Daftar Isi
Pernahkah Anda membaca atau membuat syair? Syair sangat dikenal di seluruh negeri, terutama di Indonesia. Syair adalah bentuk karya sastra Indonesia lama yang berasal dari Persia atau Arab. Syair memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan karakteristik lainnya.
Akan tetapi, syair memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri khas yang membuat karya sastra tersebut menjadi mudah dikenali. Tak heran jika syair adalah salah satu bentuk karya sastra yang kesuksesannya masih terjaga hingga saat ini. Meskipun karya sastra syair tidak sepopuler puisi baru, syair tetap memiliki keindahan tersendiri.
Bagi para pembaca atau pecinta syair, syair adalah karya sastra indah yang disusun dari bait-bait atau kata-kata yang indah yang sarat akan pesan atau makna yang terkandung di dalamnya sehingga menggugah perasaan. Untuk mengetahui apa itu syair dan bagaimana syair secara lengkap, simak penjelasan di bawah ini.
Pengertian Syair
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, syair adalah salah satu bentuk karya sastra Indonesia lama. Syair berasal dari Persia atau Arab yang memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan jenis karya sastra lainnya, sehingga syair memiliki arti tersendiri bagi para pembacanya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik atau empat baris yang berakhir dengan bunyi yang sama. Syair adalah memiliki bentuk yang terikat sehingga memiliki aturan-aturan tersendiri. Syair adalah berasal dari bahasa Arab yaitu berasal dari kata Syi’ir atau Syu’ur.
Syi’ir atau Syu’ur dalam bahasa Arab memiliki makna yaitu ‘perasaan’ atau ‘menyadari’. Kata Syu’ur tersebut kemudian berkembang menjadi ‘Syi’ru’ yang artinya ‘puisi’. Sehingga secara istilah bahasa Arab, syair adalah sebuah ungkapan perasaan yang dituangkan dalam bentuk puisi.
Dalam kesusastraan Melayu, syair adalah yang merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi di dalam perkembangannya, syair mengalami banyak perubahan sehingga mengalami berbagai modifikasi sehingga syair dibuat atau didesain sesuai dengan keadaan atau situasi yang terjadi di masa tersebut.
Pembaca syair atau pembuat syair kerap disebut sebagai penyair atau pujangga. Saat ini, syair adalah merupakan budaya Melayu yang sudah disesuaikan, sehingga saat ini, orang Melayu justru mengenali syair seiring dengan penetrasi dan terjadinya perkembangan ajaran Islam, terutama tasawuf di Indonesia.
Di negara asalnya sana, yakni di Arab, syair dibedakan menjadi dua, yaitu syair zaman Jahiliah dan syair zaman Islam. Perbedaan kedua syair adalah pada muatan religi dan keimanannya terhadap keesaan Allah SWT yang biasanya tampak pada syair zaman Islam.
Sehingga akhirnya, syair adalah cara untuk mengekspresikan suasana kalbu dan di dalam liriknya mengandung gaya bahasa yang halus namun penuh gejolak rasa dalam proses penyairannya namun tetap memuat tentang nilai dan nuansa Islami di dalam karya sastra tersebut.
Di zaman saat ini, syair adalah wadah atau media untuk dapat mengungkapkan isi hati mengenai suatu peristiwa, kejadian, seseorang, atau bahkan perasaan yang dituangkan dalam tulisan melalui karya sastra yaitu syair.
Sama seperti karya sastra yang lainnya, syair adalah karya sastra yang juga memiliki nilai kegunaan selain dapat menyampaikan suatu cerita, namun sarat akan muatan nilai mulai dari nasihat, nilai agama, nilai cinta, bermasyarakat, dan lain sebagainya.
Baca Juga:
Jenis-Jenis Majas dan Contohnya
Jenis-Jenis Paragraf dan Contohnya
Jenis-Jenis Font dan Contohnya
Ciri-Ciri Syair
Untuk membedakan syair adalah karya sastra lama dengan karya sastra lain, maka syair memiliki karakteristik atau ciri-ciri pembeda. Kemudian, ciri-ciri yang membedakan syair dengan karya sastra lainnya tersebut juga menjadi ciri khas dari syair. Di bawah ini akan dijelaskan berbagai karakteristik atau ciri-ciri dari syair.
1. Terdiri dari 4 Baris
Syair adalah karya sastra lama yang terdiri dari 4 baris. Dalam 4 baris syair tersebut, bisa terdiri dari beberapa bait. Akan tetapi, pada tiap baitnya, syair harus tetap memiliki 4 baris.
Contoh dari syair yang ciri-cirinya adalah terdiri dari 4 baris adalah berikut ini:
Janganlah engkau berbuat jahat
Janganlah engkau suka menghujat
Jadi orang rajinlah bertaubat
Agar kelak selamat di dunia dan akhirat
2. Tiap Baris Terdiri dari 4-6 Kata
Ciri-ciri atau karakteristik kedua dari syair adalah pada tiap barisnya biasanya memiliki atau terdiri dari 4-6 kata. Sehingga pada 4 baris, masing-masing baris tersebut terdiri dari 4-6 kata yang menyusun baris di dalam syair tersebut.
Contoh dari syair adalah yang ciri-cirinya adalah terdiri dari 4-6 kata adalah berikut ini:
Janganlah / engkau / berbuat / jahat (4 kata)
Janganlah / engkau / suka / menghujat (4 kata)
Jadi / orang / rajinlah / bertaubat (4 kata)
Agar / kelak / selamat / dunia / dan / akhirat (6 kata)
3. Tiap Baris Terdiri dari 8-12 Suku Kata
Selain terdiri dari 4 baris yang setiap barisnya terdiri dari 4-6 kata, karakteristik atau ciri-ciri syair adalah memiliki 8-12 suku kata pada setiap barisnya. Suku kata merupakan jumlah gabungan 1 atau lebih yang terdiri dari huruf konsonan dan 1 huruf cokal. Misalnya jika dicontohkan adalah kata “bapak” yang terdiri dari dua suku kata, yaitu “ba” dan “pak”.
Contoh dari syair adalah yang ciri-cirinya adalah terdiri dari 8-12 suku kata adalah berikut ini:
Ja / ngan / lah / eng / kau / ber/ bu / at / ja / hat (10 suku kata)
Ja / ngan / lah / eng / kau / su / ka / meng / hu / jat (10 kata)
Ja / di / o / rang / ra / jin / lah / ber / tau / bat (10 suku kata)
A / gar / ke / lak / se / la / mat / du / ni / a / a / khi / rat (12 suku kata)
4. Semua Baris Adalah Isi
Ciri-ciri atau karakteristik dari syair adalah semua baris adalah isi. Tentu saja ciri atau karakteristik ini berbeda dengan pantun, yang mana baris pertama dan kedua pantun adalah sampiran dan baris ketiga dan keempat pantun adalah isi. Berbeda dengan pantun, semua baris pada syair adalah isi.
Oleh sebab itu, ciri utama inilah yang membedakan syair dengan karya sastra lain, terutama pantun dan puisi lama lainnya. Sehingga 4 baris pada syair semuanya berisi isi. Hal ini bisa dilihat pada setiap baris yang merupakan isi, karena setiap kalimatnya memiliki inti dan juga pesan yang ingin disampaikan.
5. Syair Memiliki Rima Akhir a – a – a – a
Karakteristik atau ciri-ciri syair adalah yaitu memiliki rima atau akhiran yang semuanya sama, yaitu a – a – a – a pada tiap barisnya. Ini juga menjadi pembeda atau ciri dan karakteristik antara syair dengan puisi lama lainnya, terutama pantun. Di dalam syair, setiap barisnya pasti diakhiri dengan rima yang sama.
Contoh dari syair adalah yang ciri-cirinya adalah memiliki rima akhir a – a – a – aadalah sebagai berikut:
Janganlah engkau berbuat jahat
Janganlah engkau suka menghujat
Jadi orang rajinlah bertaubat
Agar kelak selamat di dunia dan akhirat
6. Memiliki Isi yaitu Cerita atau Pesan
Selain itu, ciri-ciri atau karakteristik lain dari syair adalah memiliki isi atau memiliki pesan yang tertuang di setiap barisnya. Sehingga, syair adalah sebuah cerita atau kisah yang biasanya mengandung unsur sejarah, agama atau filsafat, mitos, dan beberapa merupakan hasil rekaan belaka yang berisi tentang petuah atau nasihat yang bijak.
Contoh dari syair adalah yang ciri-cirinya adalah memiliki isi atau pesan adalah:
Janganlah engkau berbuat jahat
Janganlah engkau suka menghujat
Jadi orang rajinlah bertaubat
Agar kelak selamat di dunia dan akhirat
Artinya, syair tersebut meminta manusia untuk tidak berbuat jahat, tidak menghujat, dan meminta manusia rajin bertaubat agar dirinya selamat di dunia dan di akhirat.
Unsur-Unsur Syair
Selain memiliki karakteristik atau ciri-ciri khusus sehingga membedakan syair dengan karya sastra lain, syair adalah yang juga terbangun karena adanya unsur-unsur pembangun yang membangun sebuah syair. Oleh sebab itu, akan dijelaskan unsur syair adalah yang seperti apa secara lengkap di bawah ini.
Sama seperti karya sastra yang lain, syair memiliki dua jenis unsur syair adalah unsur intrinsik dan juga unsur ekstrinsik. Berikut adalah penjelasan mengenai dua unsur yang membangun sebuah syair tersebut.
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik dalam syair adalah unsur yang membangun syair tersebut dan terdapat atau tersurat di dalam isi karya sastra syair tersebut. Berikut adalah unsur-unsur intrinsik yang membangun syair.
a. Tema
Tema merupakan unsur intrinsik di dalam syair adalah yang merupakan ide pokok yang ingin disampaikan seorang penyair dan kemudian dituangkan ke dalam karya syairnya dan disampaikan kepada pembaca. Tema di dalam syair juga biasanya memuat tentang apa pokok pikiran yang akan disampaikan di dalam syair.
b. Perasaan
Unsur intrinsik kedua pada syair adalah perasaan. Unsur intrinsik perasaan ini merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh penyair di dalam karya sastra yaitu syairnya. Perasaan ini menjadi unsur khas yang mana berisi tentang cara pandang penyair, karakter yang ada, dan ungkapan lainnya.
c. Nada
Selain itu, unsur intrinsik di dalam syair adalah nada. Dalam syair, nada ini sangat penting diperhatikan, mulai dari bagaimana penekanan di dalam isi syair, baik yang memuji, menasehati, bersendau gurau, bergembira, mengejek, sedih, dan lain sebagainya.
d. Amanat
Unsur intrinsik terakhir dari syair adalah amanat. Amanat merupakan suatu pesan atau maksud yang disampaikan penyair di dalam syair adalah biasanya berisi tentang nilai-nilai yang ingin disampaikan kepada pembaca.
2. Unsur Ekstrinsik
Selain itu, unsur ekstrinsik di dalam syair adalah yang membangun syair tersebut dan biasanya tertuang di dalam syair secara tersirat. Unsur ekstrinsik yang ada di dalam syair akan dijelaskan di bawah ini.
a. Latar belakang kehidupan penyair
Bagaimana latar belakang kehidupan penyair akan menjadikan inspirasi dan juga bagaimana penyair tersebut menciptakan syair. Misalnya penyair yang masa lalu percintaannya rumit, maka biasanya ia akan menciptakan syair yang memiliki tema atau pembahasan sesuai masa lalunya.
b. Kondisi sosial budaya penyair
Selain latar belakang penyair, bagaimana kondisi sosial budaya tempat penyair hidup dan tinggal juga faktor yang membangun penyair. Bagaimana ideologi yang ia anut, bagaimana kondisi politik, kondisi ekonomi, kondisi sosial, dan lain sebagainya akan memengaruhi karya dari penyakit tersebut.
c. Pendidikan penyair
Selain itu, bagaimana pendidikan penyair juga menjadi unsur ekstrinsik yang membangun syair adalah bagaimana mereka dan seperti apa pendidikannya. Hal ini akan berpengaruh terhadap bagaimana syair yang mereka ciptakan.
Baca Juga:
21 Jenis Novel Berdasarkan Genrenya
Pengertian Novela dan Perbedaannya dengan Novel
20 Penulis Novel Terkenal di Indonesia dan Luar Negeri
Jenis-Jenis Syair
Menurut jenisnya, syair adalah dikelompokkan menjadi lima kategori. Berikut adalah jenis-jenis syair.
1. Syair Panji
Syair panji menceritakan tentang keadaan yang biasanya terjadi di kerajaan atau di dalam istana dan orang-orang yang ada di dalamnya. Ini sangat erat dengan budaya Melayu.
2. Syair Romantis
Selain syair panji, jenis lain dari syair adalah syair romantis. Syair romantis adalah yang berisi tentang percintaan dan biasanya terdapat pada alipur laram hikayat atau ada di dalam cerita rakyat yang dibuat dengan nada atau tema yang romantis.
3. Syair Sejarah
Jenis selanjutnya yakni syair sejarah. Sejarah adalah syair yang menceritakan kisah berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar biasanya berisi tentang peperangan.
4. Syair Kiasan
Syair jenis selanjutnya yaitu syair kiasan. Kiasan merupakan syair adalah yang berisi tentang percintaan makhluk selain manusia, misalnya binatang, tanaman atau tumbuhan dan lain sebagainya. Percintaan yang diceritakan tersebut seperti seolah-olah terjadi dan seperti halnya manusia tapi dalam bentuk binatang atau tumbuhan.
5. Syair Agama
Jenis syair terakhir yaitu syair agama. Merupakan syair adalah yang ditulis dengan tema atau berisi tentang muatan dan nilai agama. Syair agama sendiri dibagi menjadi beberapa jenis lagi, yaitu: (a) syair sufi, (b) syair riwayat cerita nabi, (c) syair ajaran Islam, dan (d) syair nasihat.
Contoh Syair
Setelah memahami syair adalah karya sastra lama yang memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda dengan karya sastra lainnya, maka akan diberikan beberapa contoh syair adalah agar Anda lebih mudah membedakan syair dengan karya sastra lainnya.
Jangan lalai akan perintah-Nya
Kerjakan apa yang jadi perintah-Nya
Jangan lupa beribadah pada-Nya
Dan selalu bertaubat pada-Nya
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah i’tikad diperbetuli sudah
Untuk ibu yang berharga bagiku
Selalu sabar dan bahagia di depanku
Akan ku kenang betapa berhargamu
Dan kuhabiskan waktu tuk temanimu
Tak hanya berbagi duri
Aku akan selalu ada di sisi
Andai kelak tak bersua lagi
Mari kita rangkai bahagia hati
Sultan Goa sultan yang sabar
Rajin ibadah dan sangat pintar
Punya motto amar ma’ruf nahi munkar
Pada siapapun ia belajar
Walau kamu sudah jadi orang besar
Jangan sampai bertutur kasar
Jadi pribadi yang harus sabar
Agar orang lain tak gusar
Jika kaya harus sedekah
Pandang juga orang yang di bawah
Jangan lupa terus menengadah
Minta pertolongan Tuhan dengan tabah
Miliki mimpi setinggi langit
Dan jangan jadi orang pelit
Agar kelak tak berhidup pahit
Dan jauh dari kata sulit
Harus dicontoh para pemuda
Rajin-rajin belajar sepanjang masa
Ilmu tak akan habis dieja
Untuk bekalmu sepanjang usia
Jaga janji agar selalu setia
Jangan sampai mudah tergoda
Agar hubungan panjang dan terjaga
Dan dapatkan harmonis semata
Jangan risaukan cobaan Tuhan
Semua harus tawakal dan bertahan
Tetap berdoa pada Tuhan
Agar dijauhkan dari kesulitan
Buatlah ibu hidup bahagia
Di seluruh sisa usianya
Karena usahamu tak mungkin sia-sia
Bahkan mudah menuju surga
Puan demikian sangat sempurna
Bagai cincin berhiaskan permata
Tidak ada cacat atau luka
Sehingga sejukkan pandangan jiwa
Tak pantas ku katakan cinta
Tapi aku sungguh tergila
Pada tuan yang berhati mulia
Jadilah milkku selamanya
Artikel Terkait:
Pengertian Puisi Rakyat, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contohnya
22 Jenis Puisi Beserta Contohnya
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi
Puisi Lama: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap
7 Cara Menulis Puisi yang Baik Kelas Profesional