Search
Close this search box.

Cara Membuat Footnote yang Baik dan Benar

cara membuat footnote

Cara Membuat Footnote. Saat membaca sebuah karya ilmiah atau jurnal, kamu pasti melihat ada footnote di dalamnya. Apa sih sebenarnya footnote dan bagaimana cara membuat footnote yang tepat dan baik? Sebelum kita membahas bagaimana cara membuat footnote, ada baiknya kamu harus tahu dulu apa pengertian dari footnote dan berbagai informasi lain mengenai footnote.

Dalam membuat sebuah karya ilmiah atau jurnal, terdapat elemen penting yang tidak boleh ditinggalkan bahkan harus dipelajari dan dipahami secara mendalam berupa footnote atau yang juga sering disebut catatan kaki. Fungsi dari cara membuat footnote atau catatan kaki ini adalah untuk merapikan karya tulis atau jurnal dan juga sebagai rujukan atau validasi sebuah karya tulis.

Untuk dapat memahami bagaimana cara membuat footnote atau catatan kaki, simak penjelasan mendetail di bawah ini ya.

Pengertian Footnote

Secara umum footnote atau catatan kaki yang berada di bagian bawah dari karya ilmiah tersebut berfungsi sebagai catatan atau tempat mencantumkan identitas sumber rujukan dari pengutipan informasi di bagian badan teks atau badan paragraf. Footnote atau catatan kaki digunakan sebagai keterangan tambahan sebagai informasi, istilah, dan nama-nama tertentu.

Istilah footnote atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai catatan kaki adalah sebagai daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah halaman atau akhir bab atau sub-bab pada karya ilmiah. Menurut KBBI, catatan kaki atau footnote merupakan keterangan yang dicantumkan di margin bawah halaman buku untuk menambah uraian rujukan dari naskah pokok.

Cara membuat footnote atau catatan kaki dan penempatannya biasanya terletak pada bagian belakang atau akhir dari sebuah karya ilmiah, baik yang berupa skripsi, makalah, jurnal, dan lain sebagainya. Sementara itu di dalam footnote atau catatan kaki yaitu menyatakan berbagai sumber kutipan, pendapat, keterangan, atau referensi hal yang ada di dalam teks.

Bentuk dari rujukan atau referensi footnote atau catatan kaki bisa berupa buku rujukan atau sekadar keterangan tambahan pada bagian akhir sebuah karya tulis untuk menyatakan bahwa isi di dalam karya tulis tersebut valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Itulah mengapa footnote atau catatan kaki menjadi elemen penting di dalam sebuah karya tulis.

Cara membuat footnote atau cara menulis catatan kaki ini umumnya ditulis dalam huruf yang lebih kecil dibandingkan dengan huruf pada naskah pokok atau naskah utama. Footnote atau catatan kaki yang tertulis biasanya menjelaskan dari mana asal kutipan langsung, kutipan tidak langsung, atau sumber penggalan teks dalam sebuah tulisan.

Footnote atau catatan kaki biasanya dituliskan dengan simbol angka, huruf, maupun tanda kurung yang ditulis secara berurutan dari awal sampai seterusnya. Kemudian pada setiap penggalan teks yang menggunakan footnote atau catatan kaki, akan ditandai dengan nomor subscript di akhir kalimatnya. 

Nomor subscript pada akhir kalimat tersebut kemudian langsung akan terkait dengan sumber yang terdapat pada footnote atau catatan kaki.

Kenapa Karya Ilmiah Harus Mencantumkan Footnote?

Sebuah karya ilmiah wajib mencantumkan catatan kaki atau cara membuat footnote karena footnote atau catatan kaki akan memberikan keterangan lebih lanjut mengenai hal atau informasi pada bagian tersebut, serta dapat menunjukkan asal sumber di mana sumber atau rujukan tersebut diambil.

Footnote atau catatan kaki juga harus dicantumkan guna memperkuat keabsahan sumber dari bagian teks tersebut. Tak hanya pada karya ilmiah, catatan kaki ini memiliki berbagai fungsi yang digunakan dalam urusan pembuatan jurnal, skripsi, bahkan buku sekalipun.

Baca Juga:

Fungsi Catatan Kaki (Footnote)

Seperti yang sudah dijelaskan, sebuah karya ilmiah wajib mencantumkan footnote atau catatan kaki. Oleh karenanya, tentu saja cara membuat footnote atau catatan kaki ini memiliki fungsi tersendiri sehingga diperlukan di dalam penulisan kutipan.

Footnote atau catatan kaki ini pada dasarnya berbeda dengan daftar pustaka. Perbedaannya adalah jika daftar pustaka berisi daftar yang berisi buku, makalah, jurnal, dan lain sebagainya yang biasanya berisi kutipan langsung maupun tidak langsung, sementara itu footnote atau catatan kaki adalah catatan dari teks yang dikutip dan diletakkan di bawah tulisan.

Berikut ini, beberapa fungsi dari cara membuat footnote atau catatan kaki.

– Setiap penulisan karya ilmiah atau jurnal, footnote atau catatan kaki memiliki fungsi yang sangat penting dan tak boleh ditinggalkan saat menulis kutipan. Hal ini tentu berbeda dengan daftar pustaka seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa daftar pustaka berisi tentang buku, makalah, jurnal, dan lain sebagainya yang isinya dikutip langsung atau tidak langsung.

Sementara itu, footnote atau catatan kaki ini biasanya diletakkan pada bawah karangan sehingga fungsi dari cara membuat footnote atau catatan kaki ini adalah sebagai petunjuk dan keterangan untuk memberikan laporan terkait dengan pernyataan data maupun fakta-fakta tertentu yang diungkap.

Dengan adanya footnote atau catatan kaki, maka pembaca akan lebih mudah mempelajari persoalan, halaman, bahkan sub-bab dari karya ilmiah atau jurnal yang terkait.

– Fungsi dibuatnya atau cara membuat footnote atau catatan kaki yang selanjutnya adalah sebagai bentuk rasa menghargai dan memberi penjelasan dari mana kutipan tersebut didapat. Serta agar pembaca karya ilmiah atau jurnal dapat mengetahui sumber dari kutipan yang didapatkan pada karya ilmiah tersebut.

Dengan adanya footnote atau catatan kaki, maka penulis dan juga pembaca mampu menghargai karya orang lain yang digunakan sebagai referensi atau rujukan penulisan.

– Selanjutnya, fungsi dari footnote atau catatan kaki ini adalah untuk menunjukkan referensi atau rujukan, supaya para pembaca mampu mengerti dan memahami bahwa tulisan tersebut memiliki sumber atau rujukan atau referensi. Pembaca juga dapat mengetahui mengenai ulasan yang lebih jelas mengenai berbagai istilah yang digunakan di dalam tulisan.

Footnote atau catatan kaki ini juga dibuat sebagai upaya memperluas konteks pembahasan. Sehingga ketika penulis karya ilmiah melampirkan footnote atau catatan kaki pada pembahasan yang dikutip, maka ia akan memperluas pembahasan yang didapat dan pembaca juga dapat mempelajari bahasan yang lebih luas agar dapat menghadapi studi kasus yang relevan.

– Terakhir, fungsi dari cara membuat footnote atau catatan kaki ini sebagai pernyataan atau pembahasan tertentu mengenai informasi lanjutan kepada pembaca. Dengan demikian, pembaca juga akan mendapat informasi yang lebih terperinci dan mengetahui hal-hal lain di luar pembahasan inti pada karya ilmiah tersebut.

Unsur dalam Penulisan Catatan Kaki (Footnote)

Agar dapat memahami cara membuat footnote atau catatan kaki, maka harus diketahui dulu apa unsur-unsur yang terdapat pada footnote atau catatan kaki. Setelah mengetahui berbagai unsurnya, maka akan lebih mudah dalam menerapkan cara membuat footnote.

– Nama penulis atau pengarang. Di dalam membuat footnote, diperlukan identitas penulis atau pengarang dari kutipan tersebut yang harus dituliskan di dalam kutipan. Namun gelar yang dimiliki penulis atau pengarang tak perlu ditulis.

– Judul tulisan. Selanjutnya harus menuliskan judul dari sumber tempat kutipan tersebut diambil dengan jelas dan lengkap. Cara membuat footnote yang berisi judul tulisan ini harus memerhatikan kaidah EYD di dalam menulis footnote atau catatan kaki.

– Tahun terbit. Kamu juga harus menulis tahun terbit dari kutipan yang diambil atau tahun publikasi jika kutipan tersebut berbentuk jurnal atau tulisan lainnya.

– Nomor halaman kutipan. Cara membuat footnote atau catatan kaki selanjutnya adalah harus terdapat unsur yang berupa nomor halaman kutipan. Nomor halaman kutipan ini diambil dan wajib dicantumkan. Biasanya penulisannya hanya cukup menuliskan halaman menjadi “hal.” dan diikuti oleh nomor halaman kutipan.

Aturan Penulisan Catatan Kaki (Footnote)

Untuk dapat menerapkan cara membuat footnote atau catatan kaki, maka harus tahu dulu berbagai aturan penulisan catatan kaki di bawah ini.

– Sesuai dengan urutan. Urutan yang tepat pada cara membuat footnote adalah: nama pengarang, judul buku, nama penerbit, kota terbit, tahun terbit, dan nomor halaman.

Untuk penulisan sesuai urutan, ditulis dengan rincian di bawah ini.

– Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik, dan tanpa gelar akademik.

– Judul buku setiap awal kata ditulis dengan huruf kapital, dicetak miring, digarisbawahi, dan atau dicetak tebal.

– Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan unsur demi unsur dalam catatan kaki adalah koma (,).

– Sediakan ruang atau tempat pada footnote atau catatan kaki tersebut sehingga tidak boleh lebih sempit dari 3 cm setelah penulisan catatan kaki.

– Setelah baris terakhir teks, dalam jarak 3 spasi dibuat garis yang mulai dari margin kiri sepanjang 15 ketikan dengan huruf pika atau 18 ketikan dengan huruf dite (-_.

– Jarak dua spasi dari jenis sebelumnya, dalam jarak 5-7 ketikan dari margin kiri nomor penunjukkan.

– Sesudah nomor penunjukkan, setengah spasi ke bawah diketik pada baris pertama dari footnote atau catatan kaki.

– Jarak antarbaris dalam footnote catatan kaki adalah spasi rapat, dan jarak antarcatatan kaki pada halaman yang sama adalah dua spasi.

– Baris kedua dari tiap footnote atau catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri.

Baca Juga:

Contoh dan Cara Membuat Footnote

Barulah setelah berbagai unsur kita pahami, kita masuk pada cara membuat footnote atau catatan kaki. Berikut ini contoh dan cara membuat footnote yang benar dan baik.

1. Cara Membuat Footnote dari Jurnal.

Berikut ini adalah cara membuat footnote dari jurnal yang perlu kamu ketahui.

Nomor kutipan penulis Nama Penulis, “Judul Artikel (dicetak miring)”, Volume Nama Jurnal, Nomor terbitan (Tahun), nomor halaman

Contoh:

²Yahya Saputra, “Kekerasan Terhadap Wanita dalam Hukum Islam” Asy-Syariah, Edisi 6, April 2016, hal. 15.

2. Cara Membuat Footnote dari Skripsi/Tesis/Disertasi.

Berikut ini adalah cara membuat footnote dari skripsi/tesis/disertasi yang perlu diketahui.

Nomor kutipan penulis Nama Penulis, “Judul Karya Tulis (dicetak miring)” (Kota Terbit: Penerbit, Tahun Terbit), Halaman Sumber Kutipan.

¹Adnan Syarief, Tesis: “Sistem Pendaftaran Praktikum Berbasis Laravel” (Yogyakarta: UMY, 2017), Hal. 30.

3. Cara Membuat Footnote dari Internet.

Berikut ini adalah cara membuat footnote dari internet yang perlu diketahui.

Nomor kutipan penulis Nama Penulis, “Judul Karya Tulis (dicetak miring)” (URL web, Tanggal akses, Tahun)

¹Surya Pratama, “Contoh CV” (https://namasitus.com/contoh-cv/Diakses pada 12 Desember 2017, 20:17)

Teknis Cara Membuat Footnote

1. Catatan Kaki atau Footnote dari Buku

¹Sri Utami dkk, Bahasa Inggris Level 5 (Yogyakarta: PT. Gramedia: 2003), hal. 5.

2. Catatan Kaki dari Sumber Artikel dalam Terbitan Berkala (Majalah Ilmiah, Jurnal)

¹Gemar Berkarya Hatta, “Rekam Medis Kesehatan dan Medis (Medical Records) dalam Kedudukannya sebagai Penunjang Kesehatan Nasional”, dalam Berita Arsip Nasional, No.28, Juni 1988 (Surabaya: ANRI,1988), hal. 30.

3. Sumber Artikel dalam Sebuah Buku

¹David Roberts, “Managing Records in Special Formats”, dalam Judith Ellis (ed.), Keeping Archives (Victoria: D.W. Thorpe, 1993), hal. 387.

4. Catatan Kaki dari Sumber Makalah Seminar

¹Gugun Gunawan, “Peran keluarga dan Lingkungan Tetangga dalam Pencegahan Kekerasan Seksual: Studi Kasus 10 Pelecehan Seksual Terberat 2-17”, (Makalah dipresentasikan dalam Seminar: Indonesia Kuat dari Rumah, Jakarta, Januari 2018), hal. 5-6.

5. Catatan Kaki dari Terbitan Pemerintah

¹Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyusutan Arsip, Pasal 9.

6. Catatan Kaki dari Terbitan Organisasi

¹Developing and Operating a Records Retention Programmer, ARMA, 1986, hal. 52.

7. Catatan Kaki dari Sumber Lisan Wawancara

¹Wawancara dengan Warsito, tanggal 10 November 2012 di Rumah Dinas Bupati.

Contoh Catatan Kaki dari Sumber Karya Ilmiah Tidak Diterbitkan (LTA, Skripsi, Tesis, Disertasi, dll)

¹Muryid Rahman, Skripsi, “Perkembangan Struktur Ekonomi Menengah ke Bawah Setelah Mempelajari Kecakapan Teknologi Informasi”, (Yogyakarta: UGM, 2005), Hal. 85.

Selain contoh cara membuat catatan footnotes di atas, ada pula cara membuat footnotes yang dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (1) cara membuat footnotes yang berisi URL panjang, (2) cara membuat footnotes yang berisi penjelasan panjang, dan (3) cara membuat footnotes yang berisi penjelasan dan running notes.

Seperti contoh-contoh yang akan disampaikan di bawah ini.

8. Footnote berisi URL panjang

Cara membuat footnote dan contoh catatan kaki yang berisi alamat website atau URL panjang yang dicantumkan ini biasanya menghilangkan hyperlink dan tanggal aksesnya biasanya dicantumkan di dalamnya. Jika URL-nya tidak cukup dalam satu baris, maka harus dipisahkan dengan tanda baca yaitu (“/”. “_”, “+”, “=” dan lain sebagainya). Bisa juga berupa angka atau kata tertentu.

9. Footnote berisi penjelasan panjang

Cara membuat footnote dan contoh catatan kaki yang berisi penjelasan panjang ini apabila penulis ingin memberi penjelasan tambahan dalam bentuk istilah, frase, kalimat, dan lain sebagainya.

10. Footnote berisi penjelasan dan running notes

Cara membuat footnote yang berisi penjelasan dan running notes ini apabila running notes atau referensi langsungnya merupakan penyebutan sumber rujukan yang diletakkan di teks utama di dalam sebuah karya ilmiah.

Istilah Singkatan dalam Catatan Kaki atau Footnote

Langkah agar mampu memahami cara membuat footnote atau catatan kaki yang terakhir adalah dengan memahami berbagai istilah singkatan dalam footnote atau catatan kaki. Ada beberapa istilah di bawah ini yang harus diketahui sebelum memulai cara membuat footnote.

1. Ibid

Ibid berasal dari bahasa Latin yang merupakan kependekan dari kata “ibīdem” yang artinya “tempat yang sama”. Ibid biasanya digunakan dalam penulisan footnote atau catatan kaki untuk merujuk kepada sumber yang sudah dikutip di dalam catatan kaki sebelumnya. Pada dasarnya, Ibid ini mirip dengan kata “idem” atau yang juga disingkat id., yang secara hartiaf artinya adalah “sama”.

Kata Ibid. biasanya ditulis dengan huruf miring atau digarisbawahi, kemudian diikuti halamannya.

2. Op. Cit

Op. Cit. yang harus dipahami dalam cara membuat footnote berasal dari kata “Opere Citato” yang berasal dari bahasa Latin. Arti kata Opere Citato adalah “pada karya yang telah dikutip”. Maksudnya, Op. Cit. ini digunakan untuk menjelaskan bahwa kutipan yang ditulis pada catatan kaki berasal dari sumber yang sama dan telah disebutkan sebelumnya.

Namun, halamannya tidak sama dan sempat diselingi oleh sumber yang lain. Penulisan Op. Cit yang tepat adalah: nama pengarang, Op. Cit., halaman.

3. Loc. Cit

Sementara itu, Loc. Cit yang berasal dari kata “Loco Citato” dari bahasa Latin ini memiliki arti “pada tempat yang telah dikutip”. Maksudnya, Loc. Cit ini digunakan dengan teknis yang sama dengan Op. Cit. Namun, ada ketentuan bahwa halaman yang dikutip tersebut sama dengan kutipan sebelumnya.

Penulisan Loc. Cit, adalah: nama pengarang, Loc. Cit., halaman. Jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, maka setelah nama harus diikuti judul bukunya.

4. Singkatan lainnya yang biasa dipakai di jurnal-jurnal Amerika

Selain Ibid, Op. Cit, dan Loc. Cit, terdapat pula singkatan lainnya yang biasanya dipakai di jurnal-jurnal di Amerika. Misalnya seperti di bawah ini:

– Supra: Supra biasa digunakan karena sudah terdapat lebih dulu pada teks yang sama.

– Infra: Infra digunakan dengan melihat artikel atau tulisan yang sama di bawah.

– c. atau ca.: merupakan singkatan dari circa yang artinya kira-kira atau sekitar tahun.

– Cap atau chap: merupakan singkatan dari caput yang berasal dari bahasa Latin, atau chapter yang berasal dari bahasa Inggris, yang artinya bab.

– Et.seq: merupakan singkatan dari et sequens yang memiliki arti halaman-halaman berikutnya.

– Passim: memiliki arti tersebar sana-sini, atau kompilasi.

– C.f atau conf.: yang artinya dibandingkan dengan.

Artikel Terkait:

Artikel Penulisan Buku Pendidikan