Daftar Isi
Proses Kreatif Menulis. Karya sastra adalah alat yang digunakan untuk wadah kreativitas menulis. Selain itu, karya sastra juga bisa dimaknai sebagai ruang gerak kata-kata, bebas, dan liar yang menampung tentang kegelisahan manusia. Karya sastra diciptakan dari proses kreatif menulis yang digunakan sebagai alat eksistensi melalui kata-kata.
Selain itu, melalui proses kreatif menulis yang akhirnya tercipta karya sastra, manusia atau penulis bisa mengekspresikan dirinya melalui tulisan. Dengan tulisan yang diciptakan, selain bisa mengekspresikan dirinya, karya sastra yang dibentuk melalui proses kreatif menulis ini akan dinikmati masyarakat umum dan jadi kepuasan tersendiri.
Tetapi dalam menciptakan karya sastra, seorang penulis memang dituntut melalui proses kreatif menulis. Proses kreatif menulis yang harus dilalui juga tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Bagi penulis baru, proses kreatif menulis bisa jadi hal yang tidak mudah dan harus dilalui dengan berlatih. Tapi, apa sebenarnya makna proses kreatif menulis?
Apa Itu Proses Kreatif Menulis?
Pada dasarnya proses kreatif menulis adalah bagian terpenting saat seseorang menulis. Karena pada dasarnya, menulis membutuhkan sebuah proses kreatif yang mana tulisannya akan menjadi karya yang berkualitas dan bisa dinikmati. Maksud dari proses kreatif menulis sendiri adalah sebuah perubahan kebiasaan, di dalam hal ini adalah perubahan menulis.
Perubahan kebiasaan ini merupakan perubahan yang sifatnya personal sehingga tidak dipengaruhi siapa pun kecuali dari diri penulis itu sendiri. Setiap penulis atau pengarang pasti memiliki daya kreatif yang berbeda-beda dan tidak dimiliki oleh penulis lainnya. Sehingga dari aspek pribadi, proses kreatif menulis merupakan kesadaran.
Kesadaran yang dimiliki penulis melalui proses kreatif menulis ini akan muncul dari tindakan pribadi masing-masing dari mereka yang unik atau khas. Selanjutnya, proses kreatif menulisnya dijadikan suatu tanggapan terhadap lingkungannya.
Proses kreatif menulis lebih berfokus mengenai bagaimana proses terbentuknya suatu karya atau tulisan sampai akhirnya memiliki hasil yang baik dan berkualitas. Oleh sebab itu, di dalam proses kreatif menulis, pengarang atau penulis diharap dapat menekankan sikap aktif untuk menulis dan kemudian mampu menemukan proses kreatifnya sendiri agar tulisannya menarik.
Proses kreatif menulis pada dasarnya merupakan sebuah proses menuangkan ide atau gagasan sebagai wujud pengendalian pikiran-pikiran kreatif yang dimiliki penulis agar mereka memiliki tulisan yang berkualitas, baik, dan menari. Sehingga bisa jadi, proses kreatif menulis menjadi ekspresi cara berpikir penulis untuk dapat menuangkan ide gagasan.
Di dalam proses kreatif menulis, aspek kreativitas adalah hal yang paling penting. Hal tersebut karena aspek kreativitas di dalam proses menulis kreatif memacu penulis untuk memunculkan ide-ide baru, gagasan baru, dan mematangkan ide, serta mendayagunakan bahasa secara optimal yang akhirnya memunculkan ide yang utuh dan matang.
Dengan kreativitas yang dimiliki oleh seorang penulis, maka penulis tersebut tak hanya puas dengan memiliki banyak ide yang melintas dan tertuang di dalam tulisannya, tetapi penulis tersebut akan terus berusaha mengabadikan setiap gagasan atau ide yang melintas di kepalanya, kemudian mengolah, dan mematangkannya terus-menerus.
Sementara itu, menulis di dalam proses kreatif menulis maksudnya adalah proses mengungkapkan atau menuangkan atau memaparkan gagasan dan melalui bahasa tulisnya berdasarkan tatanan tertentu sesuai dengan kaidah bahasa yang digunakan dan tulisannya dapat dibaca pembaca dengan tepat serta mudah dipahami.
Oleh sebab itu, saat melalui proses kreatif menulis, penulis sebagai penyampai pesan sudah memikirkan konsep baik ide, gagasan, maupun kerangka yang tepat dan matang sebelum akhirnya menuangkannya ke dalam tulisan yang ia akan sampaikan kepada pembaca. Sehingga melalui persiapannya yang matang, maka penulis dapat menyampaikan pesan ke pembaca.
Dengan demikian, penulis memang harus memperhatikan dan melakukan persiapan yang tepat mengenai apa yang akan ditulis, media yang digunakan, referensi yang digunakan, dan tulisan tersebut ditujukan untuk siapa dan segmen apa. Hal ini sebagai upaya untuk memudahkan penulis mengerti dan memahami alur dan tujuan tulisannya.
Terlebih lagi, menulis pada proses kreatif menulis dipandang sebagai upaya untuk merekam ucapan manusia menjadi bahasa baru, yaitu bahasa tulisan. Yang mana, bahasa tulisan tersebut adalah suatu jenis notasi bunyi, kesenyapan, infleksi, tekanan nada, isyarat, atau gerakan, dan ekspresi wajah yang memindahkan maksud ucapan manusia.
Tak hanya sebagai media menyampaikan gagasan dan ide, menulis di dalam proses kreatif menulis juga sangat penting sebagai proses belajar. Hal ini karena menulis di dalam proses ini membuat penulis mampu memahami kemampuan dan kemahiran mereka dalam menguasai sesuatu hal meskipun sifatnya personal.
Di dalam proses pembelajaran dari menulis yang didapat dari pelajaran Bahasa Indonesia, dijelaskan juga bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang memiliki perhatian paling banyak dan juga paling banyak diminati. Terlebih, menulis baik di dalam proses ini maupun proses belajar memiliki arti yang penting.
Di dalam proses pembelajaran, menulis di dalam proses ini memiliki maksud mengekspresikan pikiran dan perasaan penulis ke dalam bahasa tulisan. Arti penting yang kedua yakni menulis menjadi sarana melahirkan bunyi-bunyi bahasa atau ucapan-ucapan yang keluar dalam bentuk tulisan.
Meski demikian, proses kreatif menulis merupakan hal yang sangat kompleks. Artinya, di dalam proses ini dilibatkan di dalamnya berbagai pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan yang tidak hanya menulis, tetapi juga bagaimana penulis mengolah ide dan menuangkannya dalam penalaran yang akan disampaikan kepada pembaca dan bisa dipahami.
Baca Juga:
- Tips Produktif Menulis
- 15+ Cara Memulai Menulis
- 10+ Tempat yang Cocok untuk Menulis
- Langkah Menulis Cerpen Bagi Pemula
Ketika pembaca mudah memahami maksud dan tujuan penulis di dalam sebuah karyanya, maka proses kreatif menulis seorang penulis bisa dikatakan berhasil. Sehingga untuk mencapai keberhasilan tersebut, seorang penulis harus benar-benar melakukan proses ini sebaik mungkin.
Karena dinilai kompleks, seringkali proses kreatif menulis menjadi momok bagi banyak orang. Hal ini karena menulis dianggap sulit dan ribet. Tapi ternyata tak selalu demikian. Proses ini akan lebih mudah ketika kegiatan menulis ini dijadikan proses belajar dan disertai dengan niat yang memang sepenuh hati untuk menulis.
Ketika niat menulis tidak untuk menuangkan ide dan gagasan melainkan hanya sekadar kebutuhan komersil, maka proses ini juga akan sia-sia karena tulisan justru terkesan tidak berkualitas dan penulis dinilai tidak mampu menyampaikan pesan yang baik kepada pembaca.
Selain proses belajar, proses ini juga mengacu tentang bagaimana mental kreatif penulis diuji. Mentalitas penulis untuk menghasilkan suatu karya yang berbeda dari kebanyakan orang akan diuji di dalam proses ini. Hal ini mengingat setiap orang memiliki mental kreatif yang berbeda-beda.
Mental kreatif setiap orang yang berbeda inilah bisa lebih digali sebagai potensi penulis. Yang mana potensi tersebut bukan selalu tentang besar atau kecilnya sebuah karya, tetapi bagaimana penulis mampu menemukan dan memperlakukan potensi kreatif di dalam dirinya dengan tepat.
Proses kreatif menulis juga sangat erat hubungannya dengan imajinasi seorang penulis. Meskipun tidak semua imajinasi merupakan buah dari pikiran kreatif penulis, tetapi penulis mampu menulis dengan menggunakan bagaimana ide dan gagasan yang muncul di kepalanya dan mengolahnya dengan berkualitas.
Proses kreatif menulis ini juga menjadi orientasi sastra karena bisa digunakan sebagai cara pandang terhadap suatu hal yang berbeda. Misalnya gaya bahasa yang berbeda, alur dan sudut pandang yang berbeda, dan lain sebagainya namun justru menciptakan karya yang lebih menarik dari karya yang pernah ada.
Sehingga proses kreatif menulis ini selain mengenai proses persiapan menulis, tetapi juga menggabungkan mengenai proses belajar dan juga kreativitas sebagai mental yang dimiliki seorang penulis. Bisa dibilang jika keberhasilan proses ini adalah bagaimana karya yang diciptakan dinilai sangat kreatif dengan segala kekurangan dan kelebihan.
Lebih dari itu, proses kreatif menulis juga diharap mampu bergelut dengan pengalaman kreatif dan estetik mengenai penulisan karya sehingga penulis harus mengalami jatuh bangun selama melakukan kegiatan proses kreatif menulis untuk melatih kepekaan, misalnya dengan berlatih, banyak membaca, dan lain sebagainya.
Proses kreatif menulis yang dilakukan banyak penulis modern di saat ini juga tidak hanya cukup dengan menulis atau menghasilkan ide saja. Lebih jauh, proses ini diperlukan sikap kreatif terus-menerus tidak hanya saat menulis saja. Tetapi juga membaca bagaimana pasar dari karya yang saat ini banyak diminati.
Ketika penulis hanya berfokus pada menulis saja, maka proses yang ia lalui akan sia-sia karena segmen tulisannya bisa jadi tidak diterima oleh pasar saat ini.
Baca Juga:Â
- Cara Menulis Cerpen yang Baik
- Langkah Menulis Puisi
- Cara Riset dalam Menulis Novel
- Menulis dengan Judul yang Menarik untuk Dibaca
Tahapan Proses Kreatif Menulis
Untuk dapat melakukan proses kreatif menulis dengan maksimal dan menghasilkan tulisan yang berkualitas, tentu dibutuhkan tahap demi tahapan untuk mencapainya. Berikut ini tahapan proses kreatif menulis yang bisa dilakukan oleh penulis.
1. Persiapan
Proses kreatif menulis dimulai dengan tahap persiapan. Di tahap ini, penulis harus menentukan terlebih dahulu proyek tulisan yang akan ditulis. Tentukan dulu apa yang akan dilakukan dan cari jalan untuk mencapainya. Misalnya ingin menulis tentang tulisan fiksi, nonfiksi, sejarah, atau lain sebagainya.
Di tahap persiapan proses kreatif menulis, motivasi sangat dibutuhkan. Hal ini karena motivasi bisa membuat kebiasaan menulis yang lebih disiplin sehingga target tulisan selesai tepat waktu dan tidak mengulur-ulur waktu terlalu lama. Kemudian penulis juga perlu memberi pertanyaan pada diri sendiri tentang persiapan lainnya.
Lihat ke belakang, ingat apa hal yang sudah dilakukan sejauh ini dan pikirkan cara mendorong diri sendiri untuk mencapai sesuatu yang pernah berhasil dicapai. Hal ini akan lebih membuat penulis dapat menyelesaikan tulisan dengan baik.
Selain menentukan tujuan dan metode penulisan, penulis juga diminta mengubah karakter asli untuk beberapa bulan ke depan sehingga proyek tulisannya juga akan bisa diselesaikan tanpa mementingkan ego sendiri.
Selanjutnya, tentukan genre tulisan dan buat dengan kreativitas serta ide yang semenarik mungkin. Penulis juga bisa mencoba genre yang berbeda dengan tulisan sebelumnya untuk memacu rasa keingintahuan dan semangat untuk menulis.
2. Perencanaan
Tahap proses kreatif menulis selanjutnya adalah tahap perencanaan. Di tahap ini, penulis harus melakukan berbagai tahap, mulai dari riset dan pra-meditasi. Misalnya pada penulis buku non-fiksi, proses kreatif menulis biasanya berangkat dari pilihan topik. bukan dari struktur tulisan. Penulis kemudian mencari dan meneliti objek dari tulisannya tersebut.
Riset atau pencarian mater bisa melalui berbagai cara, misalnya wawancara, menyebar kuesioner, mencari jurnal atau arsip di perpustakaan, dan melakukan riset di berbagai medium. Penulis lantas baru bisa mulai mengelompokkan ide dan gambaran cerita yang mereka peroleh melalui brainstorming.
Sementara itu, untuk penulis buku fiksi, tahap yang dilalui sama persis antara rencana dan hasil tulisan. Ada pula penulis yang melakukan perencanaan sedikit, tetapi terus menulis dan terus maju sampai tulisannya selesai. Karena penulis buku fiksi memang lebih santai dan bisa mengembangkan ide gagasannya di tengah menulis.
Yang paling penting dari tahap perencanaan pada proses ini adalah eksplorasi yang dilakukan. Penulis seolah diminta melakukan perjalanan tanpa peta pada setiap kata atau kalimat yang ditulisnya untuk menemukan ide atau gagasan baru yang kemudian bisa dikembangkan menjadi satu kesatuan tulisan yang utuh.
Tak menutup kemungkinan, penulis juga memosisikan dirinya sebagai pembaca yang mana memiliki persepsi mengenai karakter dan jalan cerita baru bisa ditemukan setelah tulisannya disusun.
3. Inkubasi
Tahap selanjutnya adalah tahapan inkubasi dalam proses ini. Di dalam tahapan ini, penulis mulai sibuk bekerja dan menulis. Namun akan ada masanya dimana penulis mengalami stagnasi dan kesulitan melanjutkan tulisan sehingga ide yang ia miliki jadi tidak berkembang, kalimat yang muncul mulai jelek, dan lain sebagainya.
Stagnasi ini akan terjadi di tahap inkubasi. Ketika hal tersebut terjadi, penulis tidak perlu khawatir. Biarkan saja proses ini berjalan karena pada dasarnya, melamun, tidak sadar, dan hal-hal yang membuat hidup terasa berhenti bisa jadi hal positif dalam hidup.
Meski kemampuan menulis seolah berhenti sesaat, sebaiknya jangan gunakan untuk mencari bahan lebih banyak atau membaca lebih banyak. Penulis hanya bisa melakukan rehat sejenak dan mulai menulis dengan mengalir tanpa mementingkan aspek-aspek sehingga tulisannya juga bisa berkembang lagi.
4. Mulai Bekerja
Tahapan yang paling penting dari proses ini adalah mulai bekerja atau menulis. Perlu diperhatikan oleh penulis bahwa memulai menulis bukan dari memulai dari sebuah kalimat pertama sebuah prosa atau buku lainnya. Biarkan buku atau kertas tetap bersih dan putih, dan kumpulkan tahap yang sebelumnya sudah dilakukan.
Kemudian buat coretan tentang plot atau kerangka tulisan, bisa dilengkapi dengan sketsa karakter atau deskripsi tentang karakter dan mulai kaitkan kalimat demi kalimat yang muncul di kepala kita. Proses ini bisa dilakukan sampai terbentuk pola yang membuat kita terpacu untuk melanjutkan tulisan.
Selanjutnya, proses ini bisa dilanjutkan dengan tahap mulai menulis ulang atau re-writing dengan beberapa kalimat yang sudah disusun menjadi baris kalimat yang memiliki makna. Kemudian, terus melangkah ke tahap penulisan berikutnya dan tulisan akan mengalir dengan sendirinya.
Di tengah proses menulis, akan muncul saat di mana penulis perlu membentuk ulang struktur tulisan, baik komposisi tulisan dan sebagainya sehingga harus mulai dari awal lagi. Itulah yang dinamakan proses kreatif menulis karena tidak ada kata memulai atau mengakhiri yang sebenarnya, melainkan terus melakukan perubahan hingga naskah selesai.
Baca Juga:Â
- Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri dalam Menulis
- Cara Menyalurkan Hobi Menulis
- Manfaat Hobi Menulis
- Cara Mudah Mengembangkan Bakat Menulis
5. Lancar Menulis
Ketika proses ini sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, maika selanjutnya tidak akan terjadi banyak kesulitan di dalamnya. Setidaknya, penulis akan tetap menikmati aktivitas eksplorasi cerita dan rasa keingintahuannya yang nantinya hasilnya akan terasa di waktu terakhir nanti.
Oleh sebab itu, penting bagi penulis untuk menjaga alur cerita, termasuk bagaimana jumlah kata, jam kerja, dan bagaimana dapat menulis secara bebas dan cepat tanpa melakukan re-writing sampai tulisan selesai. Jika menemui kesulitan, penulis bisa rehat sembari berjalan-jalan mencari inspirasi.
Menurut para psikolog, dalam menjalankan proses ini dibutuhkan fokus yang tinggi dan memang tujuannya tidak hanya untuk tulisan tetapi juga mengukur sejauh mana kemampuan otak sang penulis dan tulisan baru akan jadi hasilnya dengan baik setelah semua berhasil terlewati.
Ketika pikiran tidak fokus dan banyak gangguan, maka mental penulis akan berubah dan mungkin akan mengalami masalah saat menulis. Saat fase inilah, dibutuhkan praktik belajar menulis terus-menerus agar target tulisan bisa diselesaikan dengan baik. Jangan khawatir, ritme ini biasanya selalu dialami penulis dan akan bisa diselesaikan juga.
6. Diam Mencari Ide
Ketika di tengah proses kreatif menulis mendapati tulisan yang tidak struktur, penulis juga tak perlu khawatir. Sama halnya seperti proses hidup, proses ini akan ada saatnya jadi menyenangkan, ada juga saatnya jadi berat. Ketika menghadapi hambatan dan masalah sampai otak seolah berhenti menyuplai kosakata, berhentilah menulis.
Akhiri dulu aktivitas menulis dengan pergi jalan-jalan atau makan makanan enak. Penulis juga bisa menonton film dan melakukan hobi lainnya untuk memberi kesempatan otak dan diri penulis kembali terisi. Setelah itu, proses diam sejenak tadi akan membuat otak semakin jernih dan lancar sehingga bisa menulis kembali.
7. Kemajuan dan Kalimat Akhir
Dalam proses kreatif menulis, yang diraih tidak hanya memiliki kemajuan atau peningkatan menulis, tetapi lebih ke bagaimana perasaan ingin membuat tulisan menjadi satu kesatuan yang utuh dan lengkap dengan konsep yang sudah dirancang sesuai dengan yang kita inginkan sejak awal.
Di proses ini, penulis bisa mengukur sejauh mana hasil kerja tercapai dan sesuai atau tidak dengan target awal menulis. Sekali penulis sudah melakukan sebuah kemajuan, maka mereka tidak kembali ke kualitas awal mereka sehingga kualitasnya dinilai lebih baik secara keseluruhan dan bisa terus ditingkatkan.
Bagi sebagian besar penulis, dalam proses ini tidak ada hal yang berakhir. Ketika tulisan selesai, mereka akan kembali merevisi hasil kerjanya. Setelah karya tayang, mereka harus melakukan evaluasi mengenai kekurangan karya yang mereka buat.
8. Judul
Hal yang tak kalah penting pada proses ini adalah pembuatan judul. Karena judul menjadi kesan pertama pembaca apakah karya sastra atau tulisan yang disajikan menarik atau tidak. Untuk membuat judul, bisa saja penulis mengikuti pengarang-pengarang terdahulu.
Tetapi akan lebih baik ketika penulis mampu menyampaikan frase kalimat kita sendiri dan membuat frase kalimat tersebut memuat mengenai informasi menarik tentang isi di dalam tulisan yang sudah terbentuk. Judul yang menarik akan membuat pembaca semakin tertarik membaca tulisan.
Artikel Terkait: