Search
Close this search box.

Konjungsi Temporal: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap

konjungsi temporal

Konjungsi sering disebut sebagai kata yang menghubungkan kata yang satu dengan kata yang lain atau singkatnya disebut sebagai kata hubung. Akan tetapi, masih banyak yang keliru dalam memahami konjungsi atau kata hubung tersebut.

Konjungsi atau kata hubung tersebut berfungsi menghubungkan dua satuan bahasa, baik yang sederajat maupun tidak sederajat. Ada berbagai jenis atau berbagai macam konjungsi di dalam bahasa Indonesia, salah satu jenis konjungsi yang kerap digunakan adalah konjungsi temporal.

Apa itu konjungsi temporal, meliputi dari pengertian konjungsi temporal, bagaimana fungsi konjungsi tersebut, bagaimana karakteristik atau ciri-ciri konjungsi temporal, bagaimana jenis konjungsi tersebut, dan juga bagaimana saja contoh penggunaan konjungsi tersebut akan dijelaskan secara menyeluruh di bawah ini.

Pengertian Konjungsi Temporal

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam bahasa Indonesia, ada beberapa jenis atau beberapa macam konjungsi. Jenis konjungsi yang akan dibahas kali ini adalah tentang konjungsi temporal. Tapi, apa itu konjungsi temporal yang menjadi salah satu jenis konjungsi dalam bahasa Indonesia?

Secara umum, perlu diketahui dahulu pengertian dari konjungsi secara menyeluruh. Secara sederhana, konjungsi merupakan kata-kata yang memiliki peran menghubungkan antar-kata atau antar-kalimat, maupun antar-paragraf. Konjungsi dianggap penting karena mampu membantu pembaca memahami suatu tulisan.

Tanpa adanya konjungsi, maka kalimat akan sulit dipahami dan sulit dimengerti. Sehingga penggunaan konjungsi ini harus tepat guna agar mampu berpengaruh dan membuat suatu kalimat atau teks menjadi kalimat atau teks yang mudah dipahami oleh pembaca.

Jika konjungsi merupakan kata yang menghubungkan antar-kata atau antar-kalimat, atau antar-paragraf, maka konjungsi temporal merupakan jenis konjungsi atau jenis kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan dua peristiwa yang berbeda dan biasanya memiliki kaitan dengan waktu.

1. Sulis Setiawati

Menurut Sulis Setiawati dan Heppy Atma Pratiwi di dalam jurnalnya yang berjudul Aspek Kohesi Konjungsi dalam Wacana Opini pada Majalah Tempo dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia (2016), ia menyebutkan bahwa konjungsi temporal merupakan hubungan atau pertalian waktu yang menunjukkan terjadinya peristiwa dari tahap awal ke tahap berikutnya.

2. M. Ramlan 

Sementara itu, menurut M. Ramlan dalam Bahasa Indonesia yang Salah dan Benar (1984), konjungsi temporal merupakan hubungan pertalian waktu terjadi ketika kalimat yang satu menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau keadaan yang tersebut pada kalimat selanjutnya.

Konjungsi tersebut juga bisa diartikan sebagai sebuah kata hubung yang memberikan penjelasan tentang hubungan waktu dari dua peristiwa yang terjadi. Sehingga, konjungsi temporal ini berfungsi menjadi penghubung antar-bagian di dalam teks. Selain itu, konjungsi temporal yang berhubungan antar bagian dalam teks atau kohesi ini penting.

Mengapa demikian? Penggunaan konjungsi temporal ini menjadi penting karena mampu membantu menciptakan keserasian di dalam setiap unsur yang dihubungkan atau disambungkan antara satu sama lain. Penggunaan konjungsi tersebut juga harus tepat agar tercipta susunan kata yang baik sehingga akan membuat teks mudah dipahami.

Oleh sebab itu, penggunaan konjungsi tersebut menjadi penting agar suatu tulisan mampu memaparkan kejadian atau peristiwa secara kronologis dan berurutan. Sehingga, konjungsi jenis ini menjadi lumrah digunakan pada berbagai jenis pola pengembangan paragraf, misalnya pada teks narasi, teks berita, dan lain-lain.

Sehingga, konjungsi jenis temporal ini menjadi salah satu jenis konjungsi yang paling banyak digunakan karena sangat sesuai untuk setiap pola pengembangan paragraf. Oleh karenanya, pembaca akan lebih familiar dengan penggunaan konjungsi ini dibandingkan dengan penggunaan konjungsi jenis lainnya.

Baca Juga:

Fungsi Konjungsi Temporal

Setelah memahami pengertian dari konjungsi jenis temporal yang artinya menggabungkan satu kata dan kata lainnya atau menghubungkan antar-kalimat, maka Anda juga memahami apa fungsi digunakannya atau diaplikasikannya konjungsi temporal pada kalimat atau pada teks.

Dari penjelasan tentang pengertian konjungsi temporal. maka bisa dipahami mengenai apa itu fungsi dari konjungsi tersebut. Konjungsi tersebut memiliki fungsi utama yaitu untuk menghubungkan kata dan kalimat yang memiliki hubungan yang berhubungan dengan waktu atau dalam hal waktu.

Dalam penggunaan konjungsi tersebut, konjungsi temporal digunakan atau ditambahkan pada suatu kalimat sehingga membuat setiap kalimat saling berhubungan satu sama lain. Sehingga, konjungsi jenis ini mampu membentuk paragraf yang mampu memaparkan suatu kejadian atau peristiwa.

Selain itu, konjungsi ini juga mampu memaparkan kejadian maupun proses secara berurutan atau urut dan kronologis, sehingga kronologi peristiwa menjadi lebih jelas ditangkap dan dipahami. Dengan demikian, penulis akan yakin dan mampu memastikan bahwa pembaca akan memahami kejadian secara urut dan tidak acak atau lompat.

Oleh sebab itu, penggunaan atau fungsi konjungsi jenis temporal ini sangat penting untuk menjaga teks atau bacaan agar pembaca tetap mampu memahami bacaan yang dibaca dengan susunan yang sistematis atau sesuai dengan kronologis yang terjadi dan tidak menimbulkan ambiguitas.

Baca Juga:

Ciri-Ciri Konjungsi Temporal

Setelah memahami tentang pengertian konjungsi temporal dan juga bagaimana fungsi dari konjungsi tersebut, kini akan dijelaskan juga mengenai karakteristik atau ciri-ciri dari konjungsi temporal. Sudah diketahui bahwa konjungsi temporal ini menghubungkan kalimat yang berhubungan dengan waktu, sehingga ciri-ciri utama adalah berhubungan dengan waktu.

Akan tetapi, ada beberapa karakteristik atau ciri-ciri lain yang membedakan jenis konjungsi temporal ini menjadi berbeda dengan jenis konjungsi yang lain. Berikut adalah karakteristik atau ciri-ciri yang membedakan konjungsi jenis ini dengan konjungsi jenis lainnya.

1. Berfungsi sebagai subjungtif

Konjungsi jenis temporal ini memiliki karakteristik atau memiliki ciri-ciri yakni berfungsi sebagai subjungtif. Arti dari subjungtif sendiri merupakan modus yang menegaskan kemungkinan objektif di dalam suatu kalimat. Sehingga, konjungsi temporal ini memiliki makna yang lengkap jika membangun suatu kalimat.

Karena penggunaannya akan membuat suatu kalimat memiliki makna yang lengkap, koheren, dan juga mudah dipahami, sehingga konjungsi ini sering digunakan dan sangat familiar bagi siapa pun.

2. Bisa ditempatkan di mana saja

Karakteristik atau ciri-ciri kedua dari konjungsi jenis temporal adalah konjungsi ini bisa ditempatkan di bagian kalimat mana saja. Berbeda dengan konjungsi jenis lain, konjungsi temporal ini bisa diletakkan di mana saja, baik di awal kalimat, di tengah kalimat, atau pun di akhir kalimat.

Sehingga, biasanya konjungsi jenis ini penempatannya lebih fleksibel dan juga lebih luwes, selama penulis mampu memilih bentuk konjungsi yang sesuai dengan makna dari kalimat yang sudah disusun tersebut.

3. Bertindak sebagai tautan

Karakteristik ketiga atau ciri-ciri ketiga dari konjungsi temporal adalah bisa bertindak sebagai tautan. Artinya tautan ini mampu menghubungkan atau mengaitkan klausa dengan kalimat induk. Sehingga, konjungsi temporal mampu menghubungkan atau mengaitkan klausa dengan kalimat induk kalimat.

Selain itu, penggunaan konjungsi jenis ini juga akan membantu pembaca untuk dapat lebih mudah memahami dan mengetahui hubungan antara klausa dengan kalimat induk tersebut. Dengan demikian, pembaca akan lebih mudah memahami dan mengerti makna dan maksud dari kalimat atau teks tersebut.

4. Menghubungkan kalimat yang memiliki unsur waktu

Terakhir, karakteristik atau ciri-ciri dari konjungsi temporal yang membedakan jenis konjungsi tersebut dengan jenis konjungsi lain yang paling utama dan paling mencolok adalah tentang menghubungkan kalimat yang berhubungan atau memiliki hubungan dengan unsur waktu.

Artinya, konjungsi tersebut penggunaannya tidak akan bisa digunakan pada jenis kalimat yang tidak memiliki hubungan antar-waktu atau dalam segi waktu.

Jenis Konjungsi Temporal

Berdasarkan pengertian konjungsi tersebut, bagaimana fungsi dari konjungsi tersebut, dan bagaimana karakteristik atau ciri-ciri dari konjungsi jenis temporal, maka selanjutnya akan dibahas tentang apa saja jenis atau macam-macam konjungsi temporal.

Secara umum, konjungsi jenis temporal ini dibagi menjadi dua macam. Pembagian jenis atau macam-macam konjungsi ini berdasarkan sifatnya, yaitu konjungsi temporal sederajat dan konjungsi temporal tidak sederajat. Agar lebih memahami tentang dua jenis konjungsi tersebut, berikut penjelasannya secara lengkap.

1. Konjungsi Temporal Sederajat

Konjungsi temporal yang sederajat atau konjungsi temporal sederajat merupakan konjungsi yang sifatnya setara atau sama. Biasanya, konjungsi temporal sederajat ini ditempatkan pada tengah kalimat. Dengan arti lain, konjungsi jenis ini menghubungkan kalimat majemuk setara.

Secara teknis, jenis konjungsi ini memang ditempatkan di tengah kalimat. Penulisan konjungsi temporal sederajat atau setara ini bisa ditulis secara langsung di dalam kalimat, maupun ditulis setelah adanya tanda koma yang ditambahkan di tengah kalimat sebagaimana yang biasanya dilakukan.

Biasanya, kata hubung atau konjungsi yang digunakan di dalam konjungsi jenis temporal sederajat atau setara ini misalnya adalah: lalu, kemudian, selanjutnya, setelahnya, atau dan lain sebagainya.

2. Konjungsi Temporal Tidak Sederajat

Jenis konjungsi temporal yang kedua adalah konjungsi temporal yang tidak sederajat atau konjungsi temporal tidak setara. Konjungsi jenis temporal tidak sederajat atau tidak setara ini kebalikan dari jenis konjungsi jenis sederajat yang sudah dijelaskan sebelumnya di atas.

Pengertian dari konjungsi jenis temporal tidak sederajat adalah jenis konjungsi yang kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan kalimat bertingkat atau menghubungkan kalimat yang tidak sederajat.

Lalu bagaimana penempatannya? Jika sebelumnya yaitu konjungsi temporal sederajat ini memiliki letak yaitu ditempatkan di kalimat sederajat, maka konjungsi temporal sederajat ini ditempatkan pada kalimat majemuk. Penempatan jenis konjungsi ini lebih fleksibel dibandingkan dengan jenis yang sederajat.

Hal ini karena jenis tidak sederajat ini bisa diletakkan pada awal kalimat, atau pada tengah kalimat, atau bisa juga diletakkan pada bagian akhir kalimat. Kata hubung atau konjungsi yang biasa digunakan dalam jenis konjungsi temporal tidak sederajat ini yaitu sambil, bila, apabila, sementara, ketika, semenjak, demi, tatkala, dan masih banyak lagi.

Penggunaan konjungsi temporal tidak sederajat ini biasanya menunjukkan adanya tingkatan yang berbeda pada suatu kalimat, sehingga disebut tidak setara.

44 Contoh Konjungsi Temporal

Dengan adanya penjelasan mengenai berbagai hal tentang konjungsi temporal, mulai dari pengertiannya, fungsinya bagaimana, bagaimana ciri-ciri atau karakteristiknya, dan bahkan apa saja jenis-jenis dari konjungsi tersebut, maka sebagai penulis, Anda juga harus dapat membedakan contoh-contoh dalam penggunaan konjungsi temporal.

Oleh sebab itu, di bawah ini akan diberikan beberapa contoh konjungsi temporal berdasarkan jenisnya yang dibagi menjadi dua jenis yaitu konjungsi temporal sederajat dan konjungsi temporal tidak sederajat, agar Anda dapat menggunakan kata hubung atau konjungsi dengan tepat dan penempatannya juga dengan tepat, sebagaimana mestinya.

1. Contoh Konjungsi Temporal Sederajat

Kata: Lalu

Kalimat:

– Ibu berangkat lebih dahulu ke sekolah sejak pukul 06.30 WIB tadi menggunakan kendaraan roda dua lalu ayah pukul 07.00 WIB juga berangkat ke kantor dengan mengendarai kendaraan roda dua.

– Sejak siang tadi, anak itu sudah datang dan hanya duduk termenung di depan teras lalu kakak mendekatinya dengan perlahan untuk menanyakan kondisinya karena mengetahui bahwa anak itu ternyata diusir dari rumah.

– Adinda sudah memutuskan untuk keluar dari pekerjaan yang membuatnya kurang nyaman lalu ia memutuskan melanjutkan kuliahnya dan fokus dengan pendidikannya karena ia tidak bisa membagi waktu antara sekolah dan bekerja.

– Rina sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumahnya lalu ia bergegas pergi ke dapur untuk membantu ibunya yang sedang menyiapkan makan malam keluarga.

– Tadi siang, Lina bercerita kalau ponselnya hilang lalu ia menangis sesenggukan karena menyesal telah lalai.

Kata: Kemudian

Kalimat:

– Talita akhirnya selesai mengerjakan revisi skripsinya kemudian ia memilih untuk langsung mencari pekerjaan sesuai minat dan juga pendidikan yang ia tempuh.

– Baru saja, Dito sampai rumah kemudian ia langsung masuk ke kamar dan ayah belum tahu kedatangan putra kesayangannya tersebut.

– Kakak mengetahui semua hal yang disembunyikan olehku kemudian ia mulai curiga dan bertanya-tanya tentang kondisiku saat ini.

– Ibu guru memintaku membantu mengambil dokumennya yang tertinggal di aula sekolah kemudian aku segera menuruti perintahnya karena sebentar lagi pergantian jam pelajaran.

– Karina terlihat kelelahan mencari anak kucingnya, kemudian ia berhenti sejenak dan duduk di tepi jalan sambil melamun.

Kata: Selanjutnya

Kalimat:

– Selesai makan siang, ibu selanjutnya meminta anak-anak untuk membantunya mencuci piring dan membereskan meja makan.

– Waktu ujian sudah habis, selanjutnya mahasiswa diminta untuk segera keluar meninggalkan ruangan ujian.

– Karena perlombaan ini dimenangkan oleh tim Tomi, selanjutnya ia harus bersiap melawan tim yang lebih hebat lagi.

– Tiara meminta Dinda untuk pergi lebih dahulu, selanjutnya ia menyusulnya pelan-pelan agar tidak ketahuan guru.

– Jika tugas yang diberikan oleh ibu guru sudah selesai, selanjutnya ada tugas kedua yang harus dikerjakan para murid.

Kata: Setelahnya

Kalimat:

– Laporan pekerjaan sudah diselesaikan dengan baik dengan Manda, setelahnya Manda memilih untuk segera pulang ke rumah sebelum hujan semakin deras.

– Tino memilih untuk membersihkan kotoran yang berserakan lebih dahulu, baru setelahnya ia bersantai dan beristirahat.

– Dian tidak mengaku bersalah dalam kasus itu, setelahnya ia malah pergi saja tanpa permisi.

– Ayah sudah pulang dari kantor, setelahnya beliau membersihkan diri dan menyusul kami makan malam di ruang makan.

– Adik ternyata sudah memberi makan kucing piaraanku, setelahnya ia juga membersihkan kandangnya.

2. Contoh Konjungsi Temporal Tidak Sederajat

Kata: Sambil

Kalimat:

– Sambil menangis, Dina terlihat pergi terburu-buru tanpa kami tahu apa penyebabnya.

– Sambil tertawa, Yudi tanpa rasa bersalah menghina temannya yang sedang kecewa.

– Sambil menerima telepon, kakak tetap memasak di dapur.

– Sambil memberi kabar bahwa sudah di perjalanan pulang, Ibu meminta anak-anaknya untuk bersiap.

– Sambil menonton televisi, Tian makan di ruang tengah.

Kata: Apabila

Kalimat:

– Apabila sudah merasa tidak dihargai, sebaiknya pergi.

– Apabila kamu merasa tidak enak badan, sebaiknya segera pergi ke dokter.

– Apabila sudah larut malam, sebaiknya kamu pulang diantar oleh Joko.

– Apabila terlalu lelah, sebaiknya beristirahat dulu di sini.

– Kami memilih tidak berangkat ke acara itu apabila hujan masih sangat lebat.

Kata: Sementara

Kalimat:

– Sementara ibu memasak, anak-anak sudah bersiap di meja makan dan menyiapkan alat masak.

– Sementara kakak dalam perjalanan pulang, adik sudah menunggu di sudut jalan.

– Sementara yang lain ramai dan lalu lalang di kelas, anak itu hanya terdiam dan termenung seharian.

– Ruli hanya asyik bermain ponsel, sementara ia tidak sadar bahwa adiknya jatuh ke selokan.

– Danis tidak menghiraukan perkataan sahabatnya, sementara sang sahabat sudah berusaha meminta maaf.

Kata: Ketika

Kalimat:

– Ketika kamu sudah tidak kuat, sebaiknya diakhiri saja.

– Ketika hari sudah larut malam, Intan memutuskan segera pulang ke rumah.

– Ketika Jono sakit, Joni setia mendampingi kembarannya setiap saat.

– Linda datang ketika Popi baru saja beranjak pergi.

– Ketika menyapu lantai, kakak melihat ada uang jatuh di teras rumah.

Kata: Semenjak

Kalimat:

– Semenjak Santi pergi, Bian seperti tidak ada semangat hidup lagi.

– Okan tidak pernah pergi dari rumah semenjak pandemi Covid-19 melanda.

– Sementara itu, kakek sudah duduk di depan ruang televisi.

– Untuk sementara waktu, sebaiknya kamu jangan dulu berkunjung ke rumahku.

– Tidak apa-apa jika sementara ini kamu berhalangan hadir.

Artikel Terkait:

Artikel Penulisan Buku Pendidikan