mengadakan kumpul-kumpulan di rumah pusaka milik mendiang orang tua. 
  2. Acara kumpul-kumpulan alumni XII IPA 1 SMA N 5 Semarang sukses digelar pihak panitia. 
  • Berlari-larian (dari kata dasar lagi dengan awalan ber- akhiran -an dan mengalami pengulangan) 
  1. Ibu terlihat berlari-larian dengan adik yang semakin lincah berjalan kesana-kemari. 
  2. Semut di ding seolah berlari-larian dan membentuk barisan yang rapi. 
  • Perkantoran (dari kata dasar kantor dengan imbuhan per- dan -an
  1. Area perkantoran di kawasan Sudirman memang dikenal mewah dan berfasilitas lengkap. 
  2. Alamat perusahaan yang dijalankan Pak Ibnu ada di area perkantoran Kalibata. 

Kata Berimbuhan

1. Penjelasan Kata Berimbuhan 

Pembahasan yang terakhir pada topik perbedaan kata dasar, kata turunan, dan kata berimbuhan adalah kata berimbuhan itu sendiri. Seperti yang dijelaskan di awal, kata turunan disebut juga sebagai kata berimbuhan. 

Jadi, secara umum kata turunan sama dengan kata berimbuhan, begitu juga sebaliknya. Sebab kata turunan memang memiliki banyak penyebutan. Mulai dari kata jadian, kata berimbuhan, dan kata turunan itu sendiri. Maka jangan sampai bingung. 

Pahami 4 Aturan Penulisan Kata Berimbuhan

Mengenai definisi, ciri khas, dan beberapa contoh kata berimbuhan adalah sudah dijelaskan di poin sebelumnya. Yakni pada poin kata turunan. Adapun sebagai tambahan adalah memahami fungsi khusus atau khas dari kata berimbuhan, diantaranya:

a. Mengubah Makna Kata Dasar 

Fungsi pertama dari imbuhan pada kata dasar adalah untuk mengubah makna. Misalnya saat menggunakan kata “makan” maka ketika masuk ke kalimat perlu menentukan masuk kalimat aktif atau pasif. 

Ketika kalimat dibuat pasif, maka akan ada imbuhan di- menjadi “dimakan”. Sehingga struktur kalimat menjelaskan suatu makanan sedang dikonsumsi oleh subjek pada kalimat tersebut. Bukan menjelaskan kata kerja “makan”. 

b. Memberi Variasi Bahasa 

Fungsi kedua dari imbuhan pada kata dasar adalah memberi variasi pada bahasa. Ada ratusan ribu kosakata dalam bahasa Indonesia dan ketika ada imbuhan maka variasi kata ikut berkembang. 

2. Memberi Kemudahan Menggambarkan Konsep 

Adanya kata berimbuhan dan kata turunan memudahkan seseorang untuk menggambarkan konsep kalimat, baik ketika diucapkan atau dituliskan. Sehingga jelas konsepnya apa dan ingin disampaikan ke pembaca atau pendengar. 

a. Membantu Menggambarkan Ekspresi 

Fungsi yang terakhir dari kata berimbuhan atau turunan adalah membantu menggambarkan ekspresi. Sebab kata dasar yang berubah bentuk dengan imbuhan bisa menunjukan emosi yang dirasakan penulis. Senang, sedih. 

3. Jenis Kata Berimbuhan dan Contohnya 

Kata berimbuhan berperan penting dalam pembentukan kosakata dan mendukung komunikasi dalam bahasa Indonesia. Menurut para ahli, kata berimbuhan terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis kata berimbuhan: 

a. Awalan (Prefiks) 

Jenis kata berimbuhan yang pertama adalah imbuhan awalan yang disebut juga dengan istilah prefiks. Sesuai namanya, imbuhan diberikan di depan kata dasar yang berfungsi memperluas atau mengubah makna kata dasar. 

Imbuhan jenis ini bisa dari kata di-, me- ber-, pe-, se-, ke-, dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh kata prefiks dalam kalimat: 

  • Intan belajar menari balet dengan masuk ke sebuah tempat pelatihan. 
  • Gedung ini dirancang seorang arsitek terkenal asal Bali, Indonesia. 
  • Pekerjaan ini seharusnya selesai dalam kurun waktu sebulan
  • Ika kini sudah menjadi penyanyi profesional dan sedang proses rekaman album perdana. 

b. Sisipan (Infiks) 

Jenis kata berimbuhan yang kedua adalah sisipan atau infiks, yaitu kata imbuhan yang ditempatkan di tengah-tengah kata dasar untuk memberikan arti tambahan dalam kata tersebut.

Sehingga kata dasar mengalami perubahan bentuk signifikan dan kadang kala orang kesulitan mengetahui kata dasarnya apa. Kata sisipan atau infiks sendiri memiliki beberapa fungsi. Berikut penjelasan dan contohnya: 

  • Menyatakan Variasi
  1. Kelut = Kemelut 
    Contoh kalimat: Masalah ini sudah menjadi kemelut dalam keluarga kita. 
  2. Tali  = Temali 
    Contoh kalimat: Anak Pramuka SMA N 1 Bogor sedang diajari keterampilan temali
  3. Sabut = Serabut 
    Contoh kalimat: Pengrajin membuat produk kerajinan dari bahan serabut pohon kelapa. 
  • Mengatakan Frekuensi 
  1. Guruh = Gemuruh 
    Contoh kalimat: Hujan badai membuat guntur membentuk gemuruh yang memekakan telinga. 
  2. Gertak = Gemeretak 
    Contoh kalimat: Saking dinginnya, gigiku sampai gemeretak tidak karuan.
  • Menyatakan Sifat 
  1. Kuning = Kemuning 
    Contoj kalimat: Ayah melihat rumah tetangga depan ditanam pohon kemuning
  2. Turun = Temurun 
    Contoh kalimat: Kitab Primbon Jawa merupakan kitab kuno yang diwariskan turun-temurun

c. Akhiran (Sufiks) 

Jenis yang terakhir dari kata berimbuhan adalah imbuhan akhiran atau sufiks. Imbuhan akhiran atau sufiks yaitu imbuhan yang ditambahkan di akhir kata dasar untuk memberikan arti tambahan dalam kata tersebut.

Sehingga imbuhan ada di akhir kata dasar dan kemudian mengubah makna dari kata dasar tersebut. Berikut beberapa contohnya: 

  • Akhiran -kan 
  1. Ambilkan: Tolong ambilkan handuk adik di jemuran depan rumah. 
  2. Tuliskan: Coba tuliskan dengan benar kata melancong seperti apa. 
  • Akhiran -nya
  1. Misalnya: Dia pasti hidup enak misalnya tidak melawan orang tuanya. 
  2. Artinya: Dia terlihat ceria, artinya kondisinya baik-baik saja. 
  • Akhiran -an 
  1. Lukisan: Lukisan yang dipajang di dinding dibeli saat liburan ke Bali. 
  2. Bulanan: Ketika bercerai, Anita menuntut uang bulanan anak atau nafkah anak ke mantan suaminya. 
  • Akhiran -man 
  1. Seniman: Menjadi seniman memang tidak mudah, harus kreatif setiap saat. 
  2. Budiman: Wawan termasuk orang yang budiman sampai dipuji banyak orang. 
  • Akhiran -kah
  1. Bukankah: Bukankah kamu pulang ke Bandung besok pagi? 
  2. Benarkah: Benarkah kamu memutuskan akan tinggal dengan ibu di kampung? 

Selain beberapa contoh imbuhan di atas, tentu masih banyak bentuk atau contoh lainnya. Misalnya pada imbuhan akhiran, dimana ditemukan juga beberapa kata mendapat akhiran -lah. Seperti pada kata bukalah, mintalah, minumlah, dan lain sebagainya. 

Jangan lakukan kesalahaan penggunaan tanda baca hingga penulisan berikut ini. Ikuti pembenarannya:

Beda Kata Dasar, Kata Turunan, dan Kata Berimbuhan

Melalui penjelasan panjang di atas, tentunya bisa dipahami apa yang menjadi perbedaan kata dasar, kata turunan, dan kata berimbuhan. Yakni dari segi bentuk. Kata dasar memiliki bentuk asli dan memiliki makna meski tidak ada tambahan kata lainnya. 

Sementara kata turunan dan kata berimbuhan sudah mengalami perubahan bentuk. Yakni dengan pengulangan kata menjadi kata ulang maupun dengan adanya imbuhan. Imbuhan disini bisa di awal kata, di tengah kata dengan prinsip disisipkan, dan di akhir kata. 

Kata dasar yang sudah mendapat imbuhan kemudian mengalami perubahan makna. Hal ini seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Sehingga imbuhan tidak hanya merubah bentuk kata, tapi juga makna untuk disesuaikan konteks kalimat yang akan disusun. 

Apa Anda sudah memahami perbedaan ketiganya? Silakan tulis pertanyaan di kolom komentar apabila ada hal yang masih belum Anda pahami.

Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke kolega Anda agar mengetahui perbedaan ketiganya. Semoga bermanfaat! 

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang

logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected]
E2 Marketing : [email protected]

© 2024 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama