Daftar Isi
Langkah-Langkah Menulis. Menulis merupakan sebuah proses kreatif yang harus dilakukan dengan penuh keyakinan dan juga motivasi. Siapa pun pasti bisa menulis, akan tetapi belum tentu semua dapat menulis dengan baik. Oleh sebab itu, setiap penulis harus mengetahui langkah-langkah menulis yang baik dan benar agar hasil tulisannya berkualitas dan dapat diterima.
Karena menulis merupakan suatu proses kreatif, maka di dalam menjalankan proses menulis, penulis harus mengalami suatu proses atau langkah-langkah menulis yang dengan sadar atau secara sadar dilakukannya, dilihat dari hubungan satu sama lain. Sehingga hasil tulisan yang diciptakan juga memiliki tujuan yang jelas.
Bagi penulis pemula, kesulitan dalam menulis adalah hal yang pasti ditemui. Bahkan kesulitan saat menulis juga akan ditemui oleh penulis yang sudah mahir dan terbiasa menulis, terutama dalam hal teknis. Tapi kesulitan tersebut tidak lagi ditemukan ketika penulis sudah mengetahui bagaimana langkah-langkah menulis yang baik dan benar.
Sehingga penulis yang ingin menyelesaikan tulisannya tak hanya dituntut memiliki ide kreatif dan juga terbiasa menulis atau mahir di bidangnya, tetapi juga harus melakukan langkah-langkah menulis yang baik dan benar, serta tepat. Dalam arti, penulis ini diperlukan keterampilan baik keterampilan menulis maupun keterampilan teknis lain yang menunjang.
Oleh sebab itu, setiap penulis membutuhkan berbagai pendekatan sistematis dalam memulai tulisannya. Tidak bisa dipungkiri, tulisan yang baik dan sukses bukan selalu merupakan produk yang inspirasional atau bahasa lisan yang hanya dituangkan ke dalam kertas saja.
Produk tulisan yang sukses adalah ketika penulis mampu menerapkan langkah-langkah menulis dan penulis juga berhasil memahami dan menyusun ide di atas kertas, serta hasil tulisannya bisa dimengerti dan diterima oleh banyak orang. Untuk mendapatkan hasil tulisan yang baik, penulis harus memperhatikan sistematika langkah-langkah menulis.
Langkah-Langkah Menulis yang Perlu Diketahui
Langkah-langkah menulis tersebut terdiri dari membuat lima langkah penulisan: (1) langkah persiapan, (2) langkah penelitian, (3) langkah pengorganisasian, (4) langkah menulis draf, dan (5) langkah revisi. Kelima langkah tersebut harus secara sadar ditaati dan dilakukan. Tentu saja tak hanya terbatas menulis dengan komputer, tetapi menulis dengan tangan juga harus mengaplikasikan langkah-langkah menulis tersebut.
Dengan melakukan praktik langkah-langkah menulis tersebut, maka setiap proses menulis akan otomatis selalu dilakukan saat penulis akan menulis atau sedang menulis tulisan. Meski demikian, melakukan langkah tersebut bukan berarti penulis akan mendapatkan kemudahan saat menulis, melainkan penulis lebih terbiasa menulis.
Langkah-langkah menulis tersebut juga akan membuat penulis dapat mencapai tujuan menulisnya dengan tepat dan memastikan bahwa keterampilan menulisnya mencapai tujuan dan juga hasil yang tepat serta sistematis. Berikut ini adalah penjelasan mengenai langkah-langkah menulis.
1. Langkah Pertama: Persiapan
Langkah pertama dalam langkah-langkah menulis adalah proses persiapan. Sama halnya dengan melakukan aktivitas lain, menulis juga memerlukan persiapan. Persiapan yang matang dan tepat harus dilakukan agar mencapai tujuan tulisan yang diinginkan. Tahapan persiapan ini juga sama pentingnya dengan proses menulis.
Dalam proses persiapan, penulis harus menetapkan beberapa hal. Pertama adalah menetapkan tujuan tulisan, kemudian mengidentifikasi pembaca, dan terakhir menentukan batasan tulisan. Menetapkan beberapa tahap tersebut untuk menentukan bagaimana penulis menginginkan pembaca mengetahui dan melakukan hal apa setelah membaca tulisan.
a. Menetapkan Tujuan Tulisan
Karena jika tidak ditentukan, penulis bisa saja menulis dengan melewati batas karena tidak ada tujuan yang dicapai. Akhirnya hasil tulisannya juga keluar batas dan terlalu luas sehingga tidak ada gunanya. Menulis tujuan tulisan yang terlalu umum serta tidak melakukan langkah-langkah menulis sama saja membuat penulis buang-buang waktu.
Misalnya ketika penulis menulis tujuan yang terlalu umum seperti “Keistimewaan pariwisata di wilayah Jawa Tengah”, akan tidak menarik daripada menyampaikan tujuan dengan spesifik yakni, “Mengenal berbagai keajaiban dunia yang dimiliki Indonesia di Jawa Tengah dan pengaruhnya terhadap masyarakat”.
Menulis tujuan tulisan dengan jelas tersebut akan membuat pembaca lebih tertarik karena bacaannya lebih mendetail dan juga disampaikan dengan jelas pada judul dan tujuan, dibandingkan harus meraba-raba apa isi tulisan yang ada di dalamnya.
b. Mengidentifikasi Pembaca
Langkah-langkah menulis yakni mengidentifikasi pembaca harus dilakukan dengan saksama dan juga teliti. Ini berhubungan dengan subjek di dalam tulisan. Apakah pembaca yang akan membaca tulisanmu merupakan target tulisanmu, atau bukan. Minimal, penulis harus mampu mendefinisikan istilah dasar dalam menulis sesuatu.
Penulis harus membuat suasana di dalam tulisannya hidup dan tidak membosankan sehingga harus menyesuaikan dengan latar belakang pembaca atau target pembaca. Jangan juga menulis tulisan yang seolah menghina atau mendiskriminasi pembaca, sehingga pembaca tersinggung.
Jika ingin menulis buku non-fiksi mengenai pengetahuan, maka penulis juga harus mengenal dulu istilah atau bahasa yang biasa dipakai. Jangan sampai, pembaca justru merasa kesal dan bosan karena tulisan yang ia baca tidak sesuai dan terlalu umum untuk dipahami. Sehingga pengetahuan teknis juga harus dibutuhkan untuk dapat mengidentifikasi pembaca.
Misalnya, apabila ingin membuat buku mengenai ekonomi. Siapa saja kira-kira target pembacanya? Sesuaikan dengan pendidikan dan latar belakang pembaca dan juga penulis harus benar-benar memahami istilah dan bahasa yang digunakan di dalam dunia ekonomi. Jika tidak menguasai, maka tulisan juga kurang berkualitas.
Langkah-langkah menulis yakni mengidentifikasi pembaca ini juga harus disesuaikan bagaimana latar belakang tempat tinggal pembaca. Apakah pembaca merupakan masyarakat kota atau desa, atau yang berpindah-pindah? Ketika ingin memberi bacaan pada masyarakat kota, tentu saja belum semua memahami mengenai pertanian, begitu juga sebaliknya.
Oleh sebab itu, buku pengetahuan memang biasanya ditulis oleh penulis yang sudah ahli atau memang praktisi di bidangnya agar benar-benar memahami kata per kata dan juga berbagai istilah di pengetahuan tulisannya yang relevan.
c. Menentukan Batasan Tulisan
Setelah menentukan tujuan tulisan dan mengidentifikasi pembaca, otomatis penulis akan mendapatkan batas tulisan yang harus dilakukan dan diterapkan dalam melakukan langkah-langkah menulis selanjutnya. Ketika sudah menetapkan tujuan dan mengidentifikasi pembaca, maka penulis sudah mampu membedakan apa yang penting dan tidak, berdasarkan dua aspek tujuan di atas.
Saat menetapkan batasan tulisan, tetapkan dengan jelas sebelum memulai riset atau penelitian. Kamu bisa menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai apa saja aspek yang harus dipenuhi dan sesuai dengan tujuan dan target pembaca. Kemudian, tentukan batasan laporan tulisan.
Batasan laporan tulisan tersebut biasanya berupa lokasi, apa yang harus dilakukan, siapa subjek dan objeknya, bagaimana dan darimana sumbernya, dan lain sebagainya. Meski demikian, berbagai informasi tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan target pembaca agar seluruh langkah pertama yakni persiapan dapat dilakukan semaksimal mungkin.
2. Langkah Kedua: Penelitian
Langkah-langkah menulis selanjutnya adalah melakukan penelitian. Setelah didapatkan tujuan penulisan, target penulisan, dan juga batasan penulisannya. Maka penulis bisa melakukan penelitian dan berangkat dari batasan yang telah ditentukan pada tahap persiapan.
Pada dasarnya, proses atau langkah-langkah menulis merupakan proses menjelaskan suatu hal yang terjadi dan biasanya sesuatu yang tidak instan. Oleh sebab itu, penulis harus mengetahui dulu apa subjek yang akan ia tulis. Pahami dulu subjeknya dan susun seperangkat catatan saat melakukan penelitian secara utuh.
Langkah-langkah menulis selanjutnya, penulis harus membuat kerangka dari catatan yang telah dibuat dan biasanya berisi mengenai tiga sumber informasi utama. Yang pertama adalah melakukan penelitian dengan pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi, melakukan wawancara terhadap narasumber atau melakukan kuesioner tertulis, dan mengaplikasikan wawasan pribadi.
Bahan liputan baik dari buku referensi, wawancara, maupun wawasan pribadi sangat penting sebagai pegangan dalam melakukan penelitian. Misalnya di bagian pengalaman ada dua sumber, yaitu inferensi dari pengalaman dan pengalaman pribadi. Pengalaman adalah keseluruhan pengalaman yang diperoleh melalui panca indera, sedangkan inferensi merupakan simpulan dari nilai-nilai pengalaman yang kita miliki.
Pertimbangkan dengan matang tiga cara penelitian tersebut dan kemudian lakukan penelitian sesuai dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tujuan penulisan. Tentu saja, saat melakukan penelitian ini jumlah yang didapatkan saat penelitian tergantung seberapa besar tulisan yang akan kamu buat. Oleh sebab itu, penting untuk membuat catatan detail mengenai seluruh proses penelitian.
Kolaborasi bahan tersebut tentu akan semakin menguatkan hasil penelitian tetapi jika dilakukan dan juga diterapkan berdasarkan informasi yang valid, terpercaya, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga memang penting dilakukan langkah-langkah menulis yakni penelitian agar hasil tulisan lebih berkualitas.
Baca Juga:
- 7 Unsur Menulis Buku Non Fiksi
- Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi
- Teknik Menulis Freewriting
- Tips Tidak Punya Waktu Menulis
- 10 Referensi Tempat yang Cocok untuk Menulis
3. Langkah Ketiga: Pengorganisasian
Langkah-langkah menulis yang ketiga adalah tahap pengorganisasian. Tahap pengorganisasian ini merupakan langkah yang tak kalah penting. Karena tanpa tahap pengorganisasian, maka bahan-bahan yang dikumpulkan selama proses penelitian tidak akan mudah dipahami oleh pembaca.
Akhirnya, penulis melakukan langkah-langkah menulis yang sia-sia pada tahap penelitian. Oleh sebab itu, penting dilakukan pengorganisasian agar tulisan lebih efektif, baik secara proses maupun hasilnya. Tahap pengorganisasian ini menentukan urutan gagasan yang harus dihadirkan, misalnya memilih metode pengembangan yang dilakukan dan lain sebagainya.
Pada dasarnya, pemilihan metode pengembangan yang tepat ini berguna bagi penulis agar penulis dapat mengendalikan bahan-bahan dan sebagai alat untuk pembaca dapat mengikuti apa yang dituturkan dan disajikan penulis di dalam tulisannya. Sebab tak bisa dipungkiri, subjek yang ditetapkan penulis bisa saja menjadi metode pengembangannya.
Misalnya ketika kamu ingin belajar mengendarai sepeda motor. Maka pertama yang harus dilakukan adalah menyalakan motor dengan memutar kunci, kemudian memegang kendali rem, dan memencet tombol start pada motor. Itulah yang dinamakan metode pengembangan urutan yang harus ditetapkan penulis.
Ketika penulis sudah menetapkan metode pengembangan urutan, maka pembaca akan lebih mudah memahami berbagai metode pengembangan yang tersedia sehingga dapat memahami tulisan, baik makna maupun tujuannya dengan baik. Pembaca juga dapat memahami berbagai sebab-akibat yang terjadi di dalam tulisan.
Pada langkah-langkah menulis yakni pengorganisasian ini, penulis juga harus mulai membuat kerangka tulisan. Kerangka tulisan ini biasanya memuat subjek yang luas atau rumit menjadi lebih mudah dengan memecah menjadi beberapa bagian yang dapat menentukan mengalirnya tulisan dari ide satu ke ide yang lain.
Pada umumnya, di dalam langkah-langkah menulis kerangka ini memuat berbagai ketentuan pokok mengenai suatu topik yang harus dirinci atau dikembangkan. Karangan tersebut kemudian mampu menjadi jaminan dalam menyusun tulisan yang logis dan teratur, serta memungkinkan penulis mampu membedakan gagasan utama dan gagasan tambahan.
Secara garis besar, langkah-langkah menulis yakni membuat karangan ini akan memuat mengenai garis-garis besar suatu karangan atau tulisan yang akan dikerjakan. Langkah ini juga penting dilakukan agar penulis bisa memastikan tulisannya mengalir tanpa harus menghapus berbagai ide yang penting.
Di dalam kerangka tulisan, penulis bisa menekankan mengenai poin-poin kunci tulisan dan menempatkannya di bagian demi bagian. Ketika penulis mengabaikan kerangka tulisan, biasanya hasil tulisan tidak lebih terstruktur atau bahkan acak-acakan. Sehingga saat proses menulis, penulis juga tidak akan memiliki fokus dan konsentrasi yang baik karena hanya menulis berdasarkan alur pemikirannya saat itu juga.
Oleh sebab itu, diperlukan penyusunan kerangka pada tahap setelah melakukan persiapan dengan maksud agar metode pengembangan termasuk kerangka tulisan ini dapat dikembangkan dan dapat dilihat kembali ketika tiba-tiba mood menulis atau ide di dalam pikiran sedang mentok.
Langkah-langkah menulis yakni membuat kerangka tulisan ini juga bisa digunakan jika tulisanmu ingin dilengkapi dengan ilustrasi maupun diagram. Dalam tahap ini, penulis bisa menentukan bagian mana yang akan disisipi ilustrasi atau diagram dan sebanyak apa yang harus disisipi ilustrasi agar struktur tulisan tetap aman dan nyaman saat dibaca.
Tulisan yang memiliki ilustrasi atau gambar juga akan membuat pembaca lebih tertarik saat membaca tulisan. Oleh sebab itu, poin memperhatikan ilustrasi juga menjadi langkah-langkah menulis yang tak boleh dilupakan.
4. Langkah Keempat: Penulisan Draf
Setelah melakukan tiga langkah-langkah menulis di atas, langkah-langkah menulis selanjutnya adalah penulis bisa menulis draf tulisan. Menulis draf tulisan ini bisa berangkat dari bagaimana penulis sudah menentukan tujuan, target pembaca, dan juga batasan tulisan yang sudah dilakukan pada tahap persiapan.
Setelah itu, penulis bisa mengambil atau memilih metode pengembangan dan membuat kerangka tulisan, sehingga menulis draf atau menulis kalimat demi kalimat dalam tulisannya lebih mudah dan efisien. Pada langkah-langkah menulis ini, proses penulisan hanya merupakan proses memperluas kerangka tulisan menjadi kalimat-kalimat utama.
Setelah melakukan langka-langkah menulis yakni menentukan kerangka menjadi kalimat utama, langkah-langkah menulis selanjutnya yakni memperluas kalimat menjadi paragraf demi paragraf. Draf ini bisa ditulis dengan cepat, asal penulis bisa berkonsentrasi secara menyeluruh dan tidak mengubah kerangka tulisan yang sudah dibuat.
Kembangkan kerangka tulisan yang sudah dibuat dan jangan mengkhawatirkan pengantar yang dibuat, apakah sudah bagus atau belum, karena jika hal tersebut dilakukan, maka tulisanmu jadi lebih lama selesai dan tak sesuai target yang ditentukan. Selanjutnya, konsentrasi juga pada berbagai ide yang akan dituangkan.
Jangan mencoba merevisi atau mengubah berbagai kalimatnya di tengah-tengah menulis. Lakukan revisi ketika sudah selesai menulis, baca-baca lagi bagaimana tata bahasa yang digunakan, ketepatan ejaan, dan lain sebagainya untuk memastikan tulisan tersebut sudah baik dan benar.
5. Langkah Kelima: Revisi
Langkah-langkah menulis yang terakhir adalah melakukan revisi. Seperti yang sudah dijelaskan, jangan melakukan revisi tulisan dalam bentuk sesederhana apa pun saat sedang menulis. Hal tersebut justru akan merusak atau memecah konsentrasi menulis. Ikuti saja langkah-langkah menulis sampai tahap kelima yakni revisi ini.
Ketika kamu sudah memiliki draf kasar atau kerangka tulisan, anggaplah itu harus segera diselesaikan dengan baik tanpa mempedulikan bagaimana ketepatan atau benar tidaknya cara menulis. Kembangkan dengan baik kerangka karangan kemudian baru revisi ketika semua tulisan sudah ditulis sampai benar-benar selesai dan jadi susunan karya tulisan.
Baca dan evaluasi draf dari sudut pandang pembaca ketika sudah selesai menulis. Hal ini dilakukan agar penulis mampu menemukan kesalahan dan memberikan pembetulan terhadap kesalahan. Jujurlah saat melakukan revisi, ketika memang harus mengganti kerangka pemikiran atau melakukan perubahan, lakukanlah.
Tetapi jangan sampai mencoba merevisi semua tulisannya sekaligus. Penulis bisa membaca draf kasar beberapa kali dan mencari kesalahan serta melakukan pembetulan kesalahan jika ada kesalahan tulisan atau tata bahasa. Periksa juga keakuratan dan keutuhan informasi yang disampaikan.
Draf yang dipakai sebagai pegangan ini kemudian harus memberikan apa yang dibutuhkan pembaca, jangan sampai membebani saat menulis atau pada pembaca mengenai berbagai informasi yang melenceng atau keluar jalur terlalu jauh dari subjek atau objek. Hal ini juga akan membuat tulisan memiliki kualitas yang baik.
Periksa kesatuan, kekoherenan, dan peralihan draf. Jika kesatuan di dalam draf sudah mendukung ide pokok pada setiap paragraf, maka tulisanmu bisa dibilang sudah koheren dan sesuai. Hal ini juga ditentukan berdasarkan kalimat demi kalimat atau paragraf demi paragraf yang mendukung topik tulisan utama, apakah mengalir dengan jelas atau masih membuat pembaca bingung.
Periksa lagi draf yang sudah dibuat dan lakukan revisi ketika masih ada kesalahan. Berbagai revisi yang dilakukan merupakan andil yang baik terhadap jelas atau tidaknya draf yang ditulis. Periksa juga berbagai istilah yang mungkin perlu dijelaskan kembali ke pembaca. Apakah ada ambiguitas atau tidak? Apakah terkesan mengada-ada atau tidak?
Gaya draf penulisan pada langkah-langkah penulisan juga harus dibaca. Pada langkah-langkah menulis ini, gaya tulisan akan jauh lebih baik ketika selesai menulis, penulis melakukan revisi. Ini juga akan bermanfaat untuk memeriksa kalimat-kalimat tidak efektif yang kadang masih terselip di dalam tulisan.
Periksa juga ada atau tidaknya kejanggalan dan kemelencengan nada tulisan karena hal ini terbilang sulit ditemukan tetapi bisa mengacaukan struktur tulisan. Coba membaca draf dengan keras, menggunakan suara seolah-olah mendengarkan orang berbicara, dan penulis akan lebih mudah mengetahui adanya kejanggalan atau kemelencengan nada tulisan.
Terakhir, periksa hal-hal teknis mengenai tata bahasa, tanda baca, dan hal-hal mekanis, yang meliputi ejaan, singkatan, huruf besar, dan lain sebagainya. Di tahap ini, penting juga untuk menulis kata pengantar jika di tahap awal penulis belum sempat menuliskan kata pengantar. Tulis kata pengantar yang memang menyiratkan subjek yang diangkat pada tulisan dan dapat menyita perhatian pembaca.
Artikel Terkait: