Daftar Isi
Pernahkah Anda mendengar mengenai sastra populer? Meski belum mengetahui secara detail apa itu sastra populer, pastinya Anda pernah membaca atau melihat sastra populer tersebut. Sebelum membahas mengenai sastra populer secara mendalam, kita harus memahami bahwa karya sastra di Indonesia banyak jenisnya.
Selama ini, karya sastra atau kesusastraan sedikit banyaknya memengaruhi cara pandang kita dalam berbagai aspek kehidupan. Artinya, sadar atau tidak, nari di dalam karya sastra juga menjadi pengaruh bagi pemikiran. Hal ini juga berlaku pada karya sastra populer yang memengaruhi pemikiran modern.
Sebagai produk budaya populer, tentu saja karya sastra ini banyak diminati oleh masyarakat luas. Karya sastra atau cerita yang disajikan biasanya memang dekat atau lekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari yang kemudian menjadi salah satu daya tarik dari karya sastra populer.
Sehingga pembaca tidak perlu bersusah payah untuk menginterpretasikan apa yang terkandung di dalam cerita sastra populer. Cerita yang disajikan biasanya seragam sehingga sangat mudah ditebak dan ketegangan atau konflik di dalam cerita tersebut menjadi aspek utama dalam cerita sehingga pembaca akan semakin penasaran.
Setelah memahami latar belakang tentang sastra populer, kini akan dipelajari mengenai pengertian sastra populer dan segala hal mengenai karya sastra yang populer. Para ahli memiliki berbagai pandangan mengenai pengertian sastra populer. Berikut ini pengertian karya sastra populer menurut para ahli.
Menurut Clifford Geertz, istilah sastra populer merupakan turunan dari istilah kebudayaan masa yang terdapat di dalam pengkategorian kebudayaan menjadi kebudayaan elit/adiluhung (tinggi) atau high culture dan kebudayaan massa (rendah) atau mass culture.
Selain itu, Victor Neuburg mengungkapkan bahwa perkembangan sastra populer di Inggris pada abad 19, mendefinisikan sastra populer sebagai what the unsophisticated reader has chosen for pleasure. Dengan demikian, menurutnya sastra ini merupakan bacaan para pembaca dari kalangan biasa untuk hiburan.
Umar Kayam berpendapat bahwa sastra populer dari sasaran pembacanya dan proses pendistribusiannya. Sastra tersebut diartikan sebagai sastra yang ditulis untuk selera populer dan kemudian dijadikan sebagai barang dagangan. Menurut Kayam, sastra populer ini bersifat artifisial atau sementara.
Meski demikian, dalam karya tersebut terdapat pemahaman berupa motivasi atau pelajaran, namun karya tersebut berlaku hanya semasa-masa karena sastra populer hanya memiliki tujuan untuk menghibur.
Sastra populer dengan orang banyak namun dalam pengertian yang lebih luas. Menurut mereka, sastra tersebut adalah sastra yang berkaitan dengan orang banyak dengan sebagian besar warga masyarakat dan bahkan seluruhnya.
Sastra populer adalah sastra yang populer pada masanya dan banyak pembacanya, khususnya pembaca di kalangan remaja. Sastra tersebut tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara intens. Sebab jika demikian, sastra populer akan menjadi berat dan berubah menjadi sastra serius.
Ida Rochani Adi mendefinisikan sastra populer atau populer literature sebagai tulisan yang diterima oleh masyarakat banyak. Arti dari diterima di sini adalah dikonsumsi banyak masyarakat yang dilihat dari jumlah penjualannya. Dalam kaitan ini populer berarti suatu hal yang berhasil.
Sastra populer menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah karya sastra yang cenderung menggunakan bahasa sehari-hari di kalangan remaja. Karya sastra ini sering disebut karya pop.
Budi Darma secara tegas membedakan dua genre karya sastra, yaitu karya sastra serius dan sastra hiburan atau populer. Sastra hiburan atau populer adalah karya sastra untuk pelarian atau escape dari kebosanan, dari rutinitas sehari-hari, atau dari masalah yang sukar diselesaikan.
Sastra hiburan sifatnya menghibur sehingga banyak digemari pembaca. Karena banyak digemari, sastra hiburan juga dinamakan sastra pop, sastra populer. Ciri sastra populer atau hiburan adalah tokohnya tampan, kaya, dicintai, dikagumi, dan sanggup mengatasi segala macam masalah dengan mudah.
Pembaca akan dipancing untuk melakukan identifikasi diri seolah dirinya adalah tokoh itu sendiri. Pembaca juga akan merasa dirinya seolah hebat. Oleh karena itu, apa yang dipancing oleh sastra hiburan tidak lain adalah impian yang tidak mungkin dicapai, karena pembaca dibuai bukan oleh masalah hakiki kehidupan melainkan oleh ilusi.
Dari penjelasan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra populer merupakan sastra yang dianggap memiliki esensi yang lebih rendah dari sastra non populer dan dianggap tidak memiliki keindahan dari segi makna karena disampaikan dengan jelas dan tidak berbelit-belit, tidak seperti sastra serius, karena mementingkan target pasar.
Untuk membedakan sastra populer dengan sastra serius, tentu saja masing-masing memiliki karakteristik atau ciri-ciri pembedanya. Berikut ini akan dijelaskan ciri-ciri dan karakteristik sastra populer baik secara umum maupun menurut pandangan para ahli. Secara umum, sastra populer memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut.
Sastra populer terjadi pada masanya dan penggemarnya saat itu.
Sastra ini menampilkan masalah-masalah secara ringan dan hanya menyajikan rekaman kehidupan tokoh yang ditulis, sehingga tidak ditulis secara mendalam karena fungsinya hanya untuk menghibur.
Seperti yang sudah disebutkan, sastra jenis ini hanya sebagai hiburan untuk menghilangkan kejenuhan semata.
Struktur yang terbentuk pada sastra populer atau sastra hiburan ini menekankan pada plot yang menampilkan tokoh hanya dari segi emosi asli dan sastra ini seolah memindahkan bahasa lisan menjadi bahasa tulis sehingga bisa dibaca.
Sifat sastra populer ini biasanya tergolong klise atau selalu diulang-ulang karena tujuannya mengabdi atau menuruti selera pembaca atau memenuhi target pasar atau komersil.
Karya dalam sastra populer ini terkenal atau populernya hanya sementara atau saat itu saja. Ketika ada karya baru yang muncul dan lebih menarik, maka sastra yang populer sebelumnya akan tenggelam dan dilupakan.
Oleh sebab itu, karya sastra populer biasanya banyak mendapatkan kritik baik kritik baik maupun kritik negatif untuk terus menaikkan popularitas karya sastra.
Karena sifatnya menghibur, biasanya karya sastra ini terbangun dari berbagai perpaduan unsur gaya penulisan dalam sebuah karya sastra. Biasanya paduan penulisannya bisa memadukan unsur klasik dan unsur modern.
Selain ciri-ciri atau karakteristik secara umum, para ahli juga menjabarkan ciri-ciri dan karakteristik sastra populer menurut pandangannya masing-masing. Berikut ini ciri-ciri dan karakteristik karya sastra populer menurut para ahli.
– Tokohnya tampan atau cantik dan biasanya memiliki latar belakang dari keluarga mapan atau bahkan kaya raya.
– Tokohnya dicintai dan dikagumi.
– Tokoh di dalam cerita tersebut mampu mengatasi segala masalah dengan mudah dengan berbagai cara.
– Pembaca akan dipancing untuk melakukan identifikasi diri seolah dirinya merupakan tokoh itu sendiri.
– Bersifat romantis sentimentil.
– Memiliki judul sensasional.
– Temanya berkisaran di tema cinta atau rumah tangga.
– Memiliki alur yang manis, lurus, dan penuh kejutan.
– Dialognya bersifat kontemporer.
– Latar berupa keluarga, kampus, tempat hiburan, dan lain sebagainya.
– Memiliki perwatakan spektakuler dan explosive.
– Happy ending atau sad ending yang cenderung tragis.
– Sederhana, artinya struktur pembangun ceritanya tidak rumit.
– Pernyataannya langsung, artinya tanpa kualifikasi dan dengan jelas dipaparkan secara langsung serta tidak bertele-tele.
– Stereotip, artinya pola strukturnya mirip antara satu novel dengan novel yang lain.
– Skematis, atau artinya memiliki struktur dan formula yang mudah dikemas.
Setelah memahami pengertian dan ciri-ciri atau karakteristik sastra populer, lalu apa saja jenis-jenis yang ada di dalam karya sastra yang populer? Berikut ini akan dijabarkan dan dijelaskan mengenai jenis-jenis karya sastra tersebut.
Puisi merupakan jenis karya sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan sangat sistematis dan cermat. Hal ini untuk mempertajam kesadaran seseorang mengenai pengalaman dan membangkitkan tanggapan melalui bunyi, irama, dan makna yang khusus. Oleh sebab itu, puisi sangat memperhatikan kepaduan dan ketepatan dalam pemilihan kata.
Prosa atau fiksi juga merupakan salah satu bentuk karya sastra yang mirip, namun berbeda dengan puisi, prosa disusun dalam bentuk cerita atau narasi yang pada umumnya merupakan cangkokan dari bentuk monolog dan dialog. Bahasa prosa sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Artinya, prosa atau fiksi jadi karangangan yang sifatnya menjelaskan secara terurai atau mengenai suatu masalah, peristiwa, dan lain sebagainya mengenai kehidupan manusia.
Novel merupakan bentuk karya sastra populer yang memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Novel memiliki isi lebih panjang dan kompleks dibandingkan cerpen dan tidak memiliki batas struktural dan persajakan. Novel menggambarkan dan menceritakan tentang kehidupan manusia yang berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.
Baca Juga:
21 Jenis-Jenis Novel Berdasarkan Genrenya
Cara Menulis Novel untuk Pemula
Penokohan dalam Menulis Buku Novel
Roman merupakan cerita panjang yang memuat cerita mengenai kepahlawanan dan percintaan. Berbeda dengan novel, roman berbentuk lebih pendek tetapi luas unsur ceritanya hampir sama dengan novel.
Cerpen adalah bentuk prosa naratif fiktif yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya. Dalam cerpen, terdapat peristiwa lain yang tidak dikembangkan sehingga kehadirannya hanya sekadar pendukung peristiwa utama agar lebih wajar. Artinya, cerpen memiliki fokus pada satu pokok peristiwa saja.
Baca Juga:
Langkah Menulis Cerpen Bagi Pemula
Drama merupakan perpaduan karya sastra bentuk puisi dan mengisahkan atau menggambarkan kehidupan melalui watak dan lakon di dalam dialog para tokohnya. Drama dirancang untuk pementasan panggung. Meski demikian, sifat drama hanya sementara, karena naskah yang ditulis hanya sebagai dasar untuk dipentaskan.
Drama yang sebenarnya adalah sebuah naskah yang berisi dialog yang dipentaskan, akan tetapi berbagai naskah drama yang ditulis dimasukkan sebagai bagian dari karya sastra.
Setelah memahami pengertian dan berbagai jenis sastra populer, berikut ini merupakan perbedaan sastra populer dan sastra serius yang juga perlu dipahami. Sastra populer atau sastra hiburan merupakan bacaan yang bersifat menghibur dan populer pada masanya karena disusun dengan mempertimbangkan selera pasar.
Ukuran kuantitas menjadi tolok ukur keberhasilan pemasaran buku dari sastra populer karena sastra populer memang sifatnya komersil atau dijadikan bahan dagangan. Sastra populer juga memiliki sifat yang lebih mudah dibaca dan dipahami karena hanya menyampaikan jalan cerita semata, sehingga yang terlihat hanya masalah itu-itu saja.
Sementara itu, sastra serius bersifat tetap dan tidak mudah dilupakan. Artinya sastra serius ini memang selalu diingat sepanjang masa. Sastra serius juga tidak bersifat stereotip sehingga memiliki berbagai unsur pembaruan. Sastra serius memiliki isi yang lebih berbobot, sehingga diperlukan konsentrasi yang baik dan tinggi serta kemauan pada pembaca untuk dapat mencerna isi di dalam ceritanya.
Masalah yang disampaikan di dalam sastra serius ini akan terus diungkap sampai inti hakikat kehidupannya bersifat universal. Sastra serius biasanya akan mengajak pembacanya untuk dapat merenungi dan meresapi secara mendalam mengenai bagaimana pokok persoalan yang akan disampaikan.
Berdasarkan jenisnya, sastra populer dibagi menjadi 6. Berikut ini akan diberikan contoh dari karya sastra yang populer berdasarkan dengan jenis karya sastaranya.
1. Puisi: “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono, “Malam Kebumen” karya Sitor Situmorang, “Sajak Matahari karya W.S. Rendra, dan lain sebagainya.
2. Prosa: “Hikayat hang Tuah”, “Kancil Mencuri Timun”, dan lain-lain.
3. Novel: “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer, “Laskar Pelangi” karya Andrea hirata, “5 CM” karya Donny Dhirgantoro, dan lain sebagainya.
4. Roman: “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” karya Haji Abdul Malik Karim Marullah atau HAMKA, “Salah Pilih” karya Nur Sutan Iskandar, dan lainnya.
5. Cerpen: “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis, “Filosofi Kopi” karya Dee Lestari, dan lain-lain.
6. Drama: “Bila Malam Bertambah Malam” karya Putu Wijaya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sastra populer adalah karya sastra yang cenderung menggunakan bahasa sehari-hari di kalangan remaja. Karya sastra ini sering disebut karya pop.
1. Puisi. Puisi merupakan jenis karya sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan sangat sistematis dan cermat. Hal ini untuk mempertajam kesadaran seseorang mengenai pengalaman dan membangkitkan tanggapan melalui bunyi, irama, dan makna yang khusus.
2. Prosa atau fiksi. Prosa atau fiksi juga merupakan salah satu bentuk karya sastra yang mirip, namun berbeda dengan puisi, prosa disusun dalam bentuk cerita atau narasi yang pada umumnya merupakan cangkokan dari bentuk monolog dan dialog.
3. Novel. Novel merupakan bentuk karya sastra populer yang memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Novel memiliki isi lebih panjang dan kompleks dibandingkan cerpen dan tidak memiliki batas struktural dan persajakan.
4. Roman. Roman merupakan cerita panjang yang memuat cerita mengenai kepahlawanan dan percintaan.
5. Cerita pendek atau cerpen. Cerpen adalah bentuk prosa naratif fiktif yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya. Cerpen memiliki fokus pada satu pokok peristiwa saja.
6. Drama. Drama merupakan perpaduan karya sastra bentuk puisi dan mengisahkan atau menggambarkan kehidupan melalui watak dan lakon di dalam dialog para tokohnya.
Ruang lingkup kajian teori sastra atau literatur adalah kreativitas penciptaan, sedangkan ruang lingkup studi sastra atau literatur studi adalah ilmu dengan sastra sebagai objeknya. Dengan demikian, ruang lingkup kajian teori sastra berfokus pada kreativitas penciptaan. Oleh sebab itu, karya sastra memiliki jenis puisi, drama, novel, atau cerpen yang termasuk sastra.
Meski demikian, kritik sastra juga menjadi ruang lingkup sastra karena kreativitas dalam menanggapi karya sastra dan masalah kreativitas penciptaan lain dalam sastra. Kritik sastra yang benar bukan kritik sastra yang asal-asalan melainkan kritik yang berlandaskan pada logika dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kanon diartikan sebagai karya drama yang dianggap ciptaan asli seorang penulis. Akan tetapi dalam makna yang lebih luas, kanon diartikan sebagai daftar bacaan standar wajib bagi orang terpelajar. Lebih dari itu, barangkali dalam arti yang lebih luas, kanon sastra berarti karya sastra asli yang menjadi ‘ikon’ suatu zaman atau masa dalam kurun waktu tertentu di dalam suatu negara atau wilayah.
Karya sastra kanon adalah karya sastra yang pada waktu tertentu paling banyak dicetak serta paling sering dibahas oleh kritikus sastra dan sejarawan. Di era sekarang, kemungkinan besar karya kanon dimasukkan ke dalam antologi dan silabus perkuliahan dan perguruan tinggi, seperti judul “World Masterpieces’, ‘Great American Writers’, atau ‘Major France Authors’.
Artikel Terkait:
Teknik Menulis Puisi:Panduan dan Cara Membuat Puisi
15 Jenis Majas Beserta Contoh Lengkapnya
Apa Itu Prosa? Kenali Ciri-Ciri , Jenis, dan Contoh Lengkapnya
Makna Perluasan Kata: Pengertian Menurut Ahli,Bentuk,dan Contoh Lengkap
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…