Menulis Buku

Tanda Kurung Siku dan Bedanya dengan Tanda Kurung

Dalam bahasa Indonesia ada banyak tanda baca, salah satunya adalah tanda baca pengapit yang memiliki empat kategori. Salah satu dari 4 kategori tersebut adalah tanda kurung siku ([…]). 

Penggunaan tanda kurung jenis ini memang tidak sejamak atau sesering tanda kurung biasa. Namun dalam aturan penulisan bahasa Indonesia, tanda kuruk jenis ini memiliki fungsi tersendiri. Sehingga ada beberapa kondisi Anda wajib mencantumkannya. 

Tanda Kurung Siku

Dikutip melalui laman Kemdikbud, tanda kurung siku ([…]) adalah tanda baca yang digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

Meskipun begitu, tanda baca satu ini tidak hanya memiliki fungsi tunggal tersebut. Detail mengenai fungsinya akan dijabarkan di bawah, ya. Selain itu, tanda baca ini adalah bagian dari tanda baca pengapit. 

Tanda baca pengapit adalah tanda baca yang mengapit satuan bahasa (seperti huruf atau kata) ada 4 kategori, yaitu  tanda petik (“…”), tanda petik tunggal (‘…’), tanda kurung ((…)), dan tanda kurung siku ([…]).

Meskipun sama-sama dari jenis tanda baca pengapit, akan tetapi satu sama lain memiliki fungsi berbeda. 

Jika Anda seorang penulis, baik penulis karya ilmiah maupun non ilmiah. Pemahaman mengenai tanda baca satu ini sangat penting. Jangan sampai Anda keliru menggunakan salah satu dari jenis tanda baca pengapit. Sebab karya tulis Anda menunjukan keterampilan menulis dan pengetahuan Anda di bidang satu ini. 

Pahami tanda baca lainnya dan penggunannya dengan benar:

Fungsi Tanda Kurung Siku

Dalam buku berjudul Mengenal Tata Bahasa Indonesia karya Jonter Pandapotan Sitorus (2019). Tanda kurung siku memiliki fungsi sangat penting dalam penulisan suatu teks atau kalimat. 

Tanda baca ini memiliki peran krusial ketika menuliskan kutipan, baik kutipan langsung maupun tidak langsung. Hal ini yang membuat tanda baca ini lebih sering muncul di karya tulis yang sifatnya formal seperti karya tulis ilmiah, surat pengumuman, dll. 

Adapun fungsi utama dari tanda kurung siku adalah mencakup 2 poin, yaitu 

1. Penanda Kutipan yang Ditulis Ada Kemungkinan Salah

Fungsi yang pertama dari tanda kurung siku adalah menjadi penanda dalam kutipan yang kemungkinan ada kesalahan. Meskipun begitu, tanda baca ini juga bisa digunakan untuk menunjukan adanya kemungkinan kesalahan pada bukan kutipan. 

Jika ada kemungkinan kutipan salah, kenapa penulis tidak membenarkan atau mengoreksi? Jawabannya adalah karena prinsip kutipan adalah menjelaskan suatu hal sesuai dengan yang dijelaskan sumber atau referensi. Khususnya kutipan langsung. 

Jika penulis membuat kutipan langsung dan menjumpai kesalahan, termasuk kesalahan ketik alias typo. Maka sudah sewajarnya penulis menulis kutipan apa adanya dengan menambahkan koreksi yang diapit tanda kurung siku. Sehingga tidak mengubah kalimat dan sesuai sumber. Contohnya: 

Penggunaan bahasa dalam penyusunan tugas akhir harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia.

2. Mengapit Keterangan dalam Kalimat Penjelas yang Diapit Tanda Kurung

Fungsi yang kedua dari tanda kurung siku adalah mengapit keterangan dalam kalimat penjelas. Kalimat penjelas adalah kalimat yang isinya memberi penjelasan dan umumnya diapit tanda kurung. 

Jika dalam kalimat penjelas perlu ditambahkan keterangan tambahan. Maka keterangan tambahan ini diapit oleh tanda kurung siku. Sehingga bisa memberi penjelasan lebih detail kepada pembaca. Berikut contohnya: 

Persamaan kedua proses itu (perbedaanya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.

Penggunaan Tanda Kurung Siku

Sesuai dengan definisi sebelumnya, maka bisa dipahami bahwa isi dari teks di dalam tanda kurung siku bisa banyak hal. Mulai dari huruf tunggal untuk mengoreksi kesalahan ketik pada kutipan langsung. 

Isi lainnya adalah kata atau bisa juga kelompok kata. Sehingga bisa berisi kata tunggal dan beberapa kata, baik dalam bentuk frasa, klausa (kalimat berisi subjek dan predikat), maupun kalimat. Sehingga bisa disesuaikan kebutuhan. 

Supaya tidak bingung bagaimana dan kapan tanda baca pengapit ini bisa digunakan, maka berikut penjelasan mengenai aturan penggunaannya secara umum dikutip dari berbagai sumber: 

1. Tanda Kurung Siku untuk Mengapit Huruf, Kata, dan Kelompok Kata

Seperti penjelasan sebelumnya, fungsi pertama dari tanda baca satu ini adalah untuk menandai bagian dari kutipan yang mungkin ada kesalahan. Entah kesalahan pengetikan, kalimat kurang lengkap, dan sebagainya. Berikut beberapa contohnya: 

  1. Sang Sapurba men[d]engar bunyi aneh dari kejauhan. (mengapit huruf tunggal).
  2. Berikut adalah penjelasan mengenai pemanfaatan kedelai [dalam] pembuatan tahu.  (mengapit kata tunggal).
  3. Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia jatuh pada hari Jumat. (mengapit frasa, klausa, dan kalimat).

2. Tanda Kurung Siku untuk Mengapit Keterangan dalam Kalimat Penjelas

Penggunaan yang kedua dari tanda kurung siku adalah untuk mengapit keterangan tambahan dalam kalimat penjelas yang diapit tanda kurung. Berikut beberapa contohnya: 

  1. Persamaan kedua proses itu (perbedaanya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.
  2. Fungsi utama jantung (fungsi tersebut telah dijelaskan di Bab II [lihat halaman 61]) adalah memompa darah ke seluruh tubuh.
  3. Elton John adalah penyanyi legendaris (asal Inggris [lahir pada 1947]) yang produktif dalam berkarya.

Jangan lakukan kesalahaan penggunaan tanda baca hingga penulisan berikut. Ikuti pembenarannya:

Perbedaan Tanda Kurung dan Tanda Kurung Siku

Meski memiliki nama hampir sama dan merupakan jenis dari tanda baca pengapit. Namun, antara tanda kurung dengan tanda kurung siku adalah berbeda. Masing-masing memiliki bentuk dan fungsinya sendiri. Berikut detail perbedaannya: 

1. Bentuk Tanda Baca

Perbedaan yang pertama adalah dari segi bentuk. Tanda kurung menggunakan simbol ((…)) sementara tanda kurung siku menggunakan simbol ([…]). Sehingga dengan perbedaan bentuk simbol ini, para penulis bisa paham bagaimana mencantumkan tanda baca ini sesuai kebutuhan dan sesuai kaidah yang berlaku. 

2. Fungsi

Perbedaan yang kedua adalah dari segi fungsi. Tanda kurung memiliki fungsi untuk memberikan keterangan atau penjelas. Sehingga saat menyusun kalimat penjelas dalam suatu kalimat akan diapit tanda ini. 

Fungsi lain dari tanda kurung adalah untuk mengapit angka yang menunjukan urutan atau penomoran. Misalnya (1), (2), dan seterusnya. Sehingga bisa dipakai mengapit kata, kalimat, dan juga angka. 

Sementara tanda kurung siku memiliki dua fungsi, seperti penjelasan sebelumnya. Pertama, untuk memberikan koreksi pada kutipan yang kemungkinan salah akan tetapi tidak mengubah struktur kutipan langsung dari sumber. 

Fungsi kedua adalah memberi kalimat keterangan tambahan pada kalimat penjelas yang sudah diapit tanda kurung. Hal ini juga sudah dijelaskan sebelumnya di atas. 

Melalui penjelasan tersebut, Anda tentu semakin paham apa itu tanda kurung siku, fungsinya, dan kapan tanda baca ini harus digunakan. Sehingga bisa meningkatkan kualitas karya tulis Anda karena sudah mengikuti kaidah yang berlaku secara umum. 

Perhatikan penggunaan “kata baku” yang benar pada naskah Anda, artikel berikut akan membantu:

Rekan Anda masih bingung membedakan antara tanda kurung? Kirimkan sama artikel ini dengan cara klik tombol share. Semoga bermanfaat!

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

4 minggu ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

4 minggu ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

4 minggu ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

4 minggu ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

4 minggu ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

4 minggu ago