Daftar Isi
Tata bahasa secara umum merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Tata bahasa merupakan ilmu linguistik yang mana artinya adalah suatu ilmu yang mempelajari mengenai bahasa. Di dalam bahasa Indonesia, tata bahasa ini sudah diatur sedemikian rupa dengan baku di dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Dalam mempelajari bahasa Indonesia, tentu Anda tidak akan terlepas dari penggunaan tata bahasa yang baik dan benar. Tak hanya di dalam bahasa Indonesia saja, di dalam bahasa Inggris juga ada istilah tata bahasa yang disebut grammar. Sehingga dari berbagai fenomena dan istilah tersebut, diketahui bahwa tata bahasa menjadi aspek penting.
Tata bahasa bahkan juga jadi modal awal yang penting yang harus dikuasai oleh seorang penutur bahasa, terutama bahasa Indonesia agar Anda dapat melakukan komunikasi dengan baik dan benar.
Namun sayangnya, di Indonesia ini penerapan dan penggunaan tata bahasa untuk penguasaan bahasa kualitasnya masih rendah atau bahkan sangat rendah. Hal ini terlihat seperti halnya yang Anda amati dan rasakan sehari-hari, baik itu pemakaian atau praktik penggunaan tata bahasa Indonesia pada media massa, penggunaan tulisan, dan lain sebagainya.
Pengertian Tata Bahasa Menurut Ahli
Setelah memahami pengertian tata bahasa secara umum, berikut juga merupakan pengertian dari tata bahasa yang diungkapkan menurut para ahli. Tentu pandangan para ahli beragam mengenai pengertian tata bahasa. Simak pandangan para ahli mengenai tata bahasa ini.
1. Keraf (dalam Misriyah: 2011)
Menurut Keraf (dalam Misriyah: 2011), tata bahasa merupakan suatu himpunan dari berbagai patokan di dalam struktur bahasa. Struktur bahasa yang dimaksud meliputi tata bunyi, tata bentuk, tata kata, tata kalimat, dan juga tata makna. Artinya, tata bahasa ini meliputi bidang-bidang yakni fonologi, morfologi, dan sintaksis.
2. Crystal (dalam Tarigan: 1989)
Crystal (dalam Tarigan: 1989) mengatakan bahwa tata bahasa atau grammar adalah studi mengenai struktur kalimat, terutama sekali dengan acuan kepada sintaksis dan morfologi dan kerap kali dijadikan buku teks atau buku pegangan.
Crystal juga menjelaskan bahwa tata bahasa merupakan suatu pemerian kaidah-kaidah yang mengendalikan bahasa secara umum atau bahasa-bahasa tertentu yang mencakup semantik, fonologi, dan juga bisa mengenai pragmatik.
3. Djiwandono (2011)
Djiwandono mengungkapkan pendapatnya bahwa tata bahasa sebagai bagian dari paparan tentang bahasa yang berkaitan dengan kemampuan tentang kata pada tataran morfologi dan juga kemampuan tentang kalimat pada tataran sintaksis.
4. Kridalaksana (2001)
Kridalaksana memaparkan bahwa tata bahasa memiliki dua pengertian, yaitu 1) subsistem dalam organisasi bahasa di mana satuan-satuan bermakna digabung untuk membentuk satuan-satuan yang lebih besar. Secara kasar, tata bahasa terbagi atas morfologi dan sintaksis dan terpisah dari fonologi, semantik, dan leksikon;
2) seluruh sistem hubungan struktural dalam bahasa dan dipandang sebagai seperangkat kaidah untuk membangkitkan kalimat, di dalamnya tercakup pula fonologi dan semantik.]
5. Wedhawati (2006)
Wedhawati berpendapat bahwa konsep tata bahasa merupakan salah satu subsistem bahasa. Subsistem tersebut memiliki dua pengertian, yaitu pengertian secara luas dan pengertian secara sempit.
a. Pengertian secara sempit
Artinya tata bahasa meliputi sintaksis yang mana merupakan cabang ilmu bahasa atau linguistik yang membahas hubungan antarkata di dalam kalimat, dan morfologi yang mana menjadi cabang linguistik yang membahas tentang proses pembentukan kata.
b. Pengertian luas
Artinya tata bahasa selain mencakup morfologi dan sintaksis juga mencakup mengenai:
1) fonologi yang merupakan cabang linguistik yang membahas bunyi bahasa berdasarkan fungsinya,
2) wacana yang merupakan cabang linguistik yang membahas struktur penataan kalimat di dalam suatu teks, sehingga membentuk satu kesatuan informasi yang lengkap serta padu,
3) serta pragmatik yang merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas struktur bahasa sebagai alat komunikasi dalam hubungannya dengan aspek situasi tutur yang bersifat ekstralingual.
6. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tata bahasa dipahami sebagai suatu kumpulan kaidah tentang struktur gramatikal bahasa, atau buku tentang kaidah bahasa yang meliputi kaidah fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Dari penjelasan para ahli di atas, didapatkan kesimpulan bahwa tata bahasa memiliki pengertian yakni merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari tentang struktur dan kaidah dalam suatu bahasa. Oleh sebab itu, sudah disepakati bahwa struktur bahasa mencakup bidang tata bunyi, tata bentuk, tata makna, dan tata kalimat.
Atau dengan kata lain, tata bahasa memiliki ruang lingkup yakni fonologi, sintaksis, morfologi, dan juga semantik. Tata bahasa juga dapat diartikan sebagai salah satu materi pengajaran di dalam bahasa yang meliputi tataran pada morfologi dan sintaksis yang disesuaikan dengan tingkat satuan pembelajaran atau sekolah.
Baca Juga:
Perbedaan Singkatan dan Akronim
Penggunaan Huruf Miring yang Baik dan Benar
Penggunaan Huruf Kapital yang Baik dan Benar
Ciri-Ciri Tata Bahasa
Untuk lebih mengetahui mengenai karakter tata bahasa, perlu diketahui bahwa tata bahasa memiliki ciri-ciri atau karakteristik. Berikut adalah ciri-ciri atau karakteristik dari tata bahasa.
1. Pembentukan kata dilihat dari afiksasi atau pengimbuhan dan juga reduplikasi atau pengulangan.
2. Berbagai sarana dari tingkat leksikal maupun pada tingkat gramatikal dapat digunakan untuk menyatakan suatu arti.
3. Jalinan tingkat gramatikal dan juga leksikal yang perlu diperhatikan.
4. Satuan sintaksis memiliki sifat senyawa.
5. Tata bahasa memiliki sifat normatif atau dengan kata lain yaitu tata bahasa disusun atas berbagai gejala bahasa yang bisa digunakan di dalam bermasyarakat.
Sifat Tata Bahasa
Tata bahasa ini memiliki sifat khusus, sama halnya sifat dalam ilmu bahasa lain. Secara umum, tata bahasa memiliki sifat normatif atau umum. Artinya, di dalam tata bahasa tersusun atas adanya berbagai gejala bahasa yang secara umum dipakai dan digunakan dalam suatu masyarakat.
Suatu tatanan bahasa yang bersifat normatif atau umum memberikan penjelasan mengenai struktur umum dari suatu bahasa. Akan tetapi perlu diingat bahwa bahasa ini sifatnya akan terus berkembang setiap saat, sehingga akan ada berbagai perubahan yang terjadi mengenai struktur bahasa. Oleh sebab itu, tata bahasa yang sifatnya normatif ini tetap harus memiliki sifat deskriptif.
Dalam hal ini, bahasa yang sudah atau telah mati dan tidak dipakai lagi dalam komunikasi sehari-hari, artinya tata bahasa normatif dari berbagai bahasa tersebut seringkali memiliki sifat perspektif yang artinya menentukan dan juga mengatur berbagai kaidah dan harus mengikuti dengan tepat dan cermat, sehingga tidak boleh ada penambahan atau tidak bisa diubah lagi.
Jenis-Jenis Tata Bahasa
Pemahaman mengenai pengertian tata bahasa, ciri-ciri tata bahasa, hingga sifat tata bahasa ini mengantarkan Anda pada berbagai jenis atau macam tata bahasa. Secara umum, tata bahasa ini dibedakan menjadi berbagai macam menurut cara penyusunannya yaitu seperti penjelasan di bawah ini.
1. Tata Bahasa Deskriptif
Tata bahasa deskriptif merupakan tata bahasa yang disusun berdasarkan oleh pencatatan atau deskripsi yang nyata mengenai struktur dari suatu bahasa. Di dalam tata bahasa, biasanya meliputi berbagai hal tentang suatu lingkungan masa yang tentu memiliki sinkronisasi atau berhubungan antara satu sama lain.
2. Tata Bahasa Historis-Komparatif
Tata bahasa historis-komparatif merupakan susunan atau jenis tata bahasa yang mana di dalamnya membicarakan mengenai perkembangan struktur bahasa dari zaman yang satu ke zaman yang lain atau disebut sebagai historis atau diakronis. Selain itu, terjadinya perbandingan antara berbagai struktur bahasa dari berbagai macam zaman yang dibandingkan dengan bahasa lainnya atau disebut komparatif.
3. Tata Bahasa Tradisional
Tata bahasa tradisional adalah tata bahasa yang hanya mencontoh warisan tata bahasa barat dan mewarisi semua kaidah gramatikal tata bahasa Latin-Yunani.
4. Tata Bahasa Generatif
Pengertian dari tata bahasa generatif adalah bahwa bahasa merupakan struktur pikiran manusia yang mana artinya membentuk model lengkap bahasa terdalam atau yang dikenal sebagai i-language. Model tersebut digunakan untuk menjelaskan semua bahasa manusia dan juga digunakan untuk memperkirakan ketatabahasaan dari ungkapan apapun.
5. Tata Bahasa Transformasi
Tata bahasa transformasi dicetuskan oleh Noam Chomsky yang mana awalnya disebut classical theory dan kemudian dalam perkembangannya disebut sebagai standard theory yang mana menggunakan pendekatan teori sintaksis tanpa menyinggung makna atau semantik dan dapat disebut sintaksis generatif.
6. Tata Bahasa Struktural
Tata bahasa struktural merupakan tata bahasa hasil dari menyelidiki bahasa secara tersendiri, terlepas dari segala prasangka yang ada. Dalam hal ini, struktural yang berasal dari kata struktur artinya hubungan yang relatif tetap antara bagian yang membentuk suatu hal.
7. Tata Bahasa Tagmemik
Tata bahasa tagmemik dipelopori oleh Prof. Kenneth Lee Pike, seorang ahli bahasa ulung pendiri dan pengembang Summer Institute of Linguistic. Tata bahasa tagmemik ini berkembang dari teori yang lebih komprehensif tentang bahasa dalam ruang lingkup perilaku manusia.
8. Tata Bahasa Pedagogik
Tata bahasa pedagogik atau tata bahasa pedagogis atau pedagogical grammar merupakan suatu deskripsi gramatikal mengenai bahasa yang diperuntukkan bagi maksud-maksud pedagogis, misalnya rancang-bangun, silabus, persiapan materi, dan lain sebagainya.
Baca Juga:
Jenis-Jenis Majas dan Contohnya
Jenis-Jenis Paragraf dan Contohnya
Jenis-Jenis Font dan Contohnya
Bidang-Bidang Tata Bahasa
Selain memiliki berbagai macam jenis, tata bahasa juga memiliki berbagai bidang yang dipelajari di dalam bahasa Indonesia.
1. Fonologi
Fonologi merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu phone yang artinya bunyi dan logos yang artinya ilmu. Fonologi disebut juga sebagai tata bunyi yang mana artiya fonologi merupakan bagian dari tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum.
Fonologi juga merupakan ilmu mengenai perbendaharaan fonem serta bahasa dan distribusinya. Fonologi dibagi menjadi dua bagian:
a. fonetik: bagian ilmu linguistik yang mempelajari bunyi yang diproduksi oleh manusia,
b. fonemik: bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti.
2. Morfologi
Morfologi adalah bidang linguistik atau tata bahasa yang mengkaji mengenai pembentukan kata atau berbagai morfem di dalam suatu bahasa. Morfologi juga disebut sebagai tata bentuk yang merupakan satuan ujaran yang memiliki makna gramatikal atau leksikal yang turut serta dalam pembentukan kata atau yang menjadi bagian dari kata.
Morfem dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
a. morfem terikat: morfem tidak mampu berdiri sendiri, sehingga harus selalu berkaitan dengan morfem bebas dan melalui proses morfologis atau proses pembentukan kata,
b. morfem bebas: morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata serta secara gramatikal menduduki satu fungsi pada kalimat.
3. Sintaksis
Sintaksis berasal dari bahasa Yunani kuno syn yang artinya bersama dan taxis yang artinya pengaturan. Artinya, sintaksis merupakan prinsip serta peraturan untuk membuat kalimat yang berguna untuk merujuk langsung pada sebuah peraturan atau prinsip yang mencakup mengenai struktur kalimat pada bahasa apapun.
Sintaksis sering digunakan untuk melakukan rujukan pada aturan yang mengatur mengenai sistem matematika, seperti halnya bahasa pemrograman komputer, bahasa formal buatan, hingga logika.
4. Semantik
Semantik berasal dari bahasa Yunani yaitu semantikos yang artinya memberikan tanda. Semantik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain.
Sintaksis dapat dikontraskan dengan dua aspek lain dari ekspresi makna, yaitu sintaksis dan pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana serta pragmatika atau penggunaan praktis simbol oleh agen atau komunitas pada suatu kondisi atau konteks tertentu.
Aspek-Aspek Tata Bahasa
Tata bahasa memiliki berbagai aspek yang terdiri atas lima hal, yaitu seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.
1. Dilihat dari Tujuannya
Dilihat dari tujuannya, tujuan dari penulisan tata bahasa untuk pendidikan adalah menciptakan alat bantu belajar bahasa agar proses penguasaan bahasa sasaran berjalan baik dan lebih mudah. Tata bahasa ini berkenaan dengan bagaimana cara membantu siswa agar dapat memahami dan memproduksi ujaran dalam bahasa yang dipelajari.
2. Dilihat dari Pengorganisasian Isinya
Tata bahasa deskriptif diorganisasikan berlandaskan pada teori bahasa atau linguistik dan tata bahasa pendidikan berdasarkan menurut prinsip tata bahasa.
3. Dilihat dari Dasar Pemeriannya
Dasar pemerian dari tata bahasa deskriptif adalah data empiris atau intuisi yang diperoleh dari seorang penutur bahasa.
4. Dilihat dari Gaya Penyajiannya
Dari gaya penyajiannya, tata bahasa deskriptif merupakan uraian sistematis dalam menjawab berbagai pertanyaan, sedangkan penyajian materi pada tata bahasa pendidikan ini berkenaan dengan bagaimana pertanyaan yang diberikan.
5. Dilihat dari Ruang Lingkup Pemakaiannya
Tata bahasa deskriptif memiliki ruang lingkup yang sifatnya lebih universal artinya isi dan formatnya tidak ditentukan oleh variabel yang ada pada para pemakai, akan tetapi ditentukan berdasarkan kaidah keilmuan linguistik.
Contoh Pemakaian Tata Bahasa
Agar Anda lebih memahami contoh pemakaian tata bahasa dalam kalimat, simak contoh di bawah ini. Di bawah ini, merupakan contoh tata bahasa dalam kalimat berdasarkan pengucapannya yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat langsung dan juga kalimat tak langsung.
1. Contoh Pemakaian Tata Bahasa Kalimat Langsung
Biasanya, kalimat ini digunakan untuk menirukan ucapan orang lain, sehingga perlu diketahui bahwa penulisan kalimat ini diberi 2 tanda petik (“…”). Berikut contoh-contohnya:
a. Dian bertanya kepada ibunya, “Jam berapa ibu pulang ke rumah?”
b. “Jangan lupa mengunci pintu kamar dan pintu rumah jika akan keluar rumah,” pesan ayah kepada Lina yang masih berada di kamar.
c. Lina berkata, “Tadi pagi, aku melihat Jani dan Dimas berjalan ke arah sekolah”.
d. “Kerjakan tugas itu sekarang, nanti akan bapak koreksi,” perintah Pak Guru.
2. Contoh Pemakaian Tata Bahasa Kalimat Tak Langsung
Berbeda dengan penggunaan kalimat langsung, kalimat tak langsung ini merupakan hasil perubahan kalimat dari kalimat tak langsung di mana tidak menggunakan tanda petik. Berikut contohnya:
a. Kartika berpesan padaku bahwa aku harus hadir ke acara ulang tahunnya besok.
b. Tadi pagi ayah menyuruhku untuk mencuci sepeda motor.
c. Lisa mengatakan padaku bahwa ia tidak bisa mengikuti bimbingan belajar pada hari ini.
Artikel Terkait:
Kalimat Imperatif: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya
Syarat Kalimat Efektif Beserta Ciri-Ciri dan Contohnya
Kalimat Efektif: Pengertian, Prinsip, Karakteristik, dan Contoh