Search
Close this search box.

Cara Menulis Sitasi Dari Jurnal, Buku, dan Website

cara membuat sitasi | sitasi

Sitasi menjadi salah satu hal penting dalam menyusun karangan ilmiah. Penulisan sitasi pun mempunyai aturannya tersendiri berdasarkan sumber-sumbernya. Mulai dari jurnal, buku, ataupun website.

Bagaimana cara menulis sitasi dari jurnal, buku, dan website? Simak artikel di bawah ini ya!

Apa Itu Sitasi?

Pernah mendengar sitasi? Sitasi adalah upaya penulis untuk mencuplik kalimat dari penulis lain yang hendak disampaikan kepada pembaca.

Sitasi merupakan hal wajib yang ada dalam penulisan buku akademik, ataupun tulisan yang berbau ilmiah lainnya.

Karena mencuplik, tentu saja penting sekali menuliskan sumber. Bagaimanapun juga, pencuplikan ini salah satu bentuk menghormati dan bentuk kejujuran atas hak kekayaan intelektual. Setidaknya dengan mencantumkan sumber, akan terhindar pula dari plagiarisme.

Barangkali Anda masih ragu setiap kali menulis sitasi. Atau mungkin masih bingung dan tidak tahu bagaimana penulisan sitasi yang benar dan tepat. Penulisan sitasi yang benar ada beberapa catatan yang harus Anda pahami. Apa saja? Anda bisa simak beberapa ulasan di bawah ini. 

Macam-Macam Sumber Sitasi

Sitasi dapat diambil dari berbagai sumber berikut ini :

  1. Buku: penulis, judul buku, tempat penerbitan, penerbit, tanggal penerbitan, dan nomor halaman jika sesuai. [8]
    Jurnal: penulis, judul artikel, judul jurnal, tanggal terbit, dan nomor halaman.
  2. Surat kabar/news paper: penulis, judul artikel, nama surat kabar, judul bagian dan nomor halaman jika diinginkan, tanggal penerbitan.
  3. Situs web: penulis, judul artikel dan publikasi jika sesuai, serta URL, dan tanggal saat situs diakses.
  4. Puisi: garis miring spasi biasanya digunakan untuk menunjukkan baris terpisah dari puisi, dan kutipan dalam kurung biasanya menyertakan nomor baris. Misalnya: “Karena aku harus mencintai karena aku hidup / Dan hidup di dalam diriku adalah apa yang kamu berikan.” (Brennan, baris 15-16). [9]
  5. Wawancara: nama pewawancara, deskriptor wawancara (mis. Wawancara pribadi) dan tanggal wawancara.

Baca Juga:

5 Aturan Penulisan Sitasi Yang Benar

Secara sekilas, penulisan sitasi harus mengikuti beberapa aturan. Karena selama ini banyak sekali penulisan sitasi yang kurang tepat dan terkesan asal dalam penulisan. Lantas, apa saja aturan yang perlu dipahami oleh penulis?

Sedang menulis karya ilmiah? Panduan ini cocok untuk Anda yang sedang menulis karya ilmiah dalam bentuk buku dengan benar, cepat, dan mudah.
GRATIS! Ebook Panduan Menulis Buku [PREMIUM]

1. Penempatan Sitasi

Penulisan sitasi dapat ditulis di bagian awal dan di bagian akhir kutipan.

2. Penulisan Nama Penulis

terkait penulisan nama penulis, maka penulisan nama hanya ditulis nama belakangnya dulu, baru diikuti dengan nama depan si penulis. Barulah diikuti sumber kutipan tersebut dicetak atau diterbitkan pada tahun berapa.

Barulah diikuti dengan kutipan yang hendak diambil. Satu catatan tambahan nih, terkait dengan penulisan tahun, dipisahkan oleh tanda koma (,) setelah penulisan nama belakang. 

3. Jumlah Penulis

Apabila sitasi tersebut ditulis lebih dari satu orang, misal dua orang. Maka kedua nama penulis wajib dituliskan atau dicantumkan dan menggunakan kata hubung ‘dan’.

Hanya saja penulisan ‘dan’ menggunakan simbol ‘&’. Jadi setiap kata hubung tidak dibolehkan menggunakan ‘dan’ ataupun ‘and’ sekalipun literatur berasal dari bahasa asing.

Kecuali jika isi dari naskah karya ilmiah yang Anda tulis menggunakan bahasa inggris, maka kata hubung bisa menggunakan bahasa asing ‘and’.

4. Penulisan dkk/ et al.

Keempat, Apabila penulisan sitasi didapati penulisnya lebih dari dua, maka cukup ditulis satu penulis saja. Dibagian belakang barulah ditambah et al. yang diambil dari (and others), atau bisa pula disederhanakan dengan istilah dan kawan-kawan (dkk). 

5. Literatur Terjemahan

Khusus penulisan sitasi yang diambil dari literatur terjemahan (berlaku untuk artikel, dan buku) maka yang harus dituliskan bukan penerjemahnya, melainkan penulis aslinya. Setelah itu, barulah diikuti oleh tahun terbit literatur asli. Pertanyaannya adalah, si penerjemah dituliskan dimana? Jadi penerjemah dituliskan di daftar pustaka.

Cara Penulisan Sitasi dari Jurnal, Buku dan Website

Cara menulis sitasi dari jurnal ternyata ada beberapa metode penulisan yang seharusnya dikuasai. Karena ada beberapa catatan secara teknis penulisan.

Misalnya, cara penulisan sitasi jika posisinya berada di awal kalimat atau awal teks ada pula kutipan yang ditulis di akhir kalimat. Langsung saja, simak beberapa alasannya sebagai berikut.

Penulisan sitasi dapat dibagi menjadi dua yaitu :

Brief : Mengacu pada cara sebuah karya dikutip baik di badan teks atau di catatan kaki.

Full : Mengacu pada cara kutipan itu akan dikutip dalam bibliografi atau daftar pustaka

1. Menulis Sitasi Di Kalimat Awal Teks

Tidak dapat dipungkiri banyak orang yang merasa bingung dan tidak tahu bagaimana cara penulisan sitasi yang benar. Karena memang ada beberapa model. Nah, setidaknya ada beberapa catatan yang harus dipahami dalam menuliskannya, di antaranya sebagai berikut. 

a. Menulis Sitasi dengan Satu Penulis 

Nah, ada beberapa cara menulis sitasi yang ditulis oleh satu penulis dengan benar. Pertama dapat ditulis tanpa menggunakan halaman, dan kedua tidak menggunakan halaman.

Contoh penulisan sitasi satu penulis di awal kalimat: 

  • Nama belakang (tahun)

Andre (2020) menyatakan bahwa ….

  • Nama belakang (tahun: halaman)

Menurut Irukawa (2020: 99), diksi adalah …

b. Menulis Sitasi Dua Penulis 

Penulisan sitasi 2 pengarang/penulis adalah dua nama akhir penulis dipisahkan menggunakan kata hubung ‘dan’ atau dengan simbol (&), lalu diikuti dengan tahun.

Contoh penulisan sitasi dua penulis di awal kalimat:

Irukawa dan Hanifa (2020) menyebutkan bahwa sitasi merupakan hal wajib yang ada dalam penulisan buku akademik, ataupun tulisan yang berbau ilmiah lainnya.

Contoh penulisan sitasi dua penulis di akhir kalimat:

Sitasi merupakan hal wajib yang ada dalam penulisan buku akademik, ataupun tulisan yang berbau ilmiah lainnya (Irukawa & Hanifa, 2020)

Itu lah cara menulis sitasi 2 orang dengan benar, lalu bagaimana dengan lebih dari dua orang atau penulis?

c. Menulis Sitasi yang Lebih Dua Penulis

Tentu saja berbeda secara teknis penulisan sitasi yang jumlah penulisnya lebih dari dua. Maka penulisan dapat dilakukan dengan cara menyingkat dengan kode et al.. Misalnya seperti berikut ini. 

Cara menulis sitasi yang benar lebih dari dua penulis adalah nama akhir penulis pertama diikuti dengan “et al.” dan tahun. Hindari kesalahan cara penulisan et al. dan ketahui cara penulisan et al. yang benar. Segera perbaiki agar minim revisi.

Contoh penulisan sitasi lebih dari dua penulis di awal kalimat:

Irukawa et al. (2020) menyebutkan bahwa sitasi merupakan hal wajib yang ada dalam penulisan buku akademik, ataupun tulisan yang berbau ilmiah lainnya.

Contoh penulisan sitasi lebih dari dua penulis di akhir kalimat:

Sitasi merupakan hal wajib yang ada dalam penulisan buku akademik, ataupun tulisan yang berbau ilmiah lainnya (Irukawa et al., 2020)

2. Cara Menulis Sitasi dengan Dua Sumber Referensi atau Lebih

Jika di poin sebelumnya disebutkan cara menulis sitasi dari jurnal yang diambil dari satu sumber. Nah, jika kutipan diambil lebih dari satu sumber, tentu saja penulisannya pun akan berbeda, akan tampak seperti berikut. 

Contoh: Elisa (2019, 2020)

Jika ingin ditulis disertai dengan tahun terbit sama, maka penulisannya harus dibedakan. Contoh sebagai berikut Irukawa (2009a, 2009b)

Nah, akan berbeda lagi jika penulisan sitasi mengambil dari berbagai sumber. Penulisan sitasi lebih dari 1 sumber adalah sitasi setiap sumber dipisahkan dengan tanda titik koma (;). Contoh:

Sitasi merupakan hal wajib yang ada dalam penulisan buku akademik, ataupun tulisan yang berbau ilmiah lainnya (Irukawa, 1999; Rahmad & Fanny, 2000; Adel et al., 2009)

Selanjutnya Anda perlu tahu cara menulis daftar pustaka dengan benar berdasarkan sumbernya. Cek apakah penulisan daftar pustaka Anda sudah benar melalui cara menulis daftar pustaka dari jurnal, internet/website, undang-undang, dan buku.

3. Cara Menulis Sitasi Tidak ada Nama Penulis

Tidak dapat dipungkiri, saat membuat sitasi, akan ada beberapa referensi yang tidak mencantumkan nama penulis. Maka dari itu, ada beberapa tips cara menuliskan ke dalam sitasi.

Misalnya, kita bisa mencantumkan atau menyebutkan lembaga atau badan yang tertulis di identitas buku. Sebagai contoh, sebagai berikut. 

Menuru Badan Pusat Statistik (2009)….

Ikatan Dokter Gigi Indonesia (2020) berpendapat …

Dari beberapa ulasan yang singkat di atas tentang cara menulis sitasi dari jurnal, semoga memberikan pencerahan. Pada dasarnya menuliskan kutipan itu mudah dan tidak ribet. Bagi yang baru pertama kali menuliskan sitasi, memang terkesan kaku. Sebentar-sebentar harus melihat teknis penulisannya.

Tenang, karena seiring berjalannya waktu, jika sudah biasa menuliskan sitasi dari jurnal akan lebih mudah dan dilakukan di luar kepala.

Atau mungkin Anda sering membuat karya ilmiah atau semacamnya, namun tidak pernah peduli dengan aturan yang benar penulisan sitasi? Setidaknya dari tulisan ini Anda setidaknya tahu bagaimana penulisan yang tepat. 

Baca Juga:

Contoh Penulisan Sitasi

1. Penulisan Sitasi dari Buku

Full (dalam daftar pustaka) : Suranto, D.F. dan Dewa, P.W. (1999). Panduan Menulis Buku. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Brief (dalam kutipan / catatan kaki): Suranto and Dewa, 1999

2. Penulisan Sitasi dari Jurnal

Full: O’Gorman, E. (1999). Detective fiction and historical narrative. Greece and Rome. 46, 19-26.

Brief: O’Gorman, 1999

Dari jurnal online : Farrell, L.G. (2013). Challenging assumptions about IT skills in higher education. Journal of Learning Development in Higher Education, 6. Available at http://www.aldinhe.ac.uk/ojs/index.php?journal=jldhe&page=article&op=view&path[]=173&path[]=138.

Lalu, begini cara menulis daftar pustaka dari buku dan jurnal.

3. Penulisan Sitasi dari Undang-undang / Perpu

Nah, ada juga kasus sumber referensi yang tidak menyebutkan nama, tetapi menyebutkan Perundang-undangannya. Maka, penulisannya bisa seperti berikut. 

Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 …

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 17 Tahun 2010.

4. Penulisan Sitasi dari Website

Dalam daftar pustaka : Sherman, C. (2000). The invisible web. Online at http://web.freepint.com/go/newsletter/64#feature, accessed 25 November 2007.

Kutipan / Sitasi: Sherman (2000)

Dalam daftar pustaka : Sport for all. (n.d.). Trampolining for the elderly. Online at http://www.sportforall/trampolining/elderly, accessed 12 July 2014.

Kutipan/sitasi: Sport for all, n.d.

Setelah tahu cara sitasi dari website, ketahui cara menulis daftar pustaka dari website.

Cara Menulis Sitasi di Microsoft Word

Microsoft Word menjadi perangkat lunak paling setia bagi para penulis buku atau penyusun karya ilmiah.

Program pengolah kata ini dilengkapi dengan kemampuan menulis referensi, seperti daftar pustaka dan sitasi. Perujukan dan penyusunan referensi sudah cukup memadai, meskipun penelusuran dan penyimpanan pustakanya belum bisa dilakukan secara otomatis dari internet.

Penggunaan sitasi cukup penting dalam menulis buku atau karya ilmiah. Sitasi digunakan sebagai pendukung gagasan. Sitasi juga wajib ditulis dalam rangka memberikan pengakuan karya dan penghargaan kepada penulis yang dirujuk.

Selain itu, kutipan juga disertakan untuk menghindari tindakan pencurian akademik atau plagiarisme. Dengan menggunakan sitasi, berarti seorang penulis memberikan referensi secara jelas dan tepat kepada membaca mengenai materi terkait.

Tentu penulis ataupun pengguna Microsoft Word ingin membuat kutipan di Microsoft Word secara instan atau otomatis. Tetapi, tahukah Anda bagaimana caranya? Cara-cara di bawah ini dapat Anda simak dengan baik dan terapkan ketika menulis buku, karya ilmiah, dan lain sebagainya.

  1. Ketika akan mengutip, tulis kalimat yang ingin dikutip dari sumbernya terlebih dahulu.
  2. Pastikan kursor terletak di belakang kalimat, atau di belakang tanda titik (.)
  3. Selanjutnya, klik Tab References dan pilih Insert Citation.
  4. Kemudian pilih Add New Source, lalu akan muncul kotak Create Source. Dalam kotak tersebut, Anda bisa memilih sendiri tipe sumber atau referensi yang akan digunakan. Sumber dapat berupa buku, artikel jurnal, laporan, bagian dalam buku, dan sebagainya. Ada juga pilihan bahasa.
  5. Di kolom bibliografi, Anda bisa menuliskan nama penulis di bagian Author. Nama penulis bisa dituliskan secara lengkap dengan klik Akan ada isian-isian lengkap mengenai nama penulis, baik nama belakang, nama tengah, maupun nama depan. Klik Add dan OK untuk menambahkan nama penulis secara lengkap.
  6. Masih di bagian Author, jika referensi yang dipakai merupakan hasil tulisan institusi, maka Anda bisa mengisikan bagian Corporate Author.
  7. Tambahkan juga judul sumber atau referensi yang digunakan. Sertakan juga tahun terbit, penerbit buku, dan kota penerbitan.
  8. Untuk menampilkan isian lengkap dari bibliografi, klik bagian Show All Bibliography Fields.
  9. Jika Anda telah selesai menuliskan sitasi, klik OK. Berikutnya akan muncul in text pada kursor yang terakhir tadi.
  10. Perlu diperhatikan bahwa in text bisa dihapus jika tidak menggunakan format referensi in-text. Referensi yang telah dihapus akan tetap muncul pada Daftar Pustaka saat Bibliography selesai dibuat.
  11. Apabila sumber sitasi telah dimasukkan secara keseluruhan, Anda bisa berpindah ke halaman Daftar Pustaka. Biasanya halaman ini terletak di bagian akhir.
  12. Untuk membuat sinkronisasi sitasi dengan Daftar Pustaka, klik Reference, lalu Bibliography.
  13. Daftar Pustaka kemudian akan muncul secara otomatis. Format Daftar Pustaka masih dapat disesuaikan seperti format yang Anda ingin gunakan. Anda bisa mengubah tulisan “Bibliography” menjadi Daftar Pustaka pada halaman yang berisi referensi-referensi tersebut. Selain itu, Anda juga dapat mengubah format gaya tulisan dengan font, size, dan spasi sesuai yang diinginkan.
  14. Daftar Pustaka dituliskan berbeda dengan paragraf pada umumnya. Berbeda dengan teks, Daftar Pustaka dituliskan menjorok ke dalam di baris kedua dan seterusnya. Untuk membuat format tersebut, Anda bisa memanfaatkan Hanging Indent dengan menggesernya agar menjorok ke dalam.
  15. Penggunaan tipe Daftar Pustaka juga bisa diubah-ubah. Ada beberapa style yang bisa dipilih, misalnya APA, Chicago, Turabian, dan lain-lain. Perubahan style juga nantinya akan memengaruhi perubahan penulisan referensi secara otomatis.

    Jika style belum terdapat pada bagian Tab Reference Microsoft Word Anda, silahkan unduh sendiri style yang Anda inginkan. Anda bisa mengunjungi laman Bib World melalui link/URL ini: http://bibword.codeplex.com/wikipage?title=Styles# atau http://bibword.codeplex.com/releases/view/15852.

    Hasil download bisa diekstrak dengan format file (.XSL). Kemudian untuk mengecek hasil unduhan, Anda bisa menutup terlebih dahulu Microsoft Word, membukanya kembali dan melihat style yang diunduh telah tertera di Tab Reference.
  16. Dalam menambahkan sumber atau referensi lain, prosesnya tidak berbeda dari proses awalnya. Hanya saja, di bagian atas dapat Anda klik Update Citations and Bibliography. Bagian atas yang dimaksud di sini adalah bagian atas Daftar Pustaka yang telah dibuat.
  17. Merapikan Daftar Pustaka bisa dilakukan berulang-ulang.
  18. Koleksi sumber acuan yang telah diinput dapat diketahui dengan klik References, lalu Manage Source. Sumber-sumber atau referensi yang dapat muncul di Daftar Pustaka adalah referensi yang hanya dimasukkan dalam Current List. Jika sumber belum dimasukkan, maka bisa dipindah dari Master List ke Current List dengan memilih

Baca Juga:

Dengan menerapkan cara-cara tersebut, referensi dan daftar pustaka bisa disertakan dan disinkronkan dalam naskah buku maupun karya ilmiah.

Efisiensi dalam memanfaatkan peralatan atau tools di Microsoft Word ini juga membuat pekerjaan Anda dalam menulis buku menjadi lebih rapi. Hal ini lebih memudahkan si penulis daripada ia harus menginput sumber secara manual.

Sayangnya, terdapat kelemahan dalam manajemen referensi dengan menggunakan Microsoft Word.

Tidak adanya tautan atau (attachment) dengan sumber referensi atau tautan dengan format PDF. Hal ini mengakibatkan adanya kesulitan untuk melacak sumber rujukan apabila akan dibaca kembali.

Namun hal ini bukan berarti Anda tidak perlu menggunakan kelengkapan Microsoft Word tersebut. Anda akan lebih dimudahkan dengan kelengkapan yang ada daripada harus berepot-repot menyertakan sitasi secara manual.

Sinkronisasi sitasi dengan Daftar Pustaka juga mempermudah langkah Anda dalam menulis buku menggunakan Microsoft Word.

Pertanyaan Seputar Sitasi :

Apa yang dimaksud dengan sitasi?

Sitasi adalah upaya penulis untuk mencuplik kalimat dari penulis lain yang hendak disampaikan kepada pembaca. Pencuplikan ini salah satu bentuk menghormati dan bentuk kejujuran atas hak kekayaan intelektual. Setidaknya dengan mencantumkan sumber, akan terhindar pula dari plagiarisme.

Sitasi 2 penulis apa?

Penulisan sitasi dari sumber yang memiliki 2 pengarang adalah nama akhir penulis tersebut wajib ditulis dan dipisahkan menggunakan kata hubung ‘dan’ atau dengan simbol (&). Seperti : Irukawa & Hanifa (2020)

Sitasi diletakkan dimana?

Penulisan sitasi dapat ditulis di bagian awal dan di bagian akhir kutipan.

Apa perbedaan sitasi dan referensi?

Salah satu perbedaan sitasi dan referensi adalah dari peletakannya. Sitasi dituliskan diakhir atau diawal kalimat yang dikutip sedangkan referensi ditulis diakhir karya dan berada di halaman tersendiri.


Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.

Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.

Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.

Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:

Artikel Penulisan Buku Pendidikan